Wisma Claretian Yogyakarta. Sebanyak enam belas Frater (Tingkat I dan II) Komunitas Wisma Skolastikat Claretian Yogyakarta (WSCY) mengikuti kursus Public Speaking. Kegiatan ini merupakan salah satu program komunitas guna mengisi waktu liburan sekaligus memberi bekal kepada para misionaris muda agar semakin menjadi pribadi yang bernadi misionaris dalam jejak Bapa Pendiri, St Antonius Maria Claret, sebagai pelayan Sabda yang ideal. Kursus ini berlangsung selama lima hari, yakni dari tanggal 20-24 Januari 2020, dipandu oleh tiga tutor yang sangat handal dalam bidang public speaking. Mereka adalah; Ibu Rishe Purnama Dewi, S. Pd, M. Hum (Ibu Rise), Ibu Septiana Krismawati, S.S., M.A (Ibu Septi) dan Ibu Ekaresta Prihardjati Saputro, S.Pd., M.Pd.(Ibu Esta). Ketiganya merupakan Tim PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam kegiatan ini, para misionaris muda disuguhkan berbagai materi dan praktek menjadi seorang public speaker yang baik khususnya sebagai seorang misionaris pelayan Sabda. Mulai dari materi yang paling dasar, yakni tentang pengolahan vokal, intonasi, pelafalan, artikulasi, penampilan, penguasaan umat atau audience hingga pada praktek menjadi seorang public speaker yang kreatif. Selain itu dalam berkotbah para frater diajak untuk belajar bagaimana menghadapi situasi audience yang beraneka ragam, bahkan bagaimana cara mengatasi tindakan atau prilaku audience atau umat yang di luar ekspetasi.
Di penghujung kegiatan ini para misionaris muda diberi kesempatan berkotbah dengan menerapkan semua materi yang telah diperoleh. Setiap frater dituntut sekreatif mungkin menggunakan media atau sarana yang ada sesuai dengan tema dan konteksnya masing-masing. Dalam hal ini, tema dan konteks dalam renungan yang dibawakan dalam berkotbah tidaklah sama, konteksnya berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini tentu tidak sekedar sebagai pengujian atau penilaian atas semua materi yang telah diperoleh, tetapi lebih dari pada itu kesempatan berkotbah ini merupakan suatu rahmat yang amat berharga bagi kami. Mengapa? Karena dalam kesempatan ini kami belajar bagaimana rasanya berdiri di depan orang banyak. Lebih dari itu, setiap kami merasa termotivasi untuk menjadi misionaris sejati, di saat sekarang dan di masa depan. (Fr. Rofinus Hadu, CMF)