DI RUMAH RETRET KEUSKUPAN AGUNG DILI DI DARE-TIMOR LESTE, tanggal 13-16 September 2022 lalu, telah berlangsung pendalaman materi mengenai KOMUNITAS UMAT BASIS (Comunidade Igreja Baze), bagi para Pastor Paroki se-Keuskupan Dili, Timor Leste. Kegiatan yang dipandu oleh Romo António Quenser, kepala bidang formasi para imam di Keuskupan Agung Dili, berlangsung secara baik dan fokus.
Pada retret ini, hadir 24 pastor paroki dari total 32 paroki. Kegiatan tersebut menghadirkan tiga pemateri yakni, Pater Francisco José Baeza Roca, CMF, Pater Nikolaus Ilan, CMF (keduanya berdomisili di Kupang-Indonesia), dan Pater Krisostomus Jaya Jawa CMF, yang berkarya di Jakarta.
Selama kegiatan, para peserta dibekali pemahaman yang luas, benar dan mendalam tentang Komunitas Gereja Basis, termasuk berbagai sharing untuk menemukan beberapa kesulitan dan peluang yang ada dan Komunitas Umat Basis tersebut, juga langkah-langkah konkret yang dapat diambil ke depan demi memajukan gerakan Gereja Yang Hidup, lewat pemberdayaan Umat dalam setiap komunitas basisnya.
Di akhir kegiatan, diadakan forum evaluasi dan usulan rancangan tentang bagaimana memperbaiki dan memajukan Komunitas Gereja Basis. Semua evaluasi dan usulan rancangan tersebut dilaporkan ke Bapak Uskup Agung Dili, Sua Eminência Virgílius Kardinal, untuk dijadikan patokan bagi pengembangan umat dalam Gereja Lokal.
Kegiatan yang mendatangkan tiga pembicara yang makan garam dalam soal Komunitas Gereja Basis ini, direncanakan sejak Februari 2022 lalu, di mana Bapak Uskup menunjuk Pater Emanuel Lelo Talok, CMF, Vikaris Sosial Keuskupan, untuk menghubungi Pater Valens Agino, CMF, selaku Pemimpin Tinggi CMF di Indonesia-Timor Leste untuk mempersiapkan materi dan tenaga pembimbing. Akhirnya Pater Valens mengutus tim yang terdiri dari Pater Franciscus, Pater Nikolaus dan Pater Krisostomus, untuk membimbing kegiatan dimaksud.
Romo Guilhermino da Silva, Pastor Paroki Santo António Motael sangat mengapresiasi program ini, sekaligus berharap menjadi sebuah langkah maju pengembangan iman umat dalam berbagai aspek kehidupan. Hal yang sama datang dari Romo Arnaldo de Deus, Pastor Paroki São José Atsabe.
Komunitas Umat Basis sudah diterapkan lama di Gereja Lokal Timor Leste, namun mati hidup. Semoga ke depannya hidup lebih lama dan hidup terus. Romo Armindo Brito, Pastor Paroki Ainaro sangat antusias dengan program ini, dan meminta Tim dari CMF bisa mengunjungi wilayah Dekenat Ainaro yang dipimpinnya untuk semakin melebarkan sayap Komunitas Gereja Basis. Romo Paroki Oe-Cusse, bahkan telah mempersiapkan jadwal lanjutan untuk kegiatan serupa boleh dibuat lagi di tingkat dekenat Oe-Cusse.
Untuk diketahui bahwa pastor paroki di Keuskupan Dili, umumnya adalah Imam Keuskupan, juga para Religius OFM, CMF, SVD, OP, SJ dan SDB. Oleh karena itu, keberlanjutan kegiatan ini tentu saja akan mempererat sinodalitas, solidaritas dan kerjasama untuk membangun Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
Lasiana,Kupang. Tahun 2022 ini, Kongregasi Para Misionaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-173. Bersamaan dengan momen berahmat itu, delapan frater dari Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste memberanikan diri untuk mengikrarkan kaul kekal.
Perayaan tersebut dibingkai dalam sebuah Misa Syukur meriah yang dilangsungkan di Aula Claret, pada Sabtu (16/07/2022). Misa syukur tersebut dipimpin langsung oleh Superior Delegasi Indonesia-Timor Leste, P. Valens Agino CMF.
Dalam homilinya, P. Valens, CMF bersyukur dan bersukacita karena Tuhan senantiasa memberkati Kongregasi dengan rahmat panggilan yang berlimpah. Rasa syukur dan sukacita itu terlihat dari peristiwa pengikraran kaul perdana, pembaharuan kaul-kaul religius dan pengikraran kaul kekal di dalam Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste.
“Tadi pagi, sudah mengikrarkan kaul perdana, sepuluh frater di Novisiat. Dan juga, lima puluh enam frater sudah membaharui kaulnya. Dan pada sore hari ini, kedelapan frater akan mengikrarkan kaul kekalnya”, ucapnya membuka homili pada perayaan tersebut.
P. Valens, CMF juga menegaskan salah satu aspek penting dalam bermisi, yakni soal keberadaan Tuhan yang selalu menuntun perjalalan dari seseorang yang Dia utus. Hal itu dikatakannya dengan terinspirasi dari Mzm 23 yang menjadi Mazmur Tanggapan dalam perayaan tersebut.
“Tuhan adalah Gembala yang menuntun mereka ke air yang tenang, ke padang yang hijau, dan tidak ada sesuatu kekurangan dalam diri mereka atau di mana saja mereka akan diutus, karena memang Tuhan yang menjadi penuntun, pemberi hidup, penjamin seluruh hidup mereka”, jelasnya.
Selain itu, pada kesempatan berahmat itu, P. Valens, CMF juga menjelaskan tentang kaul-kaul kebiaraan yang merupakan rahmat cuma-cuma yang berasal dari Allah sendiri. Rahmat itu patut untuk disyukuri oleh setiap orang, termasuk dengan cara menyerahkan diri kepada Tuhan lewat hidup membiara.
“Bahwa Hidup Membiara, Pengikraran Kaul, itu merupakan ucapan syukur yang terdalam untuk membalas kasih Tuhan yang sudah mendahului kita dalam mengasihi kita dan siapa saja”, terangnya.
Untuk itu, P. Valens, CMF melanjutkan bahwa kaul-kaul yang diikrarkan oleh para kauliawan merupakan sebuah gaya hidup yang mesti dihidupi setiap hari. Kaul-kaul itu sendiri bukanlah rambu-rambu lalu lintas yang perlu untuk diwaspadai oleh setiap kaum religius.
“Maka Kaul Kemurnian, Kaul Kemiskinan, Kaul Ketaatan, bukan rambu-rambu lalu lintas yang perlu diwaspadai oleh kaum-kaum hidup bakti, tetapi ketiganya adalah gaya hidup setiap hari yang mau menyerahkan diri secara total kepada Tuhan dan kepada pelayanan sesama”, tandasnya.
Hadir dalam perayaan syukur itu adalah para pastor dari Paroki Penfui, Kuasi Paroki Lasiana, Biara Hati Kudus MSsCc, Romo Vikjen KAK, para kaum hidup bakti dari berbagai kongregasi, keluarga kauliawan dan sobat kenalan.
Kaul Perdana di Novisiat Claretian Benlutu
Sementara itu, masih dalam sukacita yang sama di Hari Ulang Tahun Kongregasi, sepuluh misionaris muda yang telah ditempa di Novisiat Claretian Benlutu selama setahun terakhir ini memberanikan diri untuk mengikrarkan kaul perdananya.
Misa syukur Ulang Tahun Kongregasi dan Pengikraran Kaul Perdana itu dilangsungkan di Novisiat Claretian Benlutu dan dipimpin oleh P. Eugenius Paul Madoni, CMF, didampingi oleh para rekan pastor sesama Claretian dan Pastor Paroki Benlutu.
Profisiat untuk para frater yang telah mengikrarkan kaul kekal dan kaul perdananya.
Benlutu, Timor Tengah Selatan. Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste memulai pembangunan penambahan unit rumah retret Claret di Novisiat Claretian Benlutu pada Senin (16/5).
Pater Superior Mayor Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste, P. Valens Agino, CMF, memulai rangkaian pembangunan penambahan unit rumah retret itu dengan acara peletakan batu pertama. Ibadat peletakan batu pertama dipimpin langsung oleh P. Valens dengan didampingi Prefek Spiritualitas, P. Robertus Wontong, CMF.
Dalam perencanaannya, pembangunan penambahan unit rumah retret Claret yang baru masih se-lokasi dengan gedung rumah retret yang lama. Tepatnya di sebelah Timur gedung rumah retret Claret yang lama.
Tujuan dari pembangunan rumah retret ini adalah untuk menambah unit gedung rumah retret Claret. Sebab, selama ini keluhan sering terdengar dari orang-orang yang ingin mengadakan kegiatan di rumah retret Claret adalah daya tampung rumah yang terlalu kecil sehingga hanya sedikit orang saja yang bisa membuat kegiatan di rumah retret Claret, Benlutu.
Dengan demikian, melalui pembangunan gedung baru ini, daya tampung rumah retret Claret semakin lebih besar dan orang-orang tidak lagi kesulitan mencari tempat berkegiatan yang bisa menampung orang dengan jumlah yang banyak.
Adapun harapan yang ada di balik pembangunan ini adalah agar semakin banyak orang yang bisa membuat kegiatan di rumah retret Claret, khususnya yang hendak mengadakan kegiatan-kegiatan rohani, agar semakin banyak orang bisa menemukan Tuhan di keheningan rumah retret Claret, Benlutu.
Peletakan batu pertama pembangunan penambahan unit rumah retret Claret itu dihadiri oleh Dewan Delegasi Independen Indonesia Timor Leste, para pater dan frater novis Komunitas Novisiat Claretian Benlutu, dan para pater dan bruder yang sedang melaksanakan program Tanur di rumah retret Claret, Benlutu.
Terkait pembangunan penambahan unit rumah retret Claret ini, Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste terbuka hati kepada siapa saja yang ingin turut serta mendukung pembangunan penambahan unit rumah retret ini.
Salah satu cara yang ditawarkan adalah dengan membeli produk dari tim pemberdayaan ekonomi ibu-ibu kelompok “Caminare” yang berada dalam naungan Komunitas SEPEKITA (kelompok yang didampingi Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste). Produk yang ditawarkan adalah minuman herbal, seperti minuman instan jahe rempah, minuman instan temulawak, dan minuman instan kunyit asam.
Bagi yang hendak mendukung pembangunan penambahan unit rumah retret ini bisa menghubungi P. Itho Nurak, CMF (0853-6224-2504), ibu Tini (0878-1706-0200), P. Doni, CMF (0821-4484-5702).
Lasiana, Kupang. Pada Selasa (5/4/2022), Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste mengadakan sebuah webinar tentang Lectio Divina. Webinar dimoderatori oleh P. Valens Agino, CMF. Dalam kesempatan berahmat itu, Delegasi mengundang P. Henry Omonisaye, CMF sebagai pemberi materi.
Mula-mula P. Henry mengutarakan seputar identitas seorang Misionaris Claretian. Diungkapkannya bahwa identitas seorang Misionaris Claretian yang paling kentara adalah pendengar dan pelayan Sabda Allah. Sebagaimana dalam Kapitel Umum XXVI, ditekankan semangat untuk berakar ke dalam Yesus, berarti menjadi murid-Nya dan mendengarkan Sabda-Nya dengan sungguh.
Dalam semangat kapitel tersebut, setiap Misionaris Claretian diminta untuk semakin mendalami Sabda Tuhan. Salah satu cara yang dipakai untuk mendalami Sabda Tuhan adalah dengan Lectio Divina. Dalam pada itu, Misionaris Claretian asal Delegasi Nigeria Barat ini mengingatkan para peserta untuk ber-lectio divina dengan empat langkah yang diperkenalkan oleh Guido II, seorang biarawan Cartusian, yakni lectio (bacaan), meditatio (meditasi), contemplatio (kontemplasi), dan oratio (doa).
“Carilah dalam bacaan dan Anda akan menemukan dalam meditasi; ketuklah dalam doa maka pintu akan dibukakan bagimu dalam kontemplasi”, ungkap P. Henry sembari mengutip kata-kata dari Guido II.
Bagi P. Henry, sebuah lectio divina bukanlah sebuah pembacaan biasa atas Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Lectio divina pada intinya adalah sebuah doa yang mendapat dorongan kekuatan dari Sabda Tuhan yang sedang direnungkan.
“Lectio divina adalah doa yang diilhami, dibantu, dan dipelihara oleh firman Tuhan yang dibaca dalam Kitab Suci”, terang P. Henry yang kini menjabat sebagai Prefek Kerasulan Kitab Suci dan Komunikasi.
Salah satu aspek penting yang dikemukakan oleh P. Henry ketika mengadakan lectio divina adalah dengan menggunakan pendengaran hati. Dengan pendengaran hati tersebut, para peserta yang mengadakan lectio divina diharapkan dapat mendengarkan suara Tuhan yang ada dalam bacaan yang sedang direnungkan.
“Dalam lectio divina, kita berdoa dengan menggunakan telinga hati sehingga Anda bisa mendengarkan Tuhan dalam bacaan Kitab Suci”, ungkapnya.
Di akhir pemaparannya, P. Henry memberikan beberapa masukan perihal praktik lectio divina ini. Ada lima poin yang dibagikannya, yakni mengadakan lectio divina setiap hari, mencurahkan waktu untuk lectio divina dalam komunitas, sharing Sabda Tuhan dengan umat beriman, memperdalam cinta akan Kitab Suci melalui sharing Kitab Suci, dan mengorganisir studi Kitab Suci.
Pada kesempatan itu, para peserta yang hadir adalah semua misionaris yang tergabung dalam Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste, mulai dari Aspiran, Postulan, Novis, Frater-Bruder berkaul sementara, hingga yang berkaul kekal.
Rumah Retret Claret – Benlutu, TTS. Membarui diri dan mengambil komitmen baru dalam hidup adalah bagian dari ziarah kemuridan yang tidak bisa ditampik. Demikian kurang lebih asa yang teranyam dalam diri sebagian Misionaris Claretian yang tergabung dalam kelompok Retret-Assembly NTT 1 yang meliputi beberapa utusan anggota komunitas Claretian di wilayah Timor Barat dan Flores, saat membuka retret-assembly pada Senin, 11 Oktober 2021 di Rumah Retret Claret, Benlutu, TTS. Retret-assembly ini dipandu oleh P. Valens Agino, cmf (Superior Delegatus) dan P. Eugenius Paul Madoni, cmf (Ekonom-Consultor).
Retret-Assembly Tahunan Para Misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste kali ini mengambil tema dari Exortasi Kapitel Umum XXVI, “Querida Congregacion: Be Rooted in Christ and Audacious in Mission.” Para peserta dibagi ke dalam enam kelompok menurut wilayah misi masing-masing: NTT 1 & 2 yang meliputi wilayah Timor Barat dan Flores, wilayah Sumatra, wilayah Jawa, wilayah Kalimantan & Sulawesi dan wilayah Timor Leste. Pembagian kelompok dan wilayah seperti ini selain karena pertimbangan pembatasan demi memutuskan rantai penyebaran pandemi Covid-19 dan juga cakupan wilayah Indonesia dan Timor Leste yang begitu luas, tetapi juga ada pertimbangan yang lebih mendalam, agar dinamika retret-assembly bisa diinternalisasi baik sebagai pribadi maupun dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Dalam sapaan pembuka, P. Valens mengatakan bahwa, “retret-assembly ini menjadi momentum untuk mendengar dan berdisermen bersama narasi dan buah-buah Kapitel Umum XXVI dengan panggilannya untuk berakar dalam Kristus dan berani keluar untuk bermisi.” Selain itu retret-assembly ini juga menjadi ruang untuk menenun impian bersama dalam membangun tekad dan komitmen untuk mewujudkan panggilan dan gerakan Roh Kudus melalui Kapitel Umum XXVI untuk konteks misi Claretian di Indonesia dan Timor Leste.
Menggunakan tiga pendekatan mutakir: synodal, narrative and appreciative seperti model pendekatan Kapitel Umum XXVI – Nemi, 15 Agustus – 11 September 2021 kemarin, P. Valens dan P. Dony menghantar para partisipan untuk menyelam masuk dalam teks tetapi juga konteks Indonesia-Timor Leste. Retret-Assembly ini juga menjadi momentum untuk menemukan (to discover), mengimpikan (to dream), merancang (to design) dan berkomitmen (commitment), menjalankan panggilan Gereja dan Kongregasi untuk berakar pada Kristus dan berani keluar untuk bermisi dalam konteks Delegasi Indonesia-Timor Leste. Kelompok-kelompok lain sedang menanti untuk masuk dalam tenunan narasi ini: discovery-dream-design-commitment. Semoga anyaman kisah Nunuh Amasat membuka ruang untuk terus bermimpi dan mewujudkan impian itu dalam panggilan hidup sehari-hari. Selamat merangkai cerita untuk kelompok selanjutnya!
Selamat Ulang Tahun Tahbisan Imam kepada para misionaris kita: P. Pankratius R. Kandelu, cmf (2003), P. Emanuel L. Talok, cmf (2003), P. Yohanes M. Vianey Lusi Emi, cmf (2003), P. Titus G. Tae, cmf (2003), P. Petrus Taneo, cmf (2003), P. Yohanes Benjito Bareto, cmf (2013), P. Dionisius P. A. Nandut, cmf (2013). Berkat Tuhan melimpah dalam tugas dan pelayanan sehari-hari. Congratulations!