Matani, Kupang. Pada Selasa (20/8/2024), komunitas Pra Novisiat Claret (PNC) Kupang tengah diliputi sukacita. Terik matahari siang tidak membuyarkan semangat anggota komunitas PNC untuk menunjukkan sukacita mereka atas tiga peristiwa penting yang sedang mereka rasakan. Tiga peristiwa sukacita tersebut adalah pelantikan P. Sabu George Palackathadathil, CMF menjadi superior komunitas di depan altar kapel komunitas PNC, penerimaan 12 postulan yang ditandai dengan penerimaan Autobiografi St. Antonios Maria Claret dan penerimaan 18 aspiran yang ditandai dengan penerimaan biografi St. Antonius Maria Claret. Ketiga peristiwa ini dibungkus dalam ibadat syukur yang dipimpin oleh P. Valens Agino, CMF selaku Superior CMF Indonesia-Timor Leste.
Dalam kotbahnya, P. Valens Agino, CMF menyebutkan bahwa P. Sabu George Palackathadathil, CMF merupakan sosok pemimpin yang rendah hati. Hal ini disampaikannya dengan mengingat bahwa P. Sabu George Palackathadathil, CMF berasal dari India yang sangat kental dengan sistem kasta. Selain itu, P. Sabu George Palackathadathil, CMF sendiri pernah menjabat sebagai Delegatus CMF Indonesia-Timor Leste periode 2008-2014. Namun, dengan kerendahan hatinya, beliau mau ditempatkan di rumah formasi.
Selain itu, dalam kotbahnya juga P. Valens Agino, CMF mengingatkan para aspiran dan para postulan baru perihal panggilan mengikuti Tuhan di dalam Kongregasi Misionaris Claretian. Beliau mengingatkan bahwa panggilan mengikuti Tuhan sebagai misionaris Claretian bukan untuk coba-coba masuk biara. Seseorang mesti sungguh-sungguh menjawab panggilan Tuhan. Untuk itulah di masa aspiran dan postulan ini, P. Valens Agino, CMF mengajak para calon untuk sungguh menjadi dekat dengan Tuhan dan mencermati panggilan Tuhan secara lebih sungguh.
Ibadat pelantikan superior baru komunitas PNC dan penerimaan aspiran-postulan diakhir dengan foto bersama dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah di kamar makan komunitas PNC. Yang turut hadir dalam ibadat syukur ini adalah para Claretian berkaul kekal dari komunitas CH dan SHM serta beberapa pengajar di komunitas PNC. Profisiat kepada komunitas PNC.
Matani, Kupang. Seorang misionaris dikenal ketika dia bermisi. Dengan alasan misi, maka seorang misionaris tidak terhindar dari efek yang ada. Salah satu efeknya adalah selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain ketika Gereja dan Kongregasi mengutus.
Dengan alasan misi, komunitas Pra Novisiat mengadakan acara serah terima jabatan superior dari superior lama ke superior baru pada Jumat (12/1/2024). Dalam hal ini, P. Selestinus Panggara, CMF menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada P. Yohanes Don Bosco Asmirudin, CMF untuk menjadi pemimpin di komunitas Pra Novisiat Claret.
Dengan alasan misi pula, maka P. Selestinus Panggara, CMF dan Br. Hieronimus Ngampu, CMF akan diutus untuk bermisi di tempat baru, di mana Gereja dan Kongregasi mengutus keduanya. P. Seles Panggara, CMF diutus untuk melaksanakan misi di Paroki Tanjung Balai, sedangkan Br. Hiron Ngampu, CMF diutus untuk melaksanakan misi di Paroki Palurejo.
Dalam sambutan, keduanya sungguh bersyukur atas anugerah perutusan yang diterima. Perutusan ini memberi tantangan tersendiri bagi keduanya karena tempat perutusan yang diterima keduanya merupakan tempat baru. Di balik itu, keduanya berharap agar perutusan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam momen perutusan tersebut, juga dirayakan hari ulang tahun kelahiran dari P. Valentinus Laga Ola, CMF dan perpisahan Br. Hiron Ngampu dengan kelompok Anak Muda Claretian (AMC). Pada kesempatan itu, Br. Hiron Ngampu, CMF menyerahkan sebuah buku kaleidoskop AMC kepada P. Valens Agino, CMF.
Malam perutusan tersebut dihadiri oleh komunitas CH-Kuria, komunitas SHM, komunitas TZYM, komunitas MC Matani-Oebelo, dan beberapa kenalan.
Matani, Kupang. Liburan tidak selalu berarti momen untuk berhenti belajar. Itulah yang dialami Komunitas Pra-Novisiat Claret (PNC) Kupang. Untuk mengisi waktu liburan pembelajaran akhir semester ganjil tahun ajaran 2023/2024, Komunitas PNC mengadakan kegiatan English Camp 2024 selama 12 hari pada 8-20 Januari 2024.
Para peserta terdiri dari 10 Postulan CMF, 17 Aspiran CMF, dan 2 Postulan dari Kongregasi Misionaris Claretian (MC). Mereka dipandu oleh 5 tutor yang juga sekaligus penyelenggara English Camp 2024, yakni Miss Regi, Miss Annie, Miss Wiwin dan P. Metodius Manek, CMF.
“English Camp adalah suatu kesempatan untuk mengembangkan Bahasa Inggris dengan gaya yang menarik. Bahasa Inggris itu lebih merupakan satu skill, bukan pengetahuan teoretis belaka. Dampaknya lebih kepada skill berbahasa”, demikian ujar P. Metodius Manek, CMF selaku koordinator penyelenggara English Camp 2024, yang akrab disapa Pater Todi. Ia menyampaikan, salah satu hal yang sangat penting bagi peserta adalah pengembangan skill untuk belajar mandiri.
Tema-tema yang Berbeda Setiap Hari
Para tutor bekerjasama untuk merancang tema-tema yang menarik bagi para peserta diskusikan dan kemudian dipresentasikan hasilnya. Tema-tema yang diangkat sangat beragam, seperti Family, Superhero, Garden, Cooking Cook, Travelling, Debate-Government, Amazing Race, Job, Weather, Church dan ditutup dengan Cultural Night.
Setiap tema dirancang dengan dinamika yang berbeda-beda dalam setiap kelompok. Tema tersebut dibuat untuk membangun konsep-konsep berpikir dalam diri setiap peserta. Contohnya, tema Family, para tutor meminta para peserta untuk menulis siapa tokoh yang menjadi panutan (role model) mereka di dalam keluarga. Kemudian mereka mempresentasikan tulisan tersebut pada malam hari.
Menariknya, dengan tema ini para tutor menjamin bahwa setiap peserta menulisnya dengan hati. Selain itu, tujuan utama dari setiap tema ini adalah untuk memperkaya perbendaharaan kosakata dari setiap peserta. Untuk itu, para peserta diharuskan untuk selalu membawa kamus sepanjang kegiatan berlangsung.
Animasi Kegiatan yang Menarik
Kegiatan yang padat biasanya membosankan. Namun, tidak terjadi dengan kegiatan English Camp di tahun ini. Agar para peserta tidak hanya berkutat dengan materi terkait tema saja dan kemudian merasa bosan, maka setiap kegiatan selalu diselingi dengan game vocabulary, bernyanyi, bahkan dance bersama. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan situasi belajar yang nyaman dan kondusif bagi para peserta.
“Dengan keadaan belajar yang nyaman dan kondusif, maka ide-ide akan muncul dengan sendirinya,” ujar Pater Todi. Hal ini sungguh tampak dari berbagai kreativitas yang dimunculkan oleh para peserta English Camp 2024.
Kondisi nyaman itu juga membuat para peserta berani tampil berbicara di depan umum. “Saya banyak belajar bukan hanya dari usaha saya sendiri, melainkan juga dari teman-teman lain. Kepercayaan diri khususnya public speaking saya meningkat, sehingga saya semakin berani berbicara di depan banyak orang”, demikian disampaikan oleh Jefrianus Banusu, salah seorang peserta dari tingkat Postulan CMF.
Hal senada juga disampaikan oleh Antonius Veto Nago, salah seorang peserta dari tingkat Aspiran CMF, “Saya berlatih untuk berbicara dengan baik di depan umum dan dapat mempertahankan argumen ketika berdebat. Saya tidak hanya belajar Bahasa Inggris, tetapi juga diajak untuk berpikir kreatif,” ujarnya.
Menanamkan Nilai Persaudaraan
Disamping menambah pengetahuan bagi peserta, kegiatan ini juga berhasil menumbuhkan rasa persaudaraan diantara mereka. Penyelenggara English Camp 2024 tidak mengelompokkan para peserta berdasarkan tingkat kemampuan mereka, tetapi meleburnya menjadi lima kelompok kecil dengan kemampuan Bahasa Inggris yang beragam. Dengan demikian, dalam dinamika kelompok, para peserta menjadi lebih aktif dan saling membantu.
“Secara umum kegiatan ini sukses dan sesuai ekspektasi. Harapan selanjutnya, setiap peserta English Camp tahun mendatang terdorong untuk mempunyai kemauan untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, metode dan dinamika English Camp perlu mendapat perhatian khusus agar memungkinkan semua ekspektasi tersebut terwujud,” tutup Pater Todi. (Laporan Junedi Tamba, Siprianus Manafe, Geri Gizindo Lake dan Fransiskus Xaverius Charlos Lado Hadjon(para aspiran CMF))
Lasiana, Kupang. Para frater postulan CMF, para suster MI, dan para suster CB menggelar sebuah pentas seni yang spektakuler, pada Rabu (13/12/2023). Pentas seni ini sedianya menjadi kegiatan penutupan untuk matakuliah Pengantar Sosial Budaya. Namun, lebih dari itu, pentas seni ini bertujuan memperkenalkan dan mempromosikan budaya-budaya yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tema yang diusung dalam kegiatan malam kreasi seni ini adalah Unity in Diversity. Melalui semangat dari tema tersebut, peneyelenggara pentas seni kali ini menampilkan berbagai jenis mata acara yang berkaitan dengan budaya NTT yang dikemas dalam tarian, nyanyian, dan drama. Para peserta acara dengan penuh semangat membawakan pertunjukan yang memukau, menghidupkan kembali tradisi nenek moyang, dan cerita-cerita kuni yang telah mejadi warisan budaya NTT.
Pentas bertabur budaya ini memberikan kesempatan kepada penonton yang hadir untuk menikmati dan belajar tentang kekayaan budaya NTT. Dengan demikian, acara ini memberi edukasi yang baik, menyenangkan, dan menginspirasi bagi perkembangan dan promosi kekayaan budaya NTT di mata dunia. Di balik itu, ada harapan agar semakin banyak orang yang tertarik untuk menjelajahi dan mempelajari budaya-budaya di NTT.
Melalui acara ini, para frater postulan CMF, para suster MI, dan para suster CB berharap agar kaum biarawan/biarawati semakin mencintai dan menghargai budaya masing-masing. Mereka juga diharapakan siap untuk menerima dan menghormati budaya baru di mana pun mereka diutus.
Menurut pemantauan, hampir sekitar 50 orang memadati aula Claret yang menjadi venue pentas seni tersebut. Penonton yang hadir antara lain dari komunitas CH Kuria, Komunitas Seminari Hati Maria, Komunitas Pra Novisiat Claret, para suster RVM, para suster CB, para dosen, dan kelompok orang muda AMC.
Matani, Kupang. Dalam rangka memeriahkan Pesta Claret yang setiap tahun jatuh pada tanggal 24 Oktober, Komunitas Pra Novisiat Claret (PNC) dan Komunitas Seminari Hati Maria (SHM) mengadakan dua pertandingan persahabatan pada Jumat (13/10/2023) di lapangan Komunitas PNC. Dua cabang olahraga yang dipertandingkan adalah pertandingan sepak bola dan pertandingan bola voli.
Pertandingan sepak bola menampilkan keahlian dan semangat kompetitif dari kedua tim. Pertandingan tersebut berlangsung sengit sepanjang 90 menit dengan diwarnai aksi-aksi gemilang para pemain dari kedua tim. Aksi saling serang mewarnai pertandingan. Namun, diakhir pertandingan, Komunitas SHM berhasil meraih kemenangan dengan skor tipis 0-1, yang mana gol tunggal tersebut tercipta pada babak pertama. Gol tunggal dari Komunitas SHM tersebut menciptakan momen yang akan dikenang dalam sejarah pertandingan ini.
Tidak hanya dalam pertandingan sepak bola. Komunitas SHM juga menunjukkan dominasi mereka atas Komunitas PNC pada pertandingan bola voli. Para pemain voli dari kedua komunitas berusaha menampilkan permainan terbaik mereka, melalui strategi-strategi jitu. Namun, tampaknya para pemain voli dari Komunitas SHM lebih unggul dalam setiap aspek permainan. Pada pertandingan tersebut, Komunitas SHM memenangkan pertandingan dengan skor meyakinkan 0-3, dengan jarak skor di setiap set yang cukup lebar.
Pada akhir pertandingan, superior komunitas dari Komunitas PNC dan Komunitas SHM sama-sama mengamini bahwa pertandingan antar komunitas ini bukan untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lebih dari pada itu, pertandingan tersebut merupakan upaya dari para Claretian untuk memupuk rasa persaudaraan dalam hidup bersama sebagai satu keluarga Claretian. Pertandingan hanyalah 2×45 menit dan tiga set, selebihnya adalah tentang persaudaraan.
Momen pertandingan persaudaraan antara Komunitas PNC dan Komunitas SHM diakhiri dengan menikmati kopi-teh dan cemilan bersama-sama di depan Kapel Komunitas PNC.
Matani, Kupang. Peringatan kemerdekaan merupakan momen yang paling dinantikan oleh segenap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap bulan Agustus. Tahun ini, perayaan kemerdekaan Indonesia cukup bebas dari bayang-bayang pandemi Covid-19 yang sudah semakin menurun. Keadaan ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berdaya menunjang kemaslahatan bersama.
Untuk memaknai Kemerdekaan Indonesia ke-77, para frater komunitas Pra-Novisiat Claret (PNC) bekerja sama dengan anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok Anak Muda Claretian (AMC) mengadakan aksi pemungutan sampah, pada Senin (16/8/2022).
Kegiatan ini berlangsung di sepanjang jalan Claret hingga Bukit Cinta, Kota Kupang. Aksi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan mereka selaku pengguna jalan yang penuh sampah itu.
“Sebagai pengguna jalan, saya merasa sangat prihatin dengan keadaan sekitar jalan ini. Selain adanya kerusakan di titik-titik tertentu, masalah lain yang tak kalah berbahaya ialah berseliwerannya sampah non-organik di sekitarnya. Sampah-sampah ini bisa memicu perkembangan nyamuk; dan pada akhirnya nyamuk-nyamuk itu menyebarkan penyakit demam berdarah bagi masyarakat. Tidak hanya itu, sampah plastik dan botol bisa menghambat peresapan air pada musim hujan sehingga mengakibatkan banjir. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dari jalan yang kami bersihkan ini mengalami banjir dan itu sangat menghambat lalulintas”, tandas Bruder Hiron, CMF, selaku koordinator kegiatan.
Animo para frater dan anak-anak muda Claretian menunjang keberlangsungan kegiatan ini. Alhasil, dalam tempo dua setengah jam, mereka berhasil membersihkan sampah pada lintasan sejauh dua Kilometer.
“Sebetulnya, kami bisa membersihkan sampah di tempat-tempat lain hari ini. Akan tetapi, waktu tidak memungkinkan kami untuk melakukannya. Beberapa anggota AMC bekerja sampai sore, dan para frater pun harus melakukan kegiatan-kegiatan lain sehingga kami terpaksa memulainya pukul 16.00 hingga 18.30”, imbuh Bruder Hiron.
Meski tak seberapa, para frater PNC merasa puas dengan pengabdiannya bagi masyarakat dan lingkungan. “Saya merasa bangga bisa mengambil bagian dalam kegiatan mulia ini. Saat ini, masyarakat kurang memerhatikan kebersihan lingkungan. Kegiatan ini merupakan upaya konsientisasi bagi masyarakat di kota ini. Harapannya, aksi ini dapat menggugah hati masyarakat, agar bisa melakukan tindakan serupa atau paling kurang tidak membuang sampah sembarangan”, demikian ungkap Frater Apin Ajen.
Frater Marez Udu pun memiliki rasa bangga yang sama. “Saya patut berbangga karena bisa memaknai hari kemerdekaan tanah air dengan melakukan kegiatan bermartabat seperti ini. Daripada berhura-hura dan sekadar melakukan kegiatan-kegiatan rekreatif, lebih baik kita turun ke jalan, berkarib sampah dan debu demi menciptakan lingkungan yang bersih. Jika dulu pendahulu kita bisa menjadi pahlawan dengan cara memperjuangkan kemerdekaan bangsa, saatnya kita menjadi pahlawan dengan memperjuangkan kebersihan lingkungan. Ingat! Tercapainya visi Indonesia sehat dimulai dari lingkungan tempat tinggal kita”, ungkap frater asal Manggarai ini dalam nada retoris.
Pada tempat lain, anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok AMC juga berpartisipasi dengan penuh antusias. “Melalui aksi ini, kami ingin mematahkan stereotip yang merebak di kalangan masyarakat saat ini, bahwa anak-anak muda identik dengan aksi hura-hura dan huru-hara, bermain game, bergoyang ria di aplikasi tik-tok, atau pelesir sana-sini. Di sini, kami hadir sebagai pemerhati dan pecinta lingkungan. Dalam spirit Claretian, kami mau menjadi anak-anak yang tak hanya bersoliter tetapi juga bersolider dengan sesama, membuka mata untuk melihat masalah-masalah yang mendesak di tengah masyarakat, termasuk masalah lingkungan; dan langkah konkritnya telah kami lakukan selama ini, termasuk aksi yang satu ini”, tandas Mey Maria Rambu, pengurus Divisi Solidaritas AMC.
Turut hadir dalam aksi ini superior komunitas PNC, Pater Selestinus Panggara, CMF dan para pastor Pembina. Kegiatan ini berlangsung tanpa kendala dan persoalan. Di sela kegiatan, anak-anak muda ini membuat beberapa video kreatif-edukatif untuk membangkitkan semangat masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, asri, dan sehat.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan perutusan oleh koordinator kegiatan, Bruder Hiron, CMF di biara PNC. Dalam sambutan itu, promotor panggilan dan penanggung jawab AMC ini menekankan rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Melalui kegiatan ini, imbuhnya, para frater dan AMC bisa menjadi pemantik semangat masyarakat untuk melakukan kegiatan positif serupa agar kemerdekaan Indonesia tidak sebatas diisi dengan kegiatan seremonial belaka tetapi juga aksi-aksi sosial yang berdaya guna dan penuh makna. Kegiatan ini pun ditutup dengan makan malam bersama di biara PNC.