Kupang, Indonesia. Pada Jumat (14/2/2025), Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste kembali menggelar kursus untuk kaum hidup bakti yuniorat. Kursus tersebut akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi-materi yang menarik, terhitung mulai Februari hingga Juni 2025.
Pada kesempatan pertama di bulan Februari, kursus dibuka dengan materi yang dibawakan oleh P. Agustinus Supur, CMF. Tema yang dibahas dalam kursus kali ini adalah “Kaul-kaul Kebiaraan: Spiritualitas dan Praktek Menuju Komitmen yang Definitif”.
Dalam pemaparannya, P. Agustinus Supur, CMF menuturkan bahwa Hidup Baktu dilihat sebagai hidup seseorang. Itu artinya, hidup bakti tidak sekadar tentang masuk kapela, menggunakan jubah, tinggal di biara, dan lain sebagainyanya. Tetapi lebih kepada sebuah proses harian yang dilaksanakan seseorang secara setia dan penuh komitmen.
Dengan demikian, dengan berbicara tentang spiritualitas kaul-kaul kebiaraan, berarti membicarakan tentang keputusan bebas dan tentang komitmen hidup seseorang untuk mengikuti dan menyerupakan diri dengan Kristus yang murni, miskin, dan taat. Ketiga kaul tersebut, bukanlah tujuan, melainkan sarana bagi seseorang untuk menanggapi panggilan Tuhan.
Namun, perjalanan hidup setiap orang tentu berbeda-beda. Bagi P. Agustinus Supur, CMF, orang-orang masuk biara dengan situasi diri mereka masing-masing, dengan karakter antropologisnya sendiri-sendiri, dan dengan pola kemanusiaan yang unik dan berbeda. Untuk itu, panggilan yang diterima seseorang digambarkannya seperti benih yang jatuh di berbagai tempat (Mat 13:1-13), ada panggilan yang seperti benih yang jatuh di pinggir jalan, ada panggilan yang seperti benih yang jatuh di tanah berbatu, ada panggilan yang seperti benih yang jatuh di semak duri. Itu semua terjadi karena panggilan itu tidak berakar jauh sampai humus Hidup Bakti, yakni mencintai Tuhan dengan hati yang utuh. Dan pada akhirnya, ada panggilan yang seperti benih yang jatuh di tanah yang baik.
Selain itu, dalam presentasinya, P. Agustinus Supur, CMF mengungkapkan bahwa hidup bakti sebagai kata kerja, yakni kesatuan proses dan perbuatan mengikuti Kristus dan menyerupakan diri dengan Kristus. Untuk itu, bilamana membicarakan spiritualitas kaul-kaul kebiaraan, artinya bicara tentang proses dan tindakan terencana dan terpola terkait penyerupaan diri dengan Kristus yang Murni, Miskin, Taat.
Menurutnya, mengikuti dan menyerupakan diri dengan Kristus merupakan proses dan tindakan harian yang bersifat terencana dan terpola, yakni tentang kesadaran atau kepekaan seseorang untuk mendarahdagingkan kaul-kaul dalam diri. Untuk itu, kaul-kaul bukan sekadar statement biasa, tetapi merupakan sebuah pengakuan iman.
Kursus untuk yuniorat hidup bakti 2025 ini diikuti oleh berbagai Kongregasi dan Tarekat, baik frater, bruder, dan suster, yang tersebar di seluruh dunia. Para peserta kursus mengikutinya dengan penuh antusias dan penuh perhatian.
Galeri Foto



