Pengurus OMK SanMare Masa Bakti 2022-2025 Sampaikan Laporan Pertanggungjawaban

Pu’urere, Ende. Pengurus Orang Muda Katolik (OMK) St. Marinus Pu’urere (SanMare) masa bakti 2022-2025 telah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) atas pelayanan mereka dalam tiga tahun terakhir. LPJ ini disampaikan di hadapan Pastor Paroki St. Marinus Puurere serta Dewan Pastoral Paroki (DPP) dalam sebuah pertemuan resmi yang berlangsung di Aula St. Tarsisius, Paroki St. Marinus Puurere.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang selama ini turut mendukung pelayanan OMK, antara lain Pastor Paroki, Dewan Pembina Paroki, Ketua Rumpun Pembinaan DPP, Komisi Kepemudaan Paroki, Ketua KKI, para Suster FCJ, serta pengurus lama dan calon pengurus baru OMK SanMare.

Dalam pertemuan ini, pengurus lama, yang diwakili oleh Sdri. Petronela Dacosta (Ketua OMK), menyampaikan laporan kegiatan, pencapaian, serta tantangan yang dihadapi selama masa kepemimpinan mereka. Setelah itu, beberapa sambutan diberikan oleh pihak-pihak terkait. Inti dari sambutan-sambutan tersebut adalah ungkapan terima kasih kepada pengurus lama atas dedikasi dan pelayanan mereka, serta ucapan selamat kepada calon pengurus baru yang akan segera melanjutkan estafet kepemimpinan OMK SanMare.

Pastor Paroki dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras pengurus lama yang telah berupaya menghadirkan OMK sebagai wadah pertumbuhan iman dan kebersamaan bagi kaum muda. Beliau juga menekankan pentingnya kesinambungan pelayanan dan semangat keterlibatan dalam Gereja bagi pengurus baru yang akan segera dilantik.

Dengan selesainya LPJ ini, kepengurusan OMK SanMare akan memasuki babak baru di bawah kepemimpinan pengurus yang baru. Diharapkan, semangat pelayanan dan kebersamaan yang telah dibangun dapat terus berkembang demi kemuliaan Tuhan dan pertumbuhan iman kaum muda Katolik di Paroki St. Marinus Puurere. Salam OMK-AMC Sanmare. (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Vikar Komunitas Claretian Pu’urere)

Galeri Foto

Seminar OMK Kuasi Paroki St. Paskalis Diski: Menjadi OMK yang Militan di Masa Kini

Diski, Deli Serdang. Orang Muda Katolik (OMK) Kuasi Paroki St. Paskalis Diski, Keuskupan Agung Medan, menggelar seminar sehari dengan tema “Menjadi Orang Muda Katolik yang Militan di Masa Sekarang“. Kegiatan ini merupakan bagian dari Fokus Pastoral Keuskupan Agung Medan tahun 2025, yaitu “Umat Katolik yang Bermisi”.

Acara ini diadakan pada Minggu (2/3/2025) di Aula Kuasi Paroki St. Paskalis Diski dan diikuti oleh 61 peserta dari berbagai lingkungan dan stasi. Seminar dibuka secara resmi oleh Pastor Kuasi Paroki, P. Konstantinus Lakat, CMF, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran orang muda dalam mewartakan iman dan menghadapi tantangan zaman dengan semangat kekatolikan yang kuat. 

Kegiatan Seminar ini didampingi oleh P. Serafin Dany Sanusi, OSC dari Komisi Kepemudaan KAM dan Sr. Maria Imaculata Silalahi, SFD seorang yang berkecimpung dalam bidang spiritualitas, dan Ir. Martinus Tjendana, seorang Motivator dari Tim Kaderisasi Awam. Para pembicara menyampaikan materi yang sungguh inspiratif dan membangkitkan semangat peserta untuk semakin aktif dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.

Sr. Ima sebagai pembicara pertama menyampaikan soal Militansi dan Spritualitas yang perlu dimiliki oleh OMK sehingga sungguh-sungguh militan berhadapan dengan situasi dan keadaan dunia sekarang ini. Selain teori, ada juga praktek sederhana yang dilakukan yang menyadarkan OMK akan pentingnya membiasakan diri dengan doa dan meditasi untuk menimba kekuatan dari Tuhan.

Selanjutnya Ir. Martinus Tjendana menyampaikan tentang Militansi Diri sebagai se-Orang Muda Katolik. Untuk memiliki militansi diri diperlukan BISA: Berubah (mengubah cara berpikir dan bertindak); Integritas (kesesuaian antara apa yang dipikirkan, dikatakan dengan yang dilakukan); Sense of Belonging (rasa memiliki); Affirmasi Diri (tiga kata kunci OMK yang militan: saya bisa, saya harus bisa, saya pasti bisa).

Sebagai pembicara terakhir dan sebagai kesimpulan, P. Serafin Dany Sanusi, OSC menegaskan bahwa menjadi Katolik yang militan bukan berarti bersikap radikal, melainkan memiliki komitmen tinggi dalam iman, doa, pelayanan, dan perutusan sebagai saksi Kristus di dunia modern. Militansi pertama-tama yang perlu dimulai di tempat ini adalah doa yang Katolik. Militansi pertama-tama dimulai dari hati. Militansi pun tidak bisa dibangun dalam 1-2 hari saja tapi berdasarkan ketekunan dan komitmen. Karena itu mulailah dengan kebiasaan-kebiasaan yang sungguh dengan ketekunan dan komitmen yang tetap serta dengan integritas diri.

Seminar ini dipandu oleh Roni Parsaulian Gultom, S.Ag dan Tim seksi Katekese. Para peserta sangat antusias dalam sesi tanya jawab, berbagi pengalaman, serta menggali lebih dalam tentang bagaimana mereka dapat mewujudkan semangat misioner dalam kehidupan sehari-hari.  Kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama serta komitmen dari setiap peserta untuk terus berjuang dalam iman dan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat.

Dengan adanya seminar ini, diharapkan OMK Kuasi Paroki St. Paskalis Diski semakin bersemangat dalam menghidupi iman mereka dan menjalankan perutusan sebagai Orang Muda Katolik yang bermisi. (Kontributor P. Konstantinus Lakat, CMF dan Roni Parsaulian Gultom, S. Ag dari Kuasi Paroki St. Paskalis Diski)

Galeri Foto

Retret Singkat OMK-AMC SanMare Dalam Rangka Persiapan Pelantikan Pengurus Baru Periode 2025-2028

Pu’urere, Ende. Awal bulan Maret menjadi momen istimewa bagi calon pengurus Orang Muda Katolik Paroki St. Marinus Pu’urere, yang akrab disapa OMK SanMare. Bersama dengan P. Kristoforus Landur, CMF, calon pengurus OMK SanMare Periode 2025-2028 mendapat kesempatan untuk sejenak meninggalkan rutinitas dan kesibukan demi menimba kekuatan spiritual.

Dari Sabtu, 1 Maret 2025 hingga Minggu, 2 Maret 2025, mereka memilih menepi ke KM 09 Ende, tepatnya di Caffe Bintang Watu Mere. Tempat tersebut dipilih karena merupakan sebuah tempat yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk, sehingga mendukung suasana untuk merenungkan panggilan mereka sebagai pelayan Tuhan.

Retret ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi sebuah perjalanan batin. Dalam keheningan dan doa, para calon pengurus diajak untuk memahami bahwa menjadi pengurus OMK bukan hanya sekadar tugas, melainkan panggilan suci yang berasal dari Tuhan. Mereka tidak dipilih secara kebetulan, tetapi Tuhan sendiri yang mengetuk hati mereka untuk melayani.

Pesan utama dalam retret ini sangat jelas yakni pelayanan membutuhkan pengorbanan dan ketulusan. Menjadi pengurus OMK bukan tentang mencari waktu luang, tetapi menyediakan waktu; bukan tentang mengisi waktu sisa, tetapi menjadikan pelayanan sebagai prioritas. Dalam refleksi mendalam, mereka diajak untuk bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku siap memberi diri seutuhnya untuk Tuhan dan Gereja?

Di sela-sela doa dan permenungan, kebersamaan pun semakin erat terjalin. Mereka berbagi pengalaman, harapan, dan tantangan yang mungkin akan mereka hadapi dalam pelayanan. Saling menguatkan, saling mendoakan, dan saling menyemangati menjadi bagian dari perjalanan ini.

Sebagai puncak dari retret kecil ini, mereka menutupnya dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh P. Kristoforus Landur, CMF. Dalam Misa, mereka mempersembahkan diri kepada Tuhan, menyerahkan segala ketakutan dan kekhawatiran, serta memohon rahmat agar tetap setia dalam pelayanan.

Ketika matahari pagi menyapa di hari Minggu, mereka meninggalkan KM 09 dengan hati yang penuh sukacita dan semangat baru. Retret ini bukanlah akhir, tetapi awal dari sebuah perjalanan pelayanan—perjalanan yang mungkin tidak selalu mudah, tetapi pasti penuh makna karena mereka melangkah bersama Tuhan. (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Tim Promosi Panggilan Komunitas Claretian Pu’urere)

Galeri Foto

Seminar Bagi Para Pengurus Gereja Paroki St. Mikael Tanjung Balai

Tanjung Balai, Sumatra Utara. Pada Jumat (28/2/2025), Gereja Paroki St. Mikael Tanjung Balai mengadakan seminar dalam rangka pembekalan dan pelatihan bagi para pengurus gereja. Tujuan diadakannya seminar ini adalah agar dapat memahami arti dan makna Gereja yang misioner. Kegiatan yang berlangsung di aula paroki tersebut merupakan salah satu bentuk tanggapan paroki secara khusus dan umat katolik pada umumnya atas fokus pastoral Keuskupan Agung Medan pada tahun 2025 yakni, “Umat Katolik yang Bermisi”.

Setelah mengajak dan mengundang semua umat untuk berpartisipasi (Umat Katolik yang berpartisipasi, Fokus Pastoral KAM 2024), Keuskupan Agung Medan mengajak semua umatnya di tahun 2025 ini untuk menunjukkan partisipasi mereka bukan hanya rajin berdoa tetapi juga aktif dalam membagikan damai dan sukacita Kristus kepada sesama dalam pergaulan hidup setiap hari.

Oleh karena itu, sebelum umat terjun lebih jauh dalam berbagi kasih Kristus, pertama-tama, para petugas pastoral di bekali dengan pengetahuan tentang arti dan makna Gereja Misioner, agar umat tidak salah paham dalam bertindak dan berelasi dengan sesama.

Pembekalan dan pelatihan ini dibimbing oleh P. Nikolaus Ilan, CMF dan Sr. Meriam Siagian, FCJM. RP Nikolaus Ilan, CMF membekali semua pengurus yang terlibat dengan pengetahuan tentang makna misi (Etimologis, Biblis, Teologis dan Eklesiologis). Kemudian Sr. Meriam Siagian, FCJM membekali para pengurus yang terlibat dengan pengetahuan tentang makna dan arti gereja yang Misioner dan kondisi Gereja KAM saat ini.

Selain mendengarkan materi, kegiatan ini diisi juga dengan diskusi kelompok yang bertujuan untuk membantu para peserta lebih mendalami setiap bahan dan materi yang telah diberikan.

Di akhir kegiatan, para peserta mendapatkan sosialisasi atau penjelasan mengenai arti dan makna tahun jubileum. Materi tersebut diberikan oleh pastor paroki Tanjung Balai, P. Selestinus Panggara, CMF.

Kegiatan ini diikuti oleh semua pengurus paroki, stasi dan lingkungan (ketua, wakil, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi). Peserta yang mengikuti seminar ini kurang lebih berjumlah 170 orang. Kegiatan ini pun disponsori oleh para pastor dan DPP paroki St. Mikael Tanjung Balai, Sumatera Utara. (Kontributor P. Apolinaris Vinsensius Tarut, CMF, Anggota Komunitas Claretian Tanjung Balai)

Galeri Foto

Seminar Tentang Teknologi Komunikasi dan Kesehatan Mental Berhasil Digelar Kelompok Claret Way Kupang

Lasiana, Kupang. Kelompok Claret Way Kupang sukses menggelar seminar bertemakan “Komunikasi, Teknologi, dan Kesehatan Mental” di Aula Kuria Claretian Kupang pada Sabtu (15/2/2025). Seminar ini mengundang P. Dr. Viktor Doddy Sau Sasi, CMF dan Marselino K. P. Abdi Keraf, S.Psi., M.Psi., Psikolog menjadi pembicaranya.

Materi pertama dibawakan oleh Marselino K. P. Abdi Keraf, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Sebagai seorang psikolog, beliau melihat tentang Kesehatan mental seseorang tergantung dari pribadi yang bersangkutan. Pikiran yang sehat akan membentuk pribadi yang sehat pula tetapi pikiran yang buruk akan sangat berpengaruh terhadap perilakunya pula, sehingga ketika berbicara tentang bunuh diri berarti berbicara tentang mereka yang belum mampu mengolah pikirannya dengan baik.

Menurutnya, pikiran itu seumpama orang meletakan tisu di atas tangannya. Lama kelamaan tisu itu akan terasa berat. Apakah beban itu datang dari tisu? Jawabanya tidak. Tanganlah yang memberi beban pada dirinya sendiri bukan tisu. Sama halnya dengan pikiran. Jika satu persoalan kecil disimpan dalam pikiran secara terus menerus maka persoalan itu akan terasa berat dan akan menimbulkan persoalan lain yang mengakibatkan tindakan bunuh diri.

Sementara itu, materi kedua dibawakan oleh P. Dr. Viktor Doddy Sau Sasi, CMF. Pastor yang akrab dengan P. Doddy, CMF ini membawakan materinya berkaitan dengan Artificial Inteligence (AI). Berhadapan dengan dunia teknologi, beliau melihat dari sudut pandang Gereja.

Berdasarkan slide yang dipaparkan, P. Doddy menyatakan bahwa ada banyak dokumen Gereja dan Bulla yang sudah dikeluarkan oleh Paus untuk menanggapi sitausi yang sedang dihadapi dunia saat ini, termasuk riuhnya permasalahan tentang AI. Menurut beliau, AI pada satu sisi dapat membantu manusia dalam banyak hal tetapi di sisi yang lain AI dapat melemahkan daya kritis dan kreatifitas seseorang.

Sesi ini diakhiri dengan foto bersama dan bersalam-salaman, setelah itu mereka kembali kerumah atau kos-nya masing-masing dengan membawa bekal pengetahuan yang mereka peroleh dari kedua narasumber yang sangat luar biasa. Harapanya, agar kegiatan ini terus berlanjut dan semoga apa yang mereka dapatkan hari ini dapat bermanfaat untuk hidup mereka.

Seminar ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, ada orangtua, orang muda, dan anak-anak. Jumlah mereka mencapai hampir 50 orang. (Kontributor Fr. Theofilus Woi, CMF, teologan tingkat VI Komunitas Kuria Claretian Kupang)

Galeri Foto