Kupang, Indonesia. Pada Senin (16/12/2024), Direktur Panggilan Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste, P. Reneldus Maryono Paing, CMF mengundang para promotor panggilan dalam Delegasi untuk mengadakan pertemuan dalam ruang maya. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk membangun pemahaman yang sama terkait dengan promosi panggilan sekaligus membagikan pengalaman selama menjadi promotor panggilan di wilayah kerja masing-masing.
P. Kristian Paskalis Cangkung, CMF dan P. Valens Agino, CMF masing-masing mengapresiasi usaha dari P. Reneldus Maryono Paing, CMF ini. Pertemuan semacam ini akan banyak membantu para promotor panggilan dalam melihat strategi-strategi dalam mengadakan promosi panggilan. Keduanya turut menyuntikan semangat kepada para promotor panggilan dalam usaha menjaring anak-anak muda untuk bergabung bersama Kongregasi Misionaris Claretian.
Dalam pertemuan tersebut, para promotor panggilan kembali diajak untuk melihat lagi Direktori Panggilan. Direktori Panggilan merupakan panduan bagi para promotor panggilan dalam mengadakan promosi panggilan. Direktori Panggilan tersebut berisikan panduan praktis dalam mengadakan promosi panggilan, mengadakan tes masuk Claretian, dan hingga bagaimana menyeleksi para calon yang cakap untuk bisa bergabung dengan Claretian.
Setelah melihat kembali Direktori Panggilan, P. Reneldus Maryono Paing, CMF memberikan kesempatan kepada tim promotor panggilan untuk membagikan pengalaman suka duka dan fenomena yang ditemui saat mengadakan promosi panggilan. Sharing pengalaman ini memberi poin penting kepada tim promosi panggilan untuk saling memberi dukungan dan koreksi yang membangun.
Dalam sharing pengalaman, para promotor panggilan diingatkan untuk tetap mengikuti anjuran yang ditetapkan dalam Direktori Panggilan, terutama yang berkaitan dengan syarat-syarat ketika memberikan penilaian ketika calon mengikuti tes. Non multa, sed multum.
Pu’urere, Ende. Minggu (15/12/2024), OMK-AMC Paroki St Marinus Puurere melakukan penyaluran bantuan sosial bagi korban erupsi di Desa Tenawahang, Kecamatan Titehena, Kabupaten FloresTimur. Proses penyaluran bantuan sosial bagi korban bencana didampingi oleh Ketua Dewan Pastoral Stasi St. Agustinus Paroki La Salete Lato, Keuskupan Larantuka dan Pemerintah Desa setempat. Bantuan sosial diterima langsung oleh para korban.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh pemerintah desa, terdapat 59 KK yang terdampak bencana erupsi Ile Lewotobi yang tersebar di 3 dusun. Para pengunsi tinggal sementara di rumah sanak saudara mereka.
Pemberian bantuan sosial bagi korban bencana ini terlaksana atas koordinasi SOMI Misionaris Claretian Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste dan OMK-AMC Paroki St Marinus Puurere Keuskupan Agung Ende. Setelah mengadakan Misa Minggu Gaudete bersama umat Stasi St. Agustinus yang dipimpin oleh P. Kristoforus Landur, CMF (Pastor Moderator OMK-AMC Paroki St. Marinus Puurere) dan didampingi oleh Rm. Adi Hartono, MSF (Pastor Paroki La Salete Lato), dengan bantuan OMK stasi, penyaluran bantuan dilakukan pada dua lokasi, yakni Kapela Stasi St. Agustinus Tenawahang dan Kapela Stasi.
Terimakasih untuk SOMI Misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste, Keluarga Katolik Indonesia Australia, Komunitas Claretian WEIßENHORN Jerman, Paroki Tanjung Balai Medan dan Paroki St Marinus Puurere Keuskupan Agung Ende yang telah berdonasi untuk para korban terdampak. (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Vikar Komunitas Claretian Paroki St. Marinus Pu’urere)
Hera, Dili. Komunitas Misionairos Claretianos Hera mengadakan rekoleksi Adven dalam sehari, pada Minggu (8/12/2024). Rekoleksi yang bertempat di Convento Claretianos Hera ini berlangsung pada pukul 08:00 hingga menjelang sore hari. Dalam rekoleksi adven tersebut, P. Emanuel Lelo Talok, CMF, formator komunitas Misionairos Claretianos Hera, bertindak sebagai pemberi materi rekoleksi. Rekoleksi adven ini diikuti oleh segenap anggota komunitas bersama para karyawati.
Pada rekoleksi tersebut, P. Emanuel Lelo Talok, CMF mengajak para peserta rekoleksi untuk merenungkan teks dari Injil Matius 1:18-25. Melalui permenungan dalam rekoleksi tersebut, para peserta rekoleksi ini diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin selama masa Adven berlangsung. Dengan demikian, mereka boleh menerima kelahiran Tuhan Yesus Kristus di hari Natal dan mengimani Dia seumur hidup, berkat tuntunan Roh Kudus.
Selain memberikan materi, P. Emanuel Lelo Talok, CMF juga mengajak para peserta rekoleksi untuk menarik diri sejenak dan tinggal dalam keheningan. Tujuannya adalah agar para peserta mampu merenungkan dan meresapi Sabda Tuhan yang menjadi inspirasi rekoleksi tersebut. Selain itu, dalam keheningan pula mereka bisa mempersiapkan diri untuk merayakan Sakramen Tobat dan merayakan Ekaristis Kudus. (Kontributor P. Emanuel Lelo Talok, CMF, formator Komunitas Misionairos Claretianos Hera).
Oebelo, Kupang. Para Claretian yang berdomisili di komunitas-komunitas sekitar Kupang mengadakan rekoleksi di Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo, pada Sabtu (7/12/2024). Rekoleksi tersebut dipandu oleh P. Mario Fredrikus Cole Putra, CMF.
Dalam rekoleksi tersebut, tema yang memantik permenungan bersama adalah tentang komunitas. Ada pun judul materi yang diberikan pada kesempatan tersebut adalah “Komunitas Selalu Segitiga”. Dalam penjelasan tersebut, dikatakan bahwa misi yang dikerjakan oleh komunitas adalah misi Allah sendiri. Namun, harus diakui bahwa yang mengemban misi Allah adalah komunitas yang berisikan orang-orang. Kerapkali, di berbagai tempat ditemukan anggota-anggota komunitas yang tidak hidup dengan harmonis.
Untuk itu, menurut P. Mario Fredrikus Cole Putra, CMF, dalam mengatasi hal tersebut, sudah sepatutnya setiap anggota komunitas membangun relasi yang baik dan intim dengan Allah. Kehidupan berkomunitas yang kokoh kuat dimulai dengan mendalamnya relasi dengan Allah sendiri. Itulah mengapa setiap anggota komunitas sudah terlebih dahulu memiliki pengalaman akan Allah atau pengalaman dicintai secara utuh oleh Allah.
Dengan demikian, ketika setiap anggota komunitas memiliki pengalaman yang mendalam dengan Allah, otomatis komunitas akan diliputi kasih Allah. Inilah yang disebutnya sebagai komunitas selalu segitiga. Relasi segitiga itu dimulai dari membangun relasi yang mendalam dengan Allah kemudian membangun relasi dengan sesama.
Setelah diantar oleh materi, para Claretian dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan refleksi dan membagikan pengalaman hidup berkomunitas dengan anggota kelompok. Setelah berbagi kisah hidup dalam kelompok, peserta rekoleksi diajak untuk masuk dalam bilik Sakramen Tobat. Rekoleksi tersebut ditutup dengan makan bersama.
Melata, Palangka Raya. Paroki Mater Dei, Melata, Keuskupan Palangka Raya, tengah diliputi atmosfer sukacita yang luar biasa. Bagaimana tidak, umat Paroki Mater Dei, Melata, baru saja mengikuti dua peristiwa besar, yakni pemberkatan gereja yang baru saja selesai dibangun dan penerimaan Sakramen Krisma. Kedua peristiwa ini berbicara tentang karya Allah yang terus-menerus memperbaharui Gereja-Nya, baik secara fisik maupun rohani. Kedua peristiwa penting ini berlansung selama dua hari yaitu Rabu, 4 Desember 2024 di Pusat Paroki dan Kamis, 5 Desember 2024 di Stasi St. Antonius Maria Claret Toka.
Suasana pesta mulai menampakkan pesonanya pada Rabu (4/12/2024). Segerombolan pasukan berwarna putih hitam yang memenuhi seisi halaman gereja. Mereka adalah para serdadu kristus yang menggores kisah di hari yang penuh kenangan dengan nama mereka masing-masing. Dua peristiwa iman yang memberikan makna yang mendalam dan tidak akan habis dikenang.
Serangkaian upacara perayaan dimulai. Umat berkumpul dengan penuh sukacita untuk menyambut Bapa Uskup Palangka Raya, Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF, yang hadir di tengah umat untuk memimpin pemberkatan Gereja baru dan perayaan Sakramen Krisma. Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan, penyambutan dilakukan dengan adat istiadat khas masyarakat Dayak Tomun, memperlihatkan harmoni antara iman Katolik dan budaya lokal.
Bapa Uskup disambut dengan tarian adat, yang menggambarkan doa, penghormatan, dan rasa syukur. Para penari dengan kostum tradisional menghadirkan gerakan penuh makna, simbol sukacita atas kehadiran pemimpin rohani kita. Prosesi dilanjutkan dengan ritual potong pantan dan ikat tongang, sebuah tanda penerimaan, doa, berkat dan perlindungan Allah atas perayaan ini.
Setelah ucapan selamat datang dalam bahasa adat oleh tokoh masyarakat, Bapa Uskup melangkah ke Gereja yang akan diberkati, diiringi lagu pujian yang dinyanyikan oleh umat. Penyambutan ini menunjukkan bagaimana iman Katolik merangkul budaya lokal, memperkaya kehidupan umat Allah.
Dua perayaan berahmat ini dihadiri oleh P. Valens Agino, CMF dan para Claretian yang berkarya di sekitar Kalimantan.
Pemberkatan Gereja: Rumah Allah yang Hidup
Paroki Mater Dei memberkati dua gereja sekaligus. Pada Rabu (4/12/2024), Bapa Uskup memberkati gereja di pusat paroki dan gereja St. Antonius Maria Claret, Toka pada Kamis (5/12/2024).
Gereja adalah tempat Allah hadir di tengah umat-Nya. Bangunan yang diberkati adalah simbol nyata dari kasih dan kesetiaan Allah. Dengan pemberkatan ini, Gedung Gereja bukan lagi sekadar tempat biasa, tetapi telah dikuduskan untuk ibadat, doa, dan perjumpaan sakral dengan Allah.
Air suci dipercikkan, menandai penyucian tempat ini. Minyak krisma dioleskan pada altar, menjadikannya pusat kehidupan sakramental kita, di mana Ekaristi-persembahan tubuh dan darah Kristus-akan dirayakan. Lilin-lilin dinyalakan, menerangi ruang yang menjadi tanda kehadiran Kristus, Sang Terang Dunia.
Namun, Gereja ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjadi tempat ibadat. Ia juga adalah tanda pengutusan kita. Dari rumah Allah ini, kita diutus untuk menjadi saksi-Nya, membawa terang dan harapan ke dunia.
Penerimaan Sakramen Krisma: Umat yang Dikuatkan oleh Roh Kudus
Sembari memberkati gedung gereja paroki, Bapa Uskup juga menerimakan sakramen Krisma. Di pusat paroki, Bapa Uskup menerimakan Sakramen Krisma kepada 368 orang, dengan rincian 250 orang di pusat paroki dan 118 orang di stasi Toka.
Dalam Sakramen Krisma, Roh Kudus dicurahkan secara penuh kepada umat beriman. Hari ini, mereka yang telah dipersiapkan melalui pembinaan iman menerima tanda penguatan ini. Minyak krisma, yang sama digunakan untuk mengurapi altar, kini dioleskan pada dahi mereka. Ini adalah tanda bahwa mereka telah dipilih, disucikan, dan diutus sebagai saksi Kristus di tengah dunia.
Sakramen Krisma melengkapi rahmat Baptisan. Jika Baptisan menjadikan kita anak Allah, Krisma memperkuat kita sebagai prajurit Kristus. Para penerima Krisma hari ini menerima karunia Roh Kudus: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, ketangguhan, pengenalan akan Allah, kesalehan, dan rasa takut akan Tuhan. Dengan karunia-karunia ini, mereka dipanggil untuk menjalani hidup yang penuh iman dan kasih, membangun Gereja hidup di mana pun mereka berada.
Gereja yang diberkati adalah tempat umat berkumpul untuk memuliakan Allah dan menerima sakramen. Namun, gereja ini menjadi hidup karena umat Allah yang hadir di dalamnya. Mereka yang menerima Sakramen Krisma hari ini adalah tanda gereja hidup. Mereka adalah batu-batu yang membangun Gereja Kristus di dunia ini, dengan iman yang diperkuat oleh Roh Kudus. Sebagaimana altar yang diurapi menjadi pusat ibadat, mereka juga diurapi untuk menjadi saksi hidup dari Injil Kristus. (Kontributor P. Jefrianus Ulu, CMF, Pastor Paroki Mater Dei, Melata)