Pada
tanggal 09 Desember 2014, bertempat di halaman depan gedung baru
“Claretian House”, telah diadakan misa syukur imam baru: P. Dody Sasi,
CMF dan P. Konstan Lakat, CMF. Syukur atas rahmat tahbisan ini dipimpin
oleh P. Konstan, CMF sebagai selebran utama, P. Dody, CMF konselebran
sekaligus pengkotbah, dan sejumlah besar konselebran dari imam Claretian
yang berkarya di seluruh Indonesia dan Timor Leste, plus beberapa imam
dari Kongregasi lain: OCD, MSSCC, OMG, dan imam diosesan.
Perayaan
ini dihadiri oleh kira-kira 500an umat baik dari keluarga imam baru,
para biarawan-biarawati, pejabat pemerintahan dan undangan. Misa ini
dimeriahkan oleh koor dari para frater Seminari Hati Maria Claretian dan
Pra Novisiat Claret.
Misa
syukur ini sekaligus menjadi moment penting pemberkatan gedung baru
“Claretian House” yang bertempat di samping Seminari Hati Maria, Kupang.
Proficiat untuk semua Misionaris Claretian secara khusus yang berkarya di Indonesia dan Timor Leste.
Pada
tanggal 08 Desember 2014, di gereja Katedral Kristus Raja , Uskup Agung
Kupang Mgr. Petrus Turang menahbiskan 6 diakon menjadi imam baru. Dari
antara keenam diakon itu, dua berasal dari Kongregasi Para Misionaris
Claretian. Mereka adalah: P. Victor Doddy Sasi, CMF dan P. Konstantinus
Lakat, CMF. Pentahbisan imam baru ini menjadi kebahagiaan tersendiri
bagi para Claretian Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste, karena
bertepatan dengan moment perayaan 25 tahun keberadaan Misionaris
Claretian di dua negara ini.
Semoga kebahagiaan ini menjadi tanda akan semakin majunya misi Para Pelayan Sabda, Misionaris Claretian di mana saja berkarya.
Profociat untuk kedua Pater yang baru. Semoga tetap setia dalam panggilan dan berkembang dalam Iman, Kasih dan Pengharapan.
Delegasi kita telah memilih satu dari sekian gambar yang masuk, hasil karya anggota delegasi yang turut berpartisipasi dalam membuat logo peringatan 25 tahun kehadiran Misionaris Claretian di Indonesia dan Timor Leste. Logo ini adalah hasil karya dari Frater Rian Gili, teologan di Seminari Hati Maria. Launching logo ini telah diadakan sewaktu acara misa pembukaan perayaan yubileum delegasi kita. Waktu itu P. Sabu George selaku Pater Delegatus mempresentasikan secara resmi ke hadapan semua anggota delegasi dan undangan yang hadir dalam kesempatan itu. Logo resmi ini akan kita gunakan selama peringatan syukur kehadiran karya kita di dua negara ini sampai puncak perayaan nanti. Terimakasih disampaikan secara khusus untuk frater Rian yang telah memberikan yang terbaik untuk moment bersejarah ini.
P. Sabu George saat ini sedang berlibur ke kampung halamannya di India. Sebelumnya di komunitas Hati Maria telah diadakan pesta sederhana melepas P. Sabu dari komunitas untuk berkarya di komunitas misi Claretian yang lain. Ucapan terimakasih dengan berbagai macam kemasan acara diberikan, plus kehadiran dari beberapa komunitas Claretian terdekat: PNC dan Benlutu, serta beberapa undangan. P. Ferdy Melo juga sudah berangkat ke Filipina untuk melanjutkan studinya di ICLA.
Keberangkatan
ini disusul oleh dua frater: Paulus Hasdin dan Patrisius W. Bakior ke
Jakarta untuk mengurus visa lanjut perjalanan ke Spanyol untuk studi
Teologi di Institut Pintifical Comillas-Madrid. Namun perpisahan ini
berlanjut dengan sukacita penerimaan anggota baru dalam komunitas. P.
Vianey – Superior Delegasi Independen Indo_TL yang baru – P. Romi, P.
Robert dan 16 frater berkaul pertama, membawa suasana baru dalam
komunitas Hati Maria.
Selama
satu minggu, 5 – 12 Agustus 2014, para aspiran dan postulan di
PNC-Kupang dijejali setumpuk materi dan aktivitas dalam kegiatan English
Camp. Dibawah asuhan P. Edgar Zamudio, cmf dan Sr. Melin, RVM para
saudara kita ini terlihat aktif dalam berusaha belajar berkomunikasi
dalam Bahasa Inggris. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan
saudara-saudara kita ini agar bisa menjadi Misionaris yang handal pada
saatnya dengan membekali mereka dengan Bahasa Inggris. Proficiat juga
untuk para tutor dan pendamping. Semoga kegiatan ini berguna untuk masa
depan para calon misionaris kita. Non multa sed multum. Bukan soal banyaknya tetapi soal kualitasnya. Itulah yang kita cari untuk Claretian Indo-TL masa depan. Viva Claret!