Kupang, NTT. Retret merupakan momen berahmat untuk menarik diri sejenak dari kesibukan harian ke situasi hidup hening dan tenang. Pada momen hening dan tenang itu, seseorang diajak untuk semakin mengakarkan diri pada Tuhan dan merasa-rasakan kehadiran-Nya dalam hidup.
Dalam pada itu, para fratres Claretian di rumah-rumah formasi mengadakan retret. Para frater yang mengikuti retret ini terbagi dalam beberapa kelompok dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang retret untuk mempersiapkan diri menjadi novis, menerima kaul perdana, pembaruan kaul, dan pengikraran kaul kekal.
Para frater calon novis mengadakan retret pada 3-8 Juli 2023 di bawah bimbingan P. Anselmus Senga, CMF; para frater calon kaul perdana mengadakan retret pada 2-6 Juli 2023 bersama P. Sabu Georg, CMF; para frater Seminari Hati Maria Kupang mengadakan retret pada 3-8 Juli 2023 dengan pemateri P. Konstantinus Lakat, CMF.
Para frater Wisma Skolastikat Claretian Jogjakarta mengadakan retret pada 6-12 Juli 2023 bersama P. Adrianus Manek Rusan, CMF; para frater Biara St. Antonius Maria Claret Sinaksak mengadakan retret pada 9-14 Juli 2023 bersama pembimbing P. Marsel Bedin, CMF; dan para frater calon kaul kekal mengadakan retret Latihan Rohani St. Ignatius pada 4-13 Juli 2023 bersama pembimbing P. Francisco Baeza Roca, CMF dan P. Silverinus P. Homa, CMF.
Seminari Hati Maria – Kupang. Para Misionaris post novisiat yang sedang menjalankan Tahun Orientasi Misioner (TOM) Angkatan 2022/2023, mengadakan evaluasi pertengahan masa orientasi misioner pada tanggal 9-10 Januari 2023. Evaluasi tersebut dilaksanakan secara daring, mengingat hampir semua anggota angkatan TOM tahun ini tersebar di sebagian wilayah misi Misionaris Claretian seperti Sumatra, Timor Barat dan Timor Leste; selain itu tentu demi efisiensi waktu dan biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini.
Pertemuan para misionaris TOM ini dibuka dengan mendengarkan input dan insight yang disampaikan oleh Superior Delegatus CMF Indonesia-Timor Leste, P. Valens Agino, cmf. P. Valens, demikian sapaan akrabnya, mengundang para misionaris muda untuk membuka diri dalam seluruh dinamika formasi kemuridan dengan membiasakan diri untuk berdialog dengan superior komunitas dan saudara-saudara sekomunitas. Selain itu agar mereka juga terlibat dalam perjalanan bersama untuk mewujudkan impian Allah bagi Kongregasi, Delegasi, komunitas kita saat ini dalam terang mandat Kapitel Umum XXVI.
Dinamika evaluasi yang naratif dan apresiatif, membantu para-TOM-ers untuk memahami kisah kemuridan sebagai sebuah perjalanan bersama (sinodal) sesuai dengan konteks komunitas di mana mereka diutus. Demikan sasaran yang hendak dicapai sebagaimana dirancang oleh team pendamping: P. Yohanes DS Jeramu, cmf (Prefek Formasi Delegasi), P. Damasus Sumardi, cmf (Superior dan Formator Skolastikat Claretian Yogyakarta), dan P. Yoseph Ferdinandus Melo, cmf (Superior dan Formator Komunitas Seminari Hati Maria Kupang).
Ada sembilan misionaris post-novisiat yang menjalankan Tahun Orientasi Misioner kali ini: Fr. Agostinho Do Rego, cmf (Paroki San Jose Aimutin, Dili), Fr. Andreas E.S. Nahak, cmf (Paroki St. Maria Fatima Lolotoe – Timor Leste), Fr. Karolus K. Guru, cmf (Paroki St. Antonius Ma. Claret Salele – Timor Leste), Fr. Dominikus D.D. Lanang, cmf (Paroki Hati Tak Bernoda Maria Fohorem – Timor Leste), Fr. Yoh. Raimundus B. Paga, cmf (Paroki St. Maria Fatima Nurobo), Fr. Petrus K. Bheo, cmf (Paroki St. Antonius Ma. Claret Oenopu), Fr. Cesar Agostinho Amaral, cmf (Paroki St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus Panite), Fr. Falenrius Nderi, cmf (Quasi Paroki St. Paskalis Diski), dan Fr. Fridolin Marcen Putra, cmf (Paroki St. Mikhael Tanjung Balai). Melalui narasi kemuridan dengan macam-macam peluang dan tantangan yang mereka hadapi di komunitas perutusan mereka masing serta input dan insight formatif yang diberikan oleh para pendamping, menjadikan mereka untuk tetap bersemangat menekuni masa orientasi ini dengan baik. Demikian pengakuan TOM-er Lolotoe, Fr. Andreas E.S. Nahak, “bahwa masa orientasi misioner ini membantu saya untuk menghidupi jatidiri saya sebagai misionaris dan “always missionaries.”
Seminari Hati Maria – Claretian – Kupang. Dalam rangka memeriahkan Hari Raya Santo Antonius Maria Claret, Uskup dan Pendiri Kongregasi Putra-Putra Hati Tak Bernoda Maria (Para Misionaris Claretian), yang menurut penanggalan liturgi dirayakan pada setiap tanggal 24 Oktober, Komunitas Seminari Hati Maria (SHM) Kupang menggelar sharing bersama keluarga frater dan bruder melalui aplikasi zoom, pada Selasa, 19 Oktober 2021. Kegiatan ini sengaja dirancang bukan hanya untuk mengisi ruang rindu berjumpa bersama bapa- mama-adik-kakak dan semua keluarga besar, setelah pandemi Covid-19 menciptakan jarak dan mengharuskan pembatasan, tetapi terutama agar gema Pesta Claret didengar dan ikut dirayakan rumah-rumah dari mana para frater dan bruder berasal.
Dinamika sharing dan ngobrol bersama inipun berlangsung santai, bagai menukar cerita di dapur, ruang tengah atau pun beranda, saat para frater dan bruder berada di rumah. Dalam sapaan pembuka, P. Yoseph Ferdinandus Melo, cmf (Superior Komunitas SHM Kupang), mengucapkan terima kasih atas kesempatan perjumpaan virtual ini. Jauh lebih dalam dari itu, ia mengucapkan terima kasih kepada orangtua dari para frater dan bruder yang telah memberikan putra-putra terbaik mereka untuk dibentuk menjadi Misionaris Claretian dan kelak siap diutus ke mana saja Gereja dan Kongregasi membutuhkan untuk melayani orang lain, yang nota bene bukan keluarganya sendiri. Ia juga menegaskan bahwa panggilan dan formasi pertama-tama dimulai dari dalam keluarga. Keluarga sejak dini membantu anaknya untuk bisa mengenal panggilan-panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Peran dan doa keluarga dalam menemukan panggilan dalam diri anak-anaknya juga ditemukan dalam kisah hidup St. Antonius Maria Claret. Demikian sharing kehidupan Claret sejak kecil sampai ia menjadi imam, mendirikan Kongregasi Claretian dan diangkat menjadi Uskup Agung Cuba dan bapa pengakuan ratu Spanyol, seperti yang dibagikan oleh P. Yohanes Darisalib Jeramu, cmf. Pater John, demikian sapaan akrabnya, mengutip kata-kata luapan kegembiraan orangtua Pater Claret, saat ia ditahbiskan menjadi imam, “Tiada sesuatupun yang mampu menggantikan kebahagian kami, selain rahmat tahbisan yang diterima oleh buah hati mereka,” untuk menyemangati orangtua dan keluarga besar para frater dan bruder karena telah mempersembahkan buah hati mereka untuk Gereja dan Kongregasi.
Luapan kegembiraan yang sama ternyata terpancar juga dalam kata-kata sharing dari perwakilan keluarga para frater dan bruder. Keluarga Bapak Norberto da Costa dan Ibu Yohana Anita Naga (orangtua Fr. Amandino Atiyos da Costa, cmf), membagikan rasa sukacita mereka karena putra pertama mereka dengan bebas menggabungkan diri dalam Kongregasi Claretian. Hal serupa juga disharingkan oleh Bapa Yos (keluarga dari Fr. Teofilus Woi, cmf), bahwa keluarga selalu mendukung dan mendoakan apapun yang menjadi jalan dan pilihan hidup anak mereka.
Sharing penuh persaudaraan dan kekeluargaan yang melampaui waktu yang targetkan ini pun berujung dengan doa dan berkat untuk semua anggota keluarga. Kerinduan tentu selalu ada, namun dalam doa, jarak dan kerinduan menjadi satu. Lebih dari itu, dalam doa dan keheningan kita menemukan akar panggilan, saat Allah menyapa kita selalu berawal dan dimulai dari keluarga. Selamat Pesta St. Antonius Maria Claret dari keluarga besar Claretian kepada keluarga-keluarga para Misionaris Claretian di mana saja berada. Salam “berakar dalam Kristus dan berani keluar untuk bermisi.”
Seminari Hati Maria (SHM) – Kupang, Indonesia. Setiap orang lahir dalam budaya tertentu dan dibentuk oleh budaya tertentu. Nilai-nilai budaya tersebut melekat erat dalam pribadi yang bersangkutan, bahkan ikut membentuk karakter dan kepribadian orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, tak seorangpun yang hidupnya terlepas dari ikatan kultur tertentu. Setiap orang mau tidak mau mesti terlempar dalam suatu konteks budaya tertentu dan ikut dibentuk oleh tatanan dan nilai-nilai budaya tersebut.
Konteks dan nilai-nilai budaya tersebut meskipun unik, tunggal dan niscaya berbeda antara yang satu dengan yang lain, tetapi ikut membentuk keindahan mozaik kehidupan komunal dalam beragam kemajemukan. Seperti kata sebuah ungkapan, “The beauty of the world lies in the diversity of its people.” (Keindahan dunia terletak dalam kemajemukan orang-orangnya). Saat dunia dan orang-orang yang bertualang di dalamnya semakin beragam, dunia akan terasa lebih indah.
Mengusung indahnya keberagaman ini di bawah tema, “Misionaris Dalam Bingkai Budaya,” Komunitas Seminari Hati Maria (SHM) Claretian Kupang mengadakan Malam Pentas Budaya, pada Minggu, 29 Agustus 2021 di Aula SHM. Ada empat etnis budaya yang ditampilkan pada malam tersebut sesuai dengan jumlah dominan anggota komunitas SHM Kupang, yakni: etnis Timor: Dawan, Belu, Malaka; etnis Manggarai; etnis Nagekeo & Ende-Lio dan etnis Timor Leste (yang juga berasal dari macam-macam distrik). Acara ini dikemas dalam suasana santai sambil menyeruput suguhan “Kopi Tuk,” mengubah malam, bagai menyisir, lalu menyusur lorong-lorong kampung halaman sendiri. Bekerja sama dengan Team Kerasulan Media SHM, suguhan indah dan memukau ini bisa disaksikan dalam channel youtube “Seminari Hati Maria Claretian Kupang.”
Pada Malam Pentas Budaya ini juga diumumkan juara Lomba Menulis Opini, mengambil tema HUT RI ke-76, “Indonesia Tangguh, Indonesia Indonesia Tumbuh” yang diikuti oleh para frater dan bruder Komunitas Seminari Hati Maria dan pembagian hadiah kelompok pertandingan dalam memeriahkan HUT RI ke-76, 17 Agustus 2021. Para penulis yang masuk dalam kategori lima besar dengan judul karya mereka adalah: Yohanes Adrianus Siki, cmf (Ad Fontes:Tangguh Dan Tumbuh Di Tengah Pandemi); Arsensius Roiman Baruk, cmf (Akal Sehat dan Kemajuan Bangsa); Agostinho da Costa Martins, cmf (Pandemi dan Cinta Tanah Air); Ponsianus Ladung, cmf (Bersatu Menuju Bangsa Yang Tangguh) dan Patrianus Densi Dewa Panggo, cmf (Solidaritas: Bukti Ketangguhan Masyarakat NKRI Menghadapi Covid-19)
Komunitas mengucapkan proficiat kepada para frater dan bruder yang telah mengemas acara Malam Pentas Budaya ini. Ada pesan formatif yang jauh lebih dalam dari pentasan ini adalah membentuk para misionaris muda untuk siap menjadi pewarta sukacita Injil yang berani berakar pada budaya setempat, tetapi pada saat yang sama berani keluar untuk membawa semua orang ke dalam budaya Kerajaan Allah, dimana Injil dan narasi Yesus Kristus menjadi pusat sekaligus titik berangkat yang merangkum semua dan menyempurnakan semua. Di ujung tenunan kisah ini, kita akhirnya tunduk-salut pada kebenaran kata-kata ini, “The beauty of community lies in the diversity of its members” (Keindahan sebuah komunitas terletak dalam kemajemukan anggota-anggotanya). Rasanya sang Pemazmur sudah mengalami dan mewanti tentang itu jauh sebelum kita mengaguminya, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” sebagai saudara. Kini saatnya tugas kita mengusahakannya dan menghidupinya hari demi hari. (pfm)
Pra Novisiat Claret Kupang – Indonesia. Rahmat dan kemurahan kasih Tuhan terus dirasakan oleh para Misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste. Betapa tidak! Di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai dan beragamnya tawaran dunia yang memberi rasa nyaman, Delegasi Claretian Indonesia-Timor Leste masih terus dianugerahi dengan panggilan-panggilan baru.
Minggu, 15 Agustus 2021, bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga, keduapuluh tujuh pemuda tampan diterima menjadi Aspiran dalam Delegasi Claretian Indonesia-Timor Leste di Komunitas Pra Novisiat Claret Kupang. Perayaan Ekaristi penerimaan para Aspiran baru ini dilaksanakan pada sore hari, dipimpin oleh P. Yohanes D.S. Jeramu, cmf selaku Prefek Formasi dalam Delegasi. Pater John, demikian sapaan kesehariannya, mengajak para Aspiran baru untuk selalu belajar dari teladan hidup Sang Bunda yang selalu membuka diri kepada panggilan Allah. “Semoga berkat Doa Bunda Maria dan St. Antonius Maria Claret mereka mulai berakar dalam panggilan,” demikian tambah Pater John. Masa Aspiran adalah masa untuk semakin mengalami panggilan Allah dan semangat hidup St. Antonius Maria Claret yang menjadi dasar untuk proses missioner-kemuridan di tahap-tahap formasi selanjutnya.
Hadir dalam perayaan ini perwakilan dari Komunitas Seminari Hati Maria dan semua anggota Komunitas Pra Novisiat Claret. Sesudah perayaan dilanjutkan dengan resepsi bersama dan rekreasi komunitas dalam suasana pembatasan mengikuti prokes Covid-19. Kita bersyukur atas rahmat panggilan baru ini, terutama juga atas kerja dan usaha Team Promosi Panggilan, yang meskipun dalam kesulitan karena pandemi, tetapi berusaha untuk tetap melakanakan promosi panggilan ke tempat-tempat para calon berasal. Proficiat untuk para Aspiran baru!
Pra Novisiat Claret – Kupang, Indonesia. Pada hari ini, Jumat, 13 Agustus 2021, bertepatan dengan peringatan para Martir Claretian dari Barbastro, Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste menerima para postulan baru untuk menjalani masa postulansi mereka sepanjang satu tahun sebagai persiapan intesif untuk memasuki masa novisiat. Perayaan penerimaan ini yang seyogianya berlangsung di satu tempat, di Komunitas Pra Novisiat Claret Kupang, Indonesia, tetapi karena pandemi Covid-19 dan pembatasan perjalanan, maka calon postulant dari negara tetangga, Timor Leste tidak bisa hadir dan tahun ini menjalankan masa postulant di Pra Novisiat Hera, Timor Leste.
Perayaan Ekaristi penerimaan postulant di Pra Novisiat Claret Kupang, Indonesia, dipimpin oleh P. Nikolaus Ilan, cmf, Vicar dan Konsultor Dewan Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste. Dalam homilinya, P. Niko, demikian sapaannya, mengundang ke-22 postulan untuk belajar dari semangat kemartiran saudara-saudara Martir Claretian di Barbastro, yang meskipun dalam usia mereka yang masih muda waktu, rela menumpahkan darah mereka demi Kristus. Komitmen untuk mengikuti Kristus ini tidak bisa suam-suam kuku. “Kita harus berani meninggalkan segala sesuatu untuk bisa mengikuti Kristus dengan bebas dan tanpa terikat pada keluarga, kepemilikan dan hal-hal yang menghambat kita untuk mengikuti Kristus dengan sepenuh hati,” demikan tegasnya.
Hadir dalam perayaan penerimaan ini, perwakilan anggota komunitas Seminari Hati Maria Kupang, perwakilan anggota komunitas Susteran MC dan anggota Komunitas Pra Novisiat Claret. P. Selestinus Panggarra, cmf selaku superior komunitas, mengucapkan proficiat kepada para postulant baru dan selamat memasuki masa postulant. Semoga masa postulant menjadi saat untuk semakin berakar pada pengalaman panggilan dan berani untuk memberi jawaban “ya” pada panggilan Allah.
Sementara perayaan penerimaan postulant di Komunitas Pra Novisiat Hera, Timor Leste, dipimpin oleh P. Norberto Tai Soco, cmf, Superior Komunitas Hera didampingi beberapa Misionaris Claretian yang berkarya di Hera dan Aimutin. Ada empat postulant dari Timor Leste, yang sebenarnya sudah bergabung sejak tahun 2020 lalu di Pra Novisiat Claret Kupang, tetapi karena pandemic Covid-19 yang tak kunjung hilang, ditambah kebijakan negara soal pembatasan kegiatan warga, maka keempat postulant ini menjalankan tahun postulansi mereka di Hera, Timor Leste. Semoga ziarah panggilan mereka juga semakin berakar dan berani keluar untuk menjawab dengan tulus panggilan Allah dalam hidup mereka. Proficiat untuk ke-26 postulan dalam Delegasi kita.