Tentang hidup, ada banyak petuah dan kebijaksanaan yang bisa diurai ke dalam kisah hidup. Soren Kierkegaard, dalam suatu babak hidupnya pernah berujar demikian, “Life can only be understood by looking back; but it must be lived by looking forward.” (Hidup hanya bisa dimengerti dengan melihat ke belakang; tetapi ia harus dihidupi dengan menatap ke depan). Hidup adalah satu anyaman kisah, entah pendek pun pula panjang, yang aku kisahkan kepada yang lain. Dalam setiap tenunan kisah itu aku belajar bagaimana mengartikan hidup dan bagaimana membuat hidup lebih berarti. Selamat Ulang Tahun.
Oenopu-TTU-Indonesia. Pandemi Covid-19 tak pernah menyurutkan apalagi mematahkan asa Komunitas Claretian, Paroki St. Antonius Maria Claret Oenopu, Timor Tengah Utara, Keuskupan Atambua untuk menemukan cara-cara baru bagaimana berbagi bersama mereka yang berkekurangan akhibat terpaan virus menakutkan ini.
Saat dunia “disegel” untuk “#DiRumahAja,” tanpa sadar gelindingan roda perekonomian terseret bahkan sempat berhenti sesaat yang berimbas pada ketidak-cukupan asupan kebutuhan pokok hidup masyarakat. Belum lagi curah hujan yang tidak sesuai cita-cita para petani selama ini, meninggalkan tanaman mereka kering, tak berpenghasilan. Litani duka ini akhirnya ditambahkan kembali pada narasi hidup umat.
Dalam kekalutan narasi hidup itu, ada saja segelintir orang peka mendengar jerit dan keluh sesamanya. Komunitas Claretian Oenopu, bekerja sama dengan paguyuban SEPEKITA dan Sahabat Mgr Gabriel Manek (SMGM) serta para donatur, menggagas aksi untuk mengumpulkan sembako dan pakaian layak pakai untuk dibagikan kepada keluarga-keluraga yang tidak mampu di seputaran Oenopu dan wilayah-wilayah sekitarnya. Mereka tulus berbagai dari apa yang mereka miliki bahkan mungkin dari kekurangan yang mereka punyai. Pastor Rekan di Paroki St. Antonius Maria Claret, Oenopu, P. Silverius Petrus Homa, CMF, yang juga ikut terlibat aktif dalam gerakan karitatif ini mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan dukungan orang-orang yang berhati mulia yang ikut memikirkan nasib dan kehidupan orang-orang kecil di tengah wabah yang banyak mengubah cara dan gaya hidup kita ini. Semoga virus ini tidak menyegel hati kita untuk selalu peka, solider dan berbagi dengan sahabat-sahabat seperjalan, terutama mereka yang berkekurangan dan tidak berutung dalam hidup. Dunia boleh “disegel” tetapi asa dan hidup mesti tetap berlanjut…
Seminari Hati Maria Kupang, Indonesia. “Kata Hati” tak pernah habis diurai. Makna hati tak pernah mampu dimuat tuntas memenuhi takaran dan ukuran kata untuk mengulasnya. Hati, bahkan melampui uraian dan untaian kata yang mencoba membahasakannya. Lantaran hati itu bilik terdalam dan terpribadi yang imun dari sekadar menebak, apalagi semata-mata berhenti di titik mencurigai. Hati memang begitu dalam, pun pula luas. Bahkan hati itu keseluruhan pribadi itu sendiri.
Hari ini, 20 Juni 2020 adalah hari yang istimewa untuk para Misionaris Claretian sedunia. Hari para Claretian merayakan “hati Ibu” yang mengadung, melahirkan dan membentuknya menjadi misionaris. Pater General dalam pesannya pada pesta hari ini mengatakan, “Dua Pesta, Hati Kudus Yesus dan Hati Tak Bernoda Maria, mengundang kita untuk merawat hati kita dan menjaganya berpijak di dalam kasih Allah ketika kita berlayar menghadapi aneka badai kehidupan.” Kebeningan dan keheningan Hati Maria tentu tak pernah terpisah dari Hati Terkudus Putra-nya. “Tidak ada hati lain yang mengetahui dan merenungkan misteri inkarnasi yang begitu dekat dan mendalam seperti Maria. Menjadi putera-putera Hatinya bukanlah gelar institusional belaka bagi kita. Itu adalah identitas kita, spiritualitas kita, dan cara kita menjadi saksi sukacita Injil,” demikian lanjut Pater General.
Perayaan Ekaristi merayakan pesta ini dan pelantikan ke-15 Frater menjadi Lektor dan Akolit dipimpin oleh P. Yohanes M.Vianey Lusi Emi, cmf, Superior Delegatus CMF Indonesia-Timor Leste. Dalam homilinya, P. Vianey mengajak semua yang hadir dalam perayaan ini untuk belajar dari Bunda Maria yang memiliki “kata hati” yang dalam sebagai pendengar dan pelaksana Sabda. Maria juga adalah model kebijaksaan profetik yang memiliki mata dan hati mistik untuk melihat bahwa dalam kehancuran dan ke-amburadul-an hidup ada keutuhan ilahi dalam rencana hidupnya.
Hadir juga dalam perayaan ini anggota Komunitas teologat Claretian House, Pra Novisiat Claret, para frater yang baru menyelesaikan program Tahun Orientasi Pastoral, karyawan/karyawati ketiga komunitas. Acara sambung “kata hati” ini dilanjutkan dengan ramah-tamah kekeluargaan di Halte SHM. Sukacita ini dibuka dengan peniupan lilin ulang tahun Komunitas Seminari Hati Maria yang ke-17 tahun yang dipandu oleh P. Valentinus Laga Ola, cmf. Selamat Pesta Hati Maria, proficiat untuk kelima belas frater yang dilantik menjadi lektor dan akolit dan selamat ulang tahun untuk Komunitas Seminari Hati Maria Kupang. Hiduplah dalam Spiritualitas Hati sebagaimana mimpi formatif tenunan narasi komunitas ini.
Kelima belas frater CMF Komunitas SHM Kupang yang dilantik menjadi Lektor & Akolit
Pra Novisiat Claret Kupang, INDONESIA. Para toper dari Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste baru saja menyelesaikan masa TOP mereka untuk tahun ajaran 2019/2020. Masa TOP yang dimulai pada 19 Juli 2019 telah berakhir pada 9 Juni 2020 lalu.
Pertemuan itu berlangsung selama lima hari, yakni 16-20 Juni 2020, bertempat di Komunitas Pra Novisiat Claret, Matani, Kupang. Para toper berkumpul untuk mengadakan evaluasi akhir masa TOP sembari merajut kembali narasi-narasi masa TOP untuk menjadi satu kisah yang hidup.
Ada 9 TOP-er yang hadir pada kesempatan itu, antara lain, Fr. Makarius Sungga, CMF (Paroki St. Antonius Maria Claret Salele); Fr. Patris Urbat, CMF (Paroki Hati Tak Bernoda Maria Fohorem); Fr. Martinus Dhey, CMF (Paroki Sta. Maria Fatima Nurobo); Fr. Mario Fredrikus Cole Putra, CMF (Novisiat Claretian Benlutu); Fr. Kristoforus Lahur, CMF (Paroki Sta. Theresia Kanak-kanak Yesus Panite); Fr. Anggalius Yoseph Usfal (Pra Novisiat Claret Kupang); Fr. Yulianus Nai Kiik (Seminari Menengah Pius XII Kisol); Fr. Robertus Darvino Karno, CMF (Paroki St. Hubertus Sok); dan Fr. Edvan Andreas Ruu (Komunitas Claretian House, Catalina dan Karya Sosial Atmabrata, Cilincing, Jakarta Utara).
Pertemuan ini didampingi oleh P. Yohanes Dari Salib Jeramu, CMF dan P. Yoseph Ferdinandus Melo, CMF. Evaluasi dibuka dengan rekoleksi sehari yang dibawakan oleh P. John Jeramu, CMF. Pada kesempatan itu, P. John mengajak para TOP-er untuk melihat kembali diri para TOP-er masing-masing sambil merefleksikan dan mendeteksi virus-virus spiritual yang sering membelenggu kehidupan spiritual seorang misionaris.
Tidak berhenti sampai di situ. P. John lalu menawarkan anti virus yang sekiranya bisa menangkal virus-virus tersebut. Beberapa di antaranya adalah discernment, kebajikan-kebajikan P. Claret sebagaimana dituangkan dalam Autobiografinya, dan berpikir secara holistic setiap kejadian yang ada.
Adapun juga P. John mengajak para TOP-er untuk merefleksikan kehidupan panggilan misionaris mereka sambil melihat kisah hidup P. Claret. Pengalaman Patris Mei P. Claret senantiasa berada dalam kuasa Penyelenggaraan Ilahi. Keterhindaran P. Claret dari bahaya-bahaya merupakan buah kasih Allah yang selalu menaungi P. Claret.
Setelah rekoleksi, para TOP-er diminta untuk menarasikan kisah-kisah yang mereka alami selama menjalani masa tahun orientasi pastoral di tempat TOP masing-masing. Kisah-kisah seputar kehidupan berkomunitas, misi, kerasulan, dan pastoral menjadi tema yang amat menonjol. Terutama di tengah ancaman pandemi covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi para TOP-er untuk berdinamika bersama komunitas dan umat setempat. Karena covid-19 muncul dalam masa TOP, para TOP-er angkatan 2019-2020 mendapat julukan “TOP-er Angkatan Corona”.
Kesempatan evaluasi ini juga diisi dengan sharing dari P. Yohanes Maria Vianey Lusi Emi, CMF. P. Vian mengajak para TOP-er untuk sadar akan situasi sekarang ini, yang mana ada kemunculan spirit baru dalam membicarakan kebenaran. Dunia hari ini mengklaim kebenaran secara berbeda. Kebenaran tidak lagi menjadi milik satu dua pihak yang berkuasa, namun semua orang memiliki kebenarannya sendiri-sendiri. Tiap orang adalah produsen kebenaran. Dunia memperlihatkan bahwa masing-masing orang memiliki narasi-narasinya sendiri, dan menganggap narasinya itu adalah benar. Credo ini muncul dari pengalaman masing-masing orang. Dunia manusia hari ini adalah locus baru dari revelasi.
Selain itu, para TOP-er diajak untuk hidup menurut semangat para nabi. Para nabi memiliki kemampuan melihat situasi secara beyond. Mereka diberkahi rahmat kebijaksanaan yang bisa mengubah kebekuan situasi agar menjadi semakin fleksibel. Rahmat kebijaksanaan itu melahirkan alternative-alternatif untuk membuka gerbang ketertutupan sekaligus menyajikan jalan keluar dan mengumandangkan apa itu hidup. Karena kebijaksanaan memiliki sifat yang tentram, imajinatif, berdaya cipta, mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang sulit menjadi mudah. (Mario F. Cole Putra, CMF)
Benlutu-Soe-TTS-Indonesia. Dalam sukacita Hari Raya Tritunggal Mahakudus, Komunitas Novisiat Claretian Benlutu bersama kelompok solidaritas Benlutu (Paroki, OMK/AMC, Panitia Paska, dan Romo Paroki) berderma untuk masyarakat Benlutu baik yang Katolik maupun non-Katolik dengan membagi setengah ton beras. Kita memberi dari kekurangan, semoga Tuhan melengkapinya dalam kelimpahan berkat dan kasih-Nya. Dari Nunuh Amasat kami ucapkan Selamat Hari Raya Tritunggal Mahakudus untuk kita semua. (Dkn. Ag. H. Weruin, cmf)