Melata, Palangka Raya. Paroki Mater Dei, Melata, Keuskupan Palangka Raya, tengah diliputi atmosfer sukacita yang luar biasa. Bagaimana tidak, umat Paroki Mater Dei, Melata, baru saja mengikuti dua peristiwa besar, yakni pemberkatan gereja yang baru saja selesai dibangun dan penerimaan Sakramen Krisma. Kedua peristiwa ini berbicara tentang karya Allah yang terus-menerus memperbaharui Gereja-Nya, baik secara fisik maupun rohani. Kedua peristiwa penting ini berlansung selama dua hari yaitu Rabu, 4 Desember 2024 di Pusat Paroki dan Kamis, 5 Desember 2024 di Stasi St. Antonius Maria Claret Toka.
Suasana pesta mulai menampakkan pesonanya pada Rabu (4/12/2024). Segerombolan pasukan berwarna putih hitam yang memenuhi seisi halaman gereja. Mereka adalah para serdadu kristus yang menggores kisah di hari yang penuh kenangan dengan nama mereka masing-masing. Dua peristiwa iman yang memberikan makna yang mendalam dan tidak akan habis dikenang.
Serangkaian upacara perayaan dimulai. Umat berkumpul dengan penuh sukacita untuk menyambut Bapa Uskup Palangka Raya, Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF, yang hadir di tengah umat untuk memimpin pemberkatan Gereja baru dan perayaan Sakramen Krisma. Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan, penyambutan dilakukan dengan adat istiadat khas masyarakat Dayak Tomun, memperlihatkan harmoni antara iman Katolik dan budaya lokal.
Bapa Uskup disambut dengan tarian adat, yang menggambarkan doa, penghormatan, dan rasa syukur. Para penari dengan kostum tradisional menghadirkan gerakan penuh makna, simbol sukacita atas kehadiran pemimpin rohani kita. Prosesi dilanjutkan dengan ritual potong pantan dan ikat tongang, sebuah tanda penerimaan, doa, berkat dan perlindungan Allah atas perayaan ini.
Setelah ucapan selamat datang dalam bahasa adat oleh tokoh masyarakat, Bapa Uskup melangkah ke Gereja yang akan diberkati, diiringi lagu pujian yang dinyanyikan oleh umat. Penyambutan ini menunjukkan bagaimana iman Katolik merangkul budaya lokal, memperkaya kehidupan umat Allah.
Dua perayaan berahmat ini dihadiri oleh P. Valens Agino, CMF dan para Claretian yang berkarya di sekitar Kalimantan.
Pemberkatan Gereja: Rumah Allah yang Hidup
Paroki Mater Dei memberkati dua gereja sekaligus. Pada Rabu (4/12/2024), Bapa Uskup memberkati gereja di pusat paroki dan gereja St. Antonius Maria Claret, Toka pada Kamis (5/12/2024).
Gereja adalah tempat Allah hadir di tengah umat-Nya. Bangunan yang diberkati adalah simbol nyata dari kasih dan kesetiaan Allah. Dengan pemberkatan ini, Gedung Gereja bukan lagi sekadar tempat biasa, tetapi telah dikuduskan untuk ibadat, doa, dan perjumpaan sakral dengan Allah.
Air suci dipercikkan, menandai penyucian tempat ini. Minyak krisma dioleskan pada altar, menjadikannya pusat kehidupan sakramental kita, di mana Ekaristi-persembahan tubuh dan darah Kristus-akan dirayakan. Lilin-lilin dinyalakan, menerangi ruang yang menjadi tanda kehadiran Kristus, Sang Terang Dunia.
Namun, Gereja ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjadi tempat ibadat. Ia juga adalah tanda pengutusan kita. Dari rumah Allah ini, kita diutus untuk menjadi saksi-Nya, membawa terang dan harapan ke dunia.
Penerimaan Sakramen Krisma: Umat yang Dikuatkan oleh Roh Kudus
Sembari memberkati gedung gereja paroki, Bapa Uskup juga menerimakan sakramen Krisma. Di pusat paroki, Bapa Uskup menerimakan Sakramen Krisma kepada 368 orang, dengan rincian 250 orang di pusat paroki dan 118 orang di stasi Toka.
Dalam Sakramen Krisma, Roh Kudus dicurahkan secara penuh kepada umat beriman. Hari ini, mereka yang telah dipersiapkan melalui pembinaan iman menerima tanda penguatan ini. Minyak krisma, yang sama digunakan untuk mengurapi altar, kini dioleskan pada dahi mereka. Ini adalah tanda bahwa mereka telah dipilih, disucikan, dan diutus sebagai saksi Kristus di tengah dunia.
Sakramen Krisma melengkapi rahmat Baptisan. Jika Baptisan menjadikan kita anak Allah, Krisma memperkuat kita sebagai prajurit Kristus. Para penerima Krisma hari ini menerima karunia Roh Kudus: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, ketangguhan, pengenalan akan Allah, kesalehan, dan rasa takut akan Tuhan. Dengan karunia-karunia ini, mereka dipanggil untuk menjalani hidup yang penuh iman dan kasih, membangun Gereja hidup di mana pun mereka berada.
Gereja yang diberkati adalah tempat umat berkumpul untuk memuliakan Allah dan menerima sakramen. Namun, gereja ini menjadi hidup karena umat Allah yang hadir di dalamnya. Mereka yang menerima Sakramen Krisma hari ini adalah tanda gereja hidup. Mereka adalah batu-batu yang membangun Gereja Kristus di dunia ini, dengan iman yang diperkuat oleh Roh Kudus. Sebagaimana altar yang diurapi menjadi pusat ibadat, mereka juga diurapi untuk menjadi saksi hidup dari Injil Kristus. (Kontributor P. Jefrianus Ulu, CMF, Pastor Paroki Mater Dei, Melata)