Rekoleksi Prapaskah Claret Way Se-Provinsi Ave Maria: Jangan Lelah, Teruslah Melangkah

Kupang, Indonesia. Dalam suasana Prapaskah yang penuh dengan refleksi dan penyesalan, orang muda Claret Way se-Provinsi Ave Maria berkumpul dalam rekoleksi virtual dengan tema “Jangan Lelah, Teruslah Melangkah“. Rekoleksi ini dipimpin oleh P. Emilianus Dungnga Koten, CMF, seorang Claretian muda yang saat ini berkarya di Sendawar, Kalimantan.

Rekoleksi dimulai dengan permenungan yang mendalam, di mana P. Emil, sapaannya, menyoroti beberapa isu terkini yang menyentuh kehidupan orang muda di Indonesia, salah satunya adalah maraknya kasus bunuh diri. Menurutnya, fenomena tersebut bisa jadi disebabkan oleh perasaan kelelahan hidup yang dialami oleh banyak orang muda. Banyak orang muda yang merasa hidup mereka tidak bermakna atau tidak dinikmati sepenuhnya, yang akhirnya membuat mereka merasa lelah dan kehilangan harapan.

P. Emil, mengajak para peserta untuk merenungkan kembali arti kehidupan dan pentingnya menikmati setiap momen dalam hidup. Jika ada yang merasa lelah atau jenuh, dia bisa menarik diri sejenak. Pergi kepada Tuhan dan menikmati ciptaan-Nya. Alam semesta ini penuh dengan keindahan yang bisa mengembalikan semangat hidup.

Ajakan P. Emil tersebut terinspirasi dari perkataan Paus Fransiskus yang mengajak umat Kristiani saat ini untuk terus bergerak dan menjadi seorang peziarah pengharapan. Demikian pula dengan orang-orang muda Katolik saat ini diajak untuk menjadi para peziarah pengaharapan bagi dunia mereka. “The Catholic Youth is a Pilgrims of Hope”, ungkapnya sambil mengutip pernyataan Paus Fransiskus.

Sebab baginya, seorang yang terbiasa berkeliling atau bertualang adalah orang yang akan memiliki sejuta pengalaman. Pengalaman tersebut akan mengubah pola pikir, membidani munculnya niat hati yang akhirnya membuahkan aksi nyata.

Rekoleksi ini dipandu oleh P. Paulus Djeraman, CMF, yang bertindak sebagai koordinator acara. Meskipun dilaksanakan secara virtual, antusiasme para peserta tetap terjaga. Orang muda Claret Way yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia dan Timor Leste mengikuti rekoleksi ini dengan penuh khidmat, mendengarkan refleksi yang disampaikan oleh P. Emil dan meresapi makna yang lebih dalam tentang perjalanan hidup mereka.

Galeri Foto

Rekoleksi Prapaskah Komunitas Missionários Claretianos Hera: Menjadi Peziarah Pengharapan

Hera, Timor Leste. Dalam rangka merayakan tahun Yubileum 2025 dan menyongsong Paskah 2025, Komunitas Missionários Claretianos Hera berkumpul bersama untuk melaksanak Rekoleksi Prapaskah, bertempat di Aula Mini Komunitas, pada Sabtu (5/4/2025).

Tema yang direnungkan dalam rekoleksi tersebut adalah “SEMPRE LARAN METIN BA CRISTO: La’o Hamutuk iha Esperança nebé la bosok” (Rm 5:5), sebagaimana yang ditulis oleh Paus Fransiskus saat mendeklarasikan Tahun Yubileum 2025, Peziarah Pengharapan.

Pada rekoleksi tersebut, P. Emanuel Lelo Talok, CMF ditunjuk menjadi pemimpin rekoleksi. Materi yang dipersiapan tersebut menarik perhatian peserta rekoleksi karena memadukan beberapa konteks seperti Prapaskah, Paskah, dan Tahun Yubileum 2025.

Dalam refleksinya, P. Nuel, demikian beliau disapa, mengajak para peserta untuk memasukan diri dalam semangat tahun Yubileum. Harapannya, agar setiap orang Kristiani menjadi pembawa pengharapan bagi sesama yang lain. Di akhir refleksinya, P. Nuel mengajak para peserta rekoleksi untuk berefleksi tentang apa yang bisa peserta sumbangkan dalam perjalanan bersama sebagai peziarah harapan.

Selain mendapatkan materi, rekoleksi tersebut diisi dengan waktu hening dan waktu menuliskan refleksi pribadi. Setelah itu, para peserta diajak untuk masuk dalam bilik kerahiman Sakramen Tobat yang dilayani P. Antonius Ato, SVD, Pastor Paroki Santiago Hera.

Rekoleksi yang diikuti oleh seluruh anggota komunitas berserta karyawan/wati tersebut berlangsung dari pukul 06:00 tersebut ditutup dengan Misa bersama yang dipimpin oleh P. Juan Ángel Artiles Roberto, CMF. (Kontributor P. Emanuel Lelo Talok, CMF, Ekonom Formator Komunitas Missionários Claretianos Hera)

Ziarah Orang Muda Katolik (FOSKA) Paroki São José Aimutin

Aimutin, Dili. Orang muda Katolik (OMK) atau Foinsae Katolik (Foska) Paroki São José Aimutin mengadakan kegiatan ziarah orang muda dengan mengandeng kegiataan rohani lainnya seperti jalan salib orang muda dan rekoleksi Prapaskah (Quaresma). Kegiatan dilakasanakan di Foho Golgota atau bukit Golgota pada Sabtu (29/3/2025).

Dalam kegiatan ini ada begitu  banyak orang muda yang turut ambil bagian dalam momen berahmat ini. Kegiatan ini diprakasai oleh anak-anak Muda Claretian atau Claret Way Paroki São José Aimutin dengan melibatkan semua kelompok-kelompok kategorial paroki seperti THS-THM, Akolitus, Escuteros dan JBK. Ziarah orang muda ini mengusung tema “Mengenal, Mencintai, Melayani dan Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran”. Tema tersebut lahir dari permenungan yang mendalam orang-orang muda yang terinsipirasi dari sosok St. Antonius Maria Claret.

Kegiatan ini turut diikuti juga oleh P. Helio Castro Alves, CMF selaku pastor Administrator Paroki São José Aimutin. Dalam pesan perutusan dan berkat penutup, beliau menegaskan bahwa 14 stasi jalan salib yang kita renungankan menjadi implementasi terdalam dari tema rekoleksi dan ziarah orang muda kita. Orang-orang muda perlu membawa pesan-pesan cinta Allah ini kepada semua orang yang dijumpai.

Dalam momen yang sama, P. Helio Castro Alves, CMF menambahkan, pengalaman berada di puncak Foho Golgota, pada perhentian ke 14 layaknya pengalaman yang dialami oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus dalam kisah Transfigurasi. Namun, orang-orang muda perlu “turun” kembali ke Yerusalem-kenyataan dan tidak tinggal dalam kenyaman dan keindahan puncak Foho Golgota.

“Kehidupan nyata sedang menanti kita. Pergilah dan sebarkan kasih Tuhan dengan mengenal, mencintai, melayani dan menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran”, tandasnya. (Kontributor Dkn. Albinus Boleng Lonek, CMF, Anggota Komunitas Claretian (CMF) Aimutin)

Galeri Foto

Rekoleksi Prapaskah dan Ekaristi Kaum Muda OMK Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan

Tabak Kanilan, Barito Selatan. Dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Paskah 2025, OMK Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan menggelar kegiatan rekoleksi dan Ekaristi Kaum Muda (EKM) yang berlangsung pada hari Jumat (28/3/2025). Kegiatan ini berlangsung di Gereja Katolik Stasi St. Yohanes Kayumban. Jumlah peserta yang hadir dalam rekoleski dan EKM ini sebanyak 52 orang. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan spiritualitas kaum muda terutama spiritualitas pertobatan.

Di bawah tema “Bertolaklah ke Tempat yang Lebih Dalam” (Luk 5:4) Fr. Sebastianus Julian Harjoni, CMF selaku pemateri mengingatkan kepada segenap kaum muda yang hadir akan sikap kepedulian Yesus terhadap para murid yang kecewa karena semalaman tidak menangkap ikan. “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam” adalah sebuah seruan transformatif untuk melihat kedalaman iman dan merenungkan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Di masa Prapaskah ini Tuhan mengajak kita untuk Bertolak ke tempat yang lebih dalam agar kita mampu menemukan Kasih Allah yang begitu besar dalam hidup kita.

Point-point materi permenungan tersebut sangat memotifasi seluruh OMK yang hadir dalam memaknai masa muda mereka. Masa muda adalah masa yang membahagiakan dan penuh daya. Dalam Seruan Apostolik Chistus Vivit, Paus Fransiskus mengatakan bahwa orang-orang muda memiliki energi, kreatifitas dan impian-impian.

Dengan kata-kata ini kaum muda diminta untuk memperjuangkan kehidupan yang maksimal-bukan hidup yang minimalis. Yesus meminta murid-murid “bertolak ke tempat yang dalam” tidak hanya dilihat sebagai suatu perintah untuk berpindah posisi dari pinggiran ke tengah danau. Tetapi di balik kata-kata tersebut, Yesus ingin para murid semakin masuk dalam misteri-Nya dan mengenal Dia secara mendalam. Kata-kata ini juga ditujukan kepada orang-orang muda.

Dalam Christus Vivit Paus Fransiskus mengajak kaum muda untuk berani meninggalkan diri-keluar dari diri dan “bertolak ke tempat yang lebih dalam”-menjumpai realitas kehidupan yang mahaluas dan dalam. Orang muda harus “berani meninggalkan tepian danau yang dangkal dan supaya keruh bisa menangkap banyak ikan.” Sebagai orang muda yang energik, kita harus meninggalkan hidup yang minimalis dan mempejuangkan hidup yang maksimal.

Kegiatan rekoleksi ini digabungkan juga dengan Jalan Salib bersama dengan umat pukul 11.00 dan diakhiri dengan Ekaristi bersama. Seluruh peserta yang hadir mengikutinya dengan baik. Uniknya, pernyataan tobat dalam Perayaan Ekaristi dilakukan dengan simbolisasi pembakaran dosa di mana para peserta menulis dosa-dosanya dalam secarik kertas dan dibakar pada kuali yang telah disiapkan oleh panitia. Moment ini diselingi dengan instrument liturgis yang membuat suasana hati para peserta menjadi hikmat dan penuh haru.

Dalam Perayaan Ekaristi, P. Robertus Darvino Karno, CMF merefleksikan bahwa “bertolak ke tempat yang lebih dalam” berarti “suatu perjalanan spiritual untuk berlangkah menuju ke pusat kehidupan yakni Allah sendiri” yang merupakan sumber dan puncak kehidupan manusia. Sebagai sumber, Allah merupakan asal mula kehidupan dan Pemberi rahmat. Sedangkan sebagai puncak Allah adalah tujuan akhir perjalanan hidup manusia.

Selain perjalanan spiritual P. Vino, demikian sapaannya, juga merefleksikan bahwa “bertolak ke tempat yang lebih dalam” berarti “sebuah keberanian untuk keluar dari diri sendiri demi memperjuangkan taraf hidup yang lebih berkualitas.” Itulah tempat yang dalam. Orang muda mesti menggunakan segala kekuatan untuk bertolak tempat yang dalam tersebut. Untuk berjalan mendekati Allah ada saatnya mereka perlu menepi dan mengambil jeda sejenak.  Sebab hanya dalam keheningan seseorang dapat merenungkan kasih Allah yang selalu mengalir tiada hentinya.

Karena itu, rekoleksi ini adalah sebuah kesempatan untuk sejenak merenung bersama Yesus dan menyiapkan hati untuk berlangkah dengan penuh keyakinan ke tempat yang lebih dalam. Moment ini juga adalah kesempatan berahmat untuk mengubah dan menata diri agar menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Dalam Laudato Si, Paus Fransiskus mengingatkan kaum muda untuk berani melakukan perubahan gaya hidup karena mereka merupakan agen perubahan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Keberanian untuk melakukan pertobatan adalah suatu sikap kedewasaan iman yang membuat seseorang semakin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mampu menerima diri dan memahami segala realitas kehidupannya dengan hati dan pikiran yang bijak.

Saudari Atik (OMK stasi Ruhing Raya) meluapkan isi hatinya dengan mengatakan bahwa rekoleksi dan EKM ini adalah sebuah kesempatan untuk membaharui diri dan memperdalam iman. Tema rekoleksi yang direnungkan membuat saya sadar bahwa ternyata Allah menjadikan saya sebagai sarana untuk mewartakan Sabda-Nya dan menjadi tanda kasih Allah kepada sesama.

Saudari Erma (OMK pusat paroki) mengungkapkan bahwa materi rekoleksi ini sangat mendalam karena memiliki makna perutusan. OMK ajak untuk berani meninggalkan zona nyaman untuk ikut serta dalam memajukan Gereja di zaman modern ini. Sedangkan ibu Levi (ketua umat stasi Kayumban) mengucapkan terima kasih kepada OMK yang telah memilih stasti Kayumban sebagai tempat rekoleksi dan EKM. Kehadiran OMK memberi warna tersendiri bagi stasi Kayumban. Ibu Levi berpesan agar OMK menjalani tugas  tugas mulia Gereja dengan setia-walaupun berat, teruslah berjuanglah hingga berbuah.

Kegiatan rekoleksi dan EKM ini juga dibuat untuk mempererat tali persaudaraan di antara sesama OMK paroki Tabak Kanilan. Dua minggu sebelum kegiatan ini dilaksanakan pengurus inti OMK membentuk panitia kecil. Dari hasil pemilihan, saudari Claudia (OMK stasi Kayumban) dipilih menjadi ketua pelaksana dan dibantu oleh saudari Atik, selaku sekretaris OMK, untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan terutama berkaitan dengan surat menyurat dan izinan pengurus Gereja setempat.

Untuk menyukseskan kegiatan ini, setiap peserta dibebankan kontibusi dengan nominal Rp. 10.000 dan beras satu muk. Umat stasi Kayumban sangat mendukung kegiatan ini. Ibu Levi selaku ketua umat menyampaikan sejak awal bahwa umat Kayumban siap menerima kedatangan OMK ke stasi Kayumban. Bentuk dukungan mereka diwujudkan dengan menyiapkan snack dan makanan ala kadarnya. 

Antusiasme ini menunjukkan bahwa OMK paroki Tabak Kanilan memiliki semangat spiritual yang baik dan jiwa kekompakan dalam memanejemen kegiatan-kegiatan kaum muda. Melihat antusiasme tersebut, P. Vino memotivasi mereka dengan menyampaikan bahwa paroki Tabak Kanilan yang baru berumur satu tahun membutuhkan semangat dan pengurbanan kaum muda. Orang muda adalah kekuatan dan harapan paroki ke depan. Karena itu milikilah dan cintailah paroki ini sebagai rumah kalian bersama. (Kontributor P. Robertus Darvino Karno, CMF, Pastor Rekan Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan)

Galeri Foto

OMK-AMC SanMare Gelar Rekoleksi Prapaskah di Pantai Batu Cincin: “Bumi Rumah Kita Bersama, Dipanggil untuk Menjaga, Bukan Merusak”

Pu’urere, Ende. Orang Muda Katolik (OMK) AMC Sanmare mengadakan Rekoleksi Prapaskah dengan tema “Bumi Rumah Kita Bersama: Dipanggil untuk Menjaga, Bukan Merusak”. Rekoleksi yang dilaksanakan pada Jumat (28/3/2025) itu diikuti oleh 70-an peserta dan dilaksanakan di Pantai Batu Cincin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak kaum muda menyadari tanggung jawab mereka dalam menjaga lingkungan sebagai bagian dari pertobatan ekologis.

Rekoleksi dimulai dengan Jalan Salib, yang dilakukan dari jalan utama menuju pantai. Sepanjang perjalanan, para peserta merenungkan penderitaan Yesus yang dikaitkan dengan penderitaan bumi akibat eksploitasi dan pencemaran lingkungan. Jalan Salib ini menjadi momen refleksi mendalam bagi para peserta untuk menyadari peran mereka dalam menjaga alam.

Setibanya di pantai, rekoleksi dilanjutkan dengan renungan tentang pentingnya pertobatan ekologis. Peserta diajak untuk memahami bahwa pertobatan tidak hanya berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan ciptaan-Nya. Renungan ini diakhiri dengan sakramen pengakuan dosa, yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertobat, termasuk atas kelalaian mereka dalam menjaga lingkungan.

Sebagai bentuk aksi nyata, para peserta kemudian mengikuti dinamika membersihkan pantai dalam bentuk game mengumpulkan sampah plastik terbanyak. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kesadaran akan kebersihan lingkungan, tetapi juga membangun semangat kebersamaan. Peserta yang berhasil mengumpulkan sampah plastik terbanyak mendapatkan hadiah sebagai bentuk apresiasi.

Seluruh rangkaian rekoleksi ditutup dengan Perayaan Ekaristi ekologis. Meskipun hujan mengguyur, peserta tetap khusyuk mengikuti misa hingga selesai. Hujan yang turun justru menjadi simbol berkat dan penyucian, mengingatkan semua yang hadir bahwa alam adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga.

Rekoleksi ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Mereka tidak hanya mendapat pembinaan spiritual, tetapi juga semakin sadar akan panggilan mereka sebagai penjaga lingkungan. Ini bukan sekadar rekoleksi biasa, tetapi panggilan untuk berubah.

Dengan kegiatan ini, OMK-AMC Sanmare berharap dapat terus menginspirasi kaum muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menjadikan pertobatan ekologis sebagai bagian dari hidup mereka sehari-hari. (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Vikar Komunitas Claretian Pu’urere)

Galeri Foto