Roma, Italia. Pada Rabu (1/3/2023), P. Viktor Doddy Sau Sasi, CMF mengikuti ujian Doktoral di Aula Paulus VI Universitas Kepausan Lateran, Roma. Pada kesempatan tersebut, P. Doddy Sasi mempertahankan tesisnya yang berjudul “La Responsabilità del Superiore Provinciale Sui Beni Temporali alla Luce del Canone 636 e La Sua Applicazione al Diritto Propio della Congregazione dei Missionari Clarettiani” (Tanggunggjawab Superior Provinsial Terhadap Harta Benda Gereja dalam Terang Kanon 636 dan Aplikasinya pada Hukum Khusus dari Kongregasi Misionaris Claretian).
Tesis yang dikembangkan oleh imam kelahiran Umatoos, Besikama ini terdiri atas empat konsep besar. Konsep yang pertama berbicara tentang tanggungjawab, kemudian diikuti dengan penjelasan konsep kedua tentang harta benda Gereja dan harta benda religius. Pada konsep yang ketiga, P. Doddy Sasi membedah kanon Hukum Gereja nomor 636 secara eksegetis. Tesis tersebut ditutup dengan bagian keempat tentang kontribusi atau aplikasinya bagi hukum khusus Kongregasi Misionaris Claretian.
Menurut P. Doddy Sasi, tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memberikan kontribusi kepada Kongregasi. Diharapkannya bahwa tesis ini bisa memberi andil bagi para superior provinsi agar lebih mudah dalam mengelola harta benda Gereja dan harta benda religius. P. Doddy mengharapkan agar tesisnya bisa berkontribusi dalam melahirkan suatu guideline bagi para superior dalam mengelola harta benda.
P. Doddy Sasi menuturkan bahwa dirinya sempat cemas dan khawatir sebelum mengikuti ujian doktoral. Namun, dengan tenang pastor yang ditahbiskan pada tahun 2014 silam ini bisa mengadakan presentasi dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan para penguji dengan baik. Bahkan P. Doddy Sasi sempat merasa “biasa saja” saat ujian sedang berlangsung. Setelah itu, P. Doddy Sasi merasa sangat bersukacita bisa menyelesaikan ujian tersebut, terlebih setelah mendengar hasil yang dibacakan penguji.
Ujian yang berlangsung hampir selama satu jam tersebut diawali dengan presentasi tesis dari P. Doddy Sasi, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari tiga penguji. Ujian tersebut diakhiri dengan pengumuman hasil ujian di mana P. Doddy Sasi berhasil meraih predikat “Summa cum Laude” dan berhak menyandang status Doktor Hukum Gereja.
Ujian doktoral dari P. Doddy Sasi ini dilangsungkan secara terbuka. Dengan demikian, hadir dalam ujian tersebut adalah Lina Yanti (perwakilan Kedutaan Republik Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan), rekan-rekan Misionaris Claretian dan para sahabat kenalan yang sedang bermisi di Roma.
Sebagai informasi, secara keseluruhan, P. Doddy Sasi menyelesaikan perutusan dari Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste untuk studi di Kota Abadi Roma dalam tempo lima tahun. Rinciannya, studi lisensiat (S2) diselesaikan dalam tempo tiga tahun, dan studi doktoral (S3) diselesaikan dalam tempo dua tahun empat bulan.
Profisiat untuk P. Doddy Sasi, CMF yang telah menyelesaikan studi Hukum Gereja di Universitas Kepausan Lateran, Roma dengan hasil yang sangat luar biasa!
Bogor, Jawa Barat. Prefektur Kaum Muda dan Aksi Panggilan bersama tim menggelar Pelatihan Pengembangan Pastoral Kaum Muda di Wisma Lestari Cikanyere, Bogor, pada 20-24 Februari 2023.
Pelatihan tersebut diikuti oleh P. Krisantus E. Nurak, CMF; P. Paul Jeraman, CMF; Br. Hieronimus Ngampu, CMF; P. Kristoforus Landur, CMF; dan P. Edvan Andreas Ru’u, CMF. Pelatihan tersebut difasilitasi oleh Para Suster Sang Timur (PIJ). Para suster PIJ sendiri sudah malang melintang dalam memberikan pelatihan untuk pastoral anak-anak dan kaum muda.
Dalam pelatihan yang digelar di Wisma Lestari milik para Suster PIJ ini, P. Isto dan kawan-kawan diberikan salah satu metode dalam berpastoral dengan anak-anak dan kaum muda. Metode yang mereka berikan sederhana tetapi sangat kekinian dan menyentuh dunia anak-anak dan kaum muda.
P. Isto selaku prefektur Kaum Muda dan Aksi Panggilan mengutarakan pendapatnya terkait dengan pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan ini memberikan banyak inspirasi bagi para peserta dalam mengembangkan kerasulan bagi anak-anak dan kaum muda. Senada dengan P. Isto, Br. Hiron mengatakan bahwa pelatihan ini bukan hanya menambah khazanah berpastoral tetapi juga memberikan nilai-nilai yang sangat berguna bagi kami. “Pelatihan ini serasa retret”, imbuhnya.
Sr. Veronica, PIJ selaku fasilitator pelatihan ini sangat senang dengan antusiasme para misionaris Claretian yang mengikuti pelatihan ini. Baginya, selain memberikan pengalaman kepada para Claretian, pelatihan ini juga memperkaya dirinya sebagai seorang suster Sang Timur.
Pelatihan bersama para suster PIJ berakhir pada Rabu (22/2/2023). Selanjutnya, pada 23-24 Februari 2023, Tim Kaum Muda menyusun Program Pastoral Kaum jangka panjang untuk misi kaum muda dalam Delegasi ke depannya. P. Valens Agino, CMF yang memimpin pertemuan tersebut.
Semoga kegiatan ini memberikan inspirasi baru dalam menghidupkan dan mengembangkan pastoral kita untuk anak-anak dan kaum muda.
Salam In Corde Matris dari Wisma Lestari Cikanyere Bogor.
Lasiana, Kupang. Komunitas SEPEKita kembali menggelar kegiatan khusus dalam pertemuan rutin bulanan pada Rabu (15/02/2023) kemarin, bertempat di Aula Claret. Dalam pertemuan tersebut, Komunitas SEPEKita mengundang kelompok tani Claret dan kelompok Anak Muda Claretian (AMC).
Pertemuan rutin bulanan tersebut memiliki tiga agenda besar, yakni pembuatan pupuk organik NPK cair oleh tim ekologi SEPEkita, sosialisasi rencana kerja SEPEKita pada tahun kalender 2023 kepada para anggota dan para peserta undangan, dan pembicaraan mengenai kolaborasi antara Komunitas SEPEKita bersama kelompok tani Claret dan kelompok AMC dalam kegiatan-kegiatan nantinya.
Pelatihan membuat pupuk organik NPK cair ini berbahan dasar eco enzyme. Pupuk ini sangat ramah lingkungan dan efektif untuk mengambalikan kesuburan tanah. Promosi pembuatan pupuk tersebut sangat diharapkan menjadi jawaban bagi para petani yang mengalami kelangkaan pupuk dan sekaligus menjadi salah satu jawaban atas kepedulian kita bersama pada pelestarian alam ciptaan. Dalam kegiatan ini dihasilkan 145 liter pupuk organik NPK cair.
Selain pelatihan pembuatan pupuk organik NPK cair, Komunitas SEPEKita juga mensosialisasikan salah satu program fokusnya di tahun ini yakni pengambilbagian dalam penanganan tengkes (stunting) di NTT. Aksi ini akan berfokus pada pemberian makanan tambahan untuk anak, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui). Makanan tambahan ini berupa olahan pangan lokal yang kaya gizi yang merupakan hasil racikan komunitas SEPEKita.
Tujuan dari komunitas SEPEKita mengundang kelompok tani Claret dan kelompok AMC adalah agar ketiganya bisa berkolaborasi dalam membangun misi bersama dari kerasulan Para Misionaris Claretian. Tiga kelompok yang berada di bawah payung kerasulan CMF Indonesia-Timor Leste tersebut mencoba untuk bekerja sama dalam menjawab tantangan zaman yang kian berubah.
Pertemuan rutin bulanan komunitas SEPEKita dihadiri oleh anggota-anggota Komunitas SEPEKita sendiri, kelompok tani Claret berjumlah 3 orang, dan AMC berjumlah 7 orang.
Kupang, Indonesia. Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste kembali mengadakan Pekan Hidup Bakti (PHB) edisi ke-13. Tema yang diangkat dalam PHB XIII kali ini adalah “Dipanggil Menjadi Seniman Perdamaian”. PHB ke-13 2023 ini dilaksanakan secara daring via zoom pada 2-4 Februari 2023.
PHB ke-13 2023 kali ini mengundang beberapa pembicara untuk menyampaikan materi seputar kehidupan membiara dalam kaitannya sebagai pembawa perdamaian. Mereka adalah P. Yeremias Nardin, CMF, P. Valens Agino, CMF, P. Agustinus Supur, CMF, Sr. Caroline Naibaho, KYM, dan P. Andi Suparman, MI. P. Martin Harun, OFM sedianya diundang sebagai salah satu pembicara, namun yang bersangkutan berhalangan dengan alasan kesehatan.
Adapun para pembicara tersebut menyampaikan materi dari berbagai sudut pandang, yakni dari sudut pandang filsafat, sudut pandang kitab suci, sudut pandang teologi, sudut pandang hidup komunitas, dan sudut pandang misi.
PHB ke-13 2023 ini dihadiri oleh berbagai kelompok hidup bakti, entah yang perempuan maupun laki-laki. Peserta-peserta tersebut tersebar di berbagai negara, yakni di Indonesia, Timor Leste, Australia, Filipina, Sri Lanka, India, dan Italia.
Kupang, Indonesia. Setahun yang lalu, Kongregasi menetapkan 4 Februari 2022 sampai 4 Februari 2023 sebagai Tahun Clotet. Momen tersebut merupakan pengingat bagi Kongregasi dalam rangka 200 tahun kelahiran P. Jaime Clotet, co-pendiri Kongregasi Para Misionaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria, pada 24 Juli 2022.
Sabtu (4/2/2023), bertepatan dengan ulang tahun kematian P. Clotet ke-125, Kongregasi secara resmi menutup Perayaan Tahun Clotet. Di momen yang berahmat itu, P. Mathew Vattamatam, CMF (Superior General) membagikan sebuah surat edaran sekaligus kepada seluruh anggota Kongregasi untuk menutup perayaan Tahun Clotet.
Dalam surat tersebut, P. Mathew memaparkan beberapa kekhasan dari pribadi P. Clotet, yakni pertama, bahwa P. Clotet adalah seorang yang memiliki kebaikan secara alami. Dalam arti bahwa P. Clotet adalah seorang yang rendah hati, lemah lembut dan berbakti kepada Tuhan dan orang lain. Kedua, P. Clotet sangat dipengaruhi oleh kebajikan dari kesaksian hidup P. Claret, yakni terus bekerja untuk kebaikan.
Ketiga, seorang misionaris yang hidup dalam kehidupan hariannya. Pada bagian ini, P. Mathew mengatakan bahwa P. Clotet adalah seorang yang baik, seorang pria yang berintegritas, tanpa kejahatan, seperti “malaikat dalam daging manusia”. Keempat, seorang formator bagi para bruder. P. Clotet adalah seorang formator yang baik bagi para bruder. Dia sungguh-sungguh memberikan dirinya kepada para bruder.
Kelima, katekis para orang tuli. P. Clotet adalah seorang rasul bagi orang-orang yang alat pendengarannya tidak berfungsi dengan baik. Sebagai kerasulannya, P. Clotet banyak memberikan pelayanannya kepada orang tuli, termasuk menulis buku bagi mareka dan bagi para pekerja pastoral. Keenam, seorang yang berada dalam hadiran Allah. P. Matthew mencatat bahwa P. Clotet sungguh-sungguh memberikan dirinya kepada Tuhan. P. Clotet sungguh menyadari bahwa Allah senantiasa hadir dalam setiap gerak hidupnya.
Dari kepribadian P. Clotet, P. Mathew menarik beberapa poin pembelajaran yang penting bagi Kongregasi sekarang ini. Pertama, P. Clotet adalah contoh pribadi yang setia dan senantiasa mendedikasikan diri pada pekerjaan dan pelayanan. Kedua, P. Clotet adalah contoh seorang yang penuh belas kasih, sebagaimana dia tunjukkan kepada orang-orang tuli yang dia layani. Ketiga, P. Clotet adalah contoh dari seorang yang benar-benar menghadirkan Tuhan dalam diri dan dalam pelayanannya. Keempat, P. Clotet adalah contoh seorang yang rendah hati, sebagaimana dia tunjukkan kepada siapa saja yang dia temui.
Sebagai penutup surat edarannya, P. Mathew mengajak para misionaris Claretian untuk mendoakan proses beatifikasi bagi P. Clotet yang sedang berlangsung. Terlebih, P. Mathew meminta kepada setiap anggota untuk berdoa melalui P. Clotet, agar melalui dia, terdapat keajaiban Tuhan. Satu keajaiban saja sudah cukup untuk mengantar P. Clotet untuk mendapat gelar Beato.
Perayaan Penutupan Tahun Clotet dalam Komunitas
Menindaklanjuti permintaan dari Kongregasi untuk merayakan Penutupan Tahun Clotet, secara umum komunitas-komunitas lokal dalam Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste merayakan penutupan Tahun Clotet dengan penuh khusyuk. Komunitas Seminari Hati Maria, Kupang, misalnya merayakan penutupan Tahun Clotet dengan sharing-sharing dari para frater perihal pribadi P. Clotet.
Selain itu, Komunitas Wisma Skolastikat Claretian, Jogjakarta merayakan Penutupan Tahun Clotet dengan cara berbeda. Komunitas tidak hanya merayakan Misa penutupan, tetapi dirayakan bersamaan dengan rekoleksi bulanan komunitas. Isi materi rekoleksi tersebut membicarakan seputar pribadi dan pelayanan P. Clotet beserta relevansinya bagi para misionaris dalam komunitas Wisma Skolastikat Claretian Jogjakarta.