Pra Novisiat Claret Kupang, INDONESIA. Para toper dari Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste baru saja menyelesaikan masa TOP mereka untuk tahun ajaran 2019/2020. Masa TOP yang dimulai pada 19 Juli 2019 telah berakhir pada 9 Juni 2020 lalu.
Pertemuan itu berlangsung selama lima hari, yakni 16-20 Juni 2020, bertempat di Komunitas Pra Novisiat Claret, Matani, Kupang. Para toper berkumpul untuk mengadakan evaluasi akhir masa TOP sembari merajut kembali narasi-narasi masa TOP untuk menjadi satu kisah yang hidup.
Ada 9 TOP-er yang hadir pada kesempatan itu, antara lain, Fr. Makarius Sungga, CMF (Paroki St. Antonius Maria Claret Salele); Fr. Patris Urbat, CMF (Paroki Hati Tak Bernoda Maria Fohorem); Fr. Martinus Dhey, CMF (Paroki Sta. Maria Fatima Nurobo); Fr. Mario Fredrikus Cole Putra, CMF (Novisiat Claretian Benlutu); Fr. Kristoforus Lahur, CMF (Paroki Sta. Theresia Kanak-kanak Yesus Panite); Fr. Anggalius Yoseph Usfal (Pra Novisiat Claret Kupang); Fr. Yulianus Nai Kiik (Seminari Menengah Pius XII Kisol); Fr. Robertus Darvino Karno, CMF (Paroki St. Hubertus Sok); dan Fr. Edvan Andreas Ruu (Komunitas Claretian House, Catalina dan Karya Sosial Atmabrata, Cilincing, Jakarta Utara).
Pertemuan ini didampingi oleh P. Yohanes Dari Salib Jeramu, CMF dan P. Yoseph Ferdinandus Melo, CMF. Evaluasi dibuka dengan rekoleksi sehari yang dibawakan oleh P. John Jeramu, CMF. Pada kesempatan itu, P. John mengajak para TOP-er untuk melihat kembali diri para TOP-er masing-masing sambil merefleksikan dan mendeteksi virus-virus spiritual yang sering membelenggu kehidupan spiritual seorang misionaris.
Tidak berhenti sampai di situ. P. John lalu menawarkan anti virus yang sekiranya bisa menangkal virus-virus tersebut. Beberapa di antaranya adalah discernment, kebajikan-kebajikan P. Claret sebagaimana dituangkan dalam Autobiografinya, dan berpikir secara holistic setiap kejadian yang ada.
Adapun juga P. John mengajak para TOP-er untuk merefleksikan kehidupan panggilan misionaris mereka sambil melihat kisah hidup P. Claret. Pengalaman Patris Mei P. Claret senantiasa berada dalam kuasa Penyelenggaraan Ilahi. Keterhindaran P. Claret dari bahaya-bahaya merupakan buah kasih Allah yang selalu menaungi P. Claret.
Setelah rekoleksi, para TOP-er diminta untuk menarasikan kisah-kisah yang mereka alami selama menjalani masa tahun orientasi pastoral di tempat TOP masing-masing. Kisah-kisah seputar kehidupan berkomunitas, misi, kerasulan, dan pastoral menjadi tema yang amat menonjol. Terutama di tengah ancaman pandemi covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi para TOP-er untuk berdinamika bersama komunitas dan umat setempat. Karena covid-19 muncul dalam masa TOP, para TOP-er angkatan 2019-2020 mendapat julukan “TOP-er Angkatan Corona”.
Kesempatan evaluasi ini juga diisi dengan sharing dari P. Yohanes Maria Vianey Lusi Emi, CMF. P. Vian mengajak para TOP-er untuk sadar akan situasi sekarang ini, yang mana ada kemunculan spirit baru dalam membicarakan kebenaran. Dunia hari ini mengklaim kebenaran secara berbeda. Kebenaran tidak lagi menjadi milik satu dua pihak yang berkuasa, namun semua orang memiliki kebenarannya sendiri-sendiri. Tiap orang adalah produsen kebenaran. Dunia memperlihatkan bahwa masing-masing orang memiliki narasi-narasinya sendiri, dan menganggap narasinya itu adalah benar. Credo ini muncul dari pengalaman masing-masing orang. Dunia manusia hari ini adalah locus baru dari revelasi.
Selain itu, para TOP-er diajak untuk hidup menurut semangat para nabi. Para nabi memiliki kemampuan melihat situasi secara beyond. Mereka diberkahi rahmat kebijaksanaan yang bisa mengubah kebekuan situasi agar menjadi semakin fleksibel. Rahmat kebijaksanaan itu melahirkan alternative-alternatif untuk membuka gerbang ketertutupan sekaligus menyajikan jalan keluar dan mengumandangkan apa itu hidup. Karena kebijaksanaan memiliki sifat yang tentram, imajinatif, berdaya cipta, mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang sulit menjadi mudah. (Mario F. Cole Putra, CMF)