Webinar KOPTARI: Menjadi Gereja Pengharapan bagi Perdamaian Dunia

oleh | Feb 25, 2025 | Berita, Hidup Bakti

Kupang, Indonesia. Pada Senin (10/2/2025), KOPTARI (Konferensi Pemimpin Tinggi Tarekat Religius Indonesia) sukses menyelenggarakan webinar dalam rangka Yubileum Tarekat Hidup Bakti, yang dihadiri oleh ratusan kaum hidup bakti dari berbagai Kongregasi dan Tarekat di seluruh Indonesia. Tema yang diangkat dalam webinar kali ini adalah “Peziarah Harapan dalam Perjalalanan Menuju Perdamaian”. Webinar ini menghadirkan dua pembicara utama yang sangat dihormati, yaitu Uskup Ignatius Kardinal Suharyo dan P. Valens Agino, CMF.

Pada kesempatan pertama, Bapa Kardinal membawakan materinya berjudul “Gereja sebagai Komunitas Pengharapan”. Dalam pemaparannya, beliau meninjau tentang “pengharapan”. Menurutnya, harapan tidak bisa disamakan begitu saja dengan optimisme. Landasan optimis adalah perhitungan-perhitungan manusiawi, sedangkan landasan harapan adalah iman. Dengan menjadikan iman sebagai landasan harapan, kata Rasul Paulus, bahwa Allah yang memulai pekerjaan yang baik, akan meneruskannya sempai pada hari Kristus Yesus (Flp 1:6). Artinya, Allah yang memulai, Allah yang akan menyelesaikannya.

Terkait pekerjaan Allah ini, Kardinal Suharyo melihat bahwa semua karya Allah adalah sungguh amat baik. Terbukti bahwa sejak awal penciptaan, Allah selalu mengatakan bahwa semua ciptaan-Nya adalah baik adanya. Kemudian di akhir Alkitab, yakni pada Kitab Wahyu, Allah sendirilah yang menyempurnakan karya agung-Nya. Jadi, di awal dan di akhir, Allah selalu menjadikan segala sesuatu baik adanya.

Dalam presentasinya juga, Bapa Kardinal, mengutip Paus Fransiskus, mengajak Gereja untuk menjadi Gereja yang peduli. Dengan peduli, Gereja justru menunjukkan wajah Gereja yang bergerak dan terlibat. Terdapat beberapa wilayah keterlibatan Gereja, yakni hormat terhadap martabat manusia, memastikan kebaikan bersama (bonum commune), solidaritas, dan merawat alam ciptaan.

Kemudian, setelah mendengarkan materi dari Bapa Kardinal, para peserta disuguhkan dengan materi yang dibawakan oleh P. Valens Agino, CMF. Judul materinya adalah “Peziarah Harapan dalam Perjalanan Menuju Perdamaian”. Inspirasi materinya didasarkan pada Kitab Kidung Agung. Baginya, peziarah harapan itu layaknya seorang kekasih yang mencari jantung hatinya. Kekasihnya lebih penting daripada pekerjaan, kebun anggur, dan keluarganya, termasuk dirinya sendiri. Artinya, menurut refleksi P. Valens Agino, CMF, kaum hidup bakti pun mesti terus bertualang tanpa putus asa dan tanpa putus harapan untuk terus mencari Dia.

Selain itu, sesuai dengan tema yang dibahas, P. Valens Agino, CMF menuturkan bahwa untuk menjadi pembawa perdamaian, seorang kaum hidup baktu tidak harus menjadi orang besar dan memiliki posisi atau jabatan yang tinggi. Menurutnya, menjadi diri sendiri sudah lebih dari cukup untuk membawa perdamaian kepada dunia. Secara biblis, terdapat beberapa inspirasi, yakni menjadi seperti “sisa Israel” yang diselamatkan Tuhan karena selalu bersandar setia pada Tuhan; menjadi biji sesawi yang meski kecil namun bertumbuh menjadi pohon yang besar; menjadi bayi mungil dan ibu hamil yang bisa mengalahkan raja dan naga besar; dan menjadi seekor Anak Domba yang disembelih dan menang atas naga besar dan binatang buas. Baginya, menjadi kecil bukan berarti kaum hidup bakti tidak bisa menjadi pelopor di jalan menuju perdamaian.

Webinar ini ditutup dengan tanggapan dan pertanyaan dari para peserta. Mereka semua mengikuti dengan antusias, memberikan tanggapan positif atas materi yang disampaikan dan diskusi yang diadakan setelah sesi presentasi.

Galeri Foto