Earth Hour 2025: 60 Menit untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Kelestarian Bumi

Kupang, Indonesia. Sebagai bentuk partisipasi dalam upaya global untuk mencintai bumi, komunitas-komunitas Claretian Indonesia-Timor Leste kembali menyelenggarakan kegiatan Earth Hour 2025. Kegiatan ini, yang berlangsung pada hari Sabtu malam (22/3/2025), mengajak semua pihak untuk mematikan lampu selama satu jam, dari pukul 20:30 hingga 21:30 waktu setempat.

Earth Hour adalah sebuah program yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dan didukung oleh PBB serta Claretian NGO at UN, dengan tujuan utama untuk menghemat penggunaan listrik dan mengurangi jejak karbon global. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi lingkungan dan bumi sebagai rumah bersama yang harus dijaga.

Para anggota komunitas Claretian Indonesia-Timor Leste turut ambil bagian dalam kegiatan ini dengan penuh semangat. Selama satu jam, mereka mematikan lampu rumah di komunitas masing-masing dan berpartisipasi dalam momen refleksi untuk merenungkan kontribusi yang dapat mereka berikan terhadap pelestarian alam.

Kegiatan Earth Hour ini tidak hanya tentang mematikan lampu, tetapi juga tentang menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga bumi dan mengurangi konsumsi energi yang berlebihan. Meskipun hanya berlangsung selama enam puluh menit, tetapi gerakan ini bisa menjadi titik awal bagi semua insan untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Sebagai bagian dari gerakan ini, komunitas-komunitas Claretian yang tersebar di Indonesia dan Timor Leste melaksanakan kegiatan ini dengan mengajak semua anggota komunitas untuk bersama-sama merasakan dampak positif dari kebiasaan kecil yang dapat dilakukan sehari-hari guna menjaga kelestarian bumi.

Dengan partisipasi aktif dari komunitas-komunitas di Indonesia dan Timor Leste, kegiatan Earth Hour 2025 diharapkan dapat terus memperkuat komitmen global untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung upaya-upaya mitigasi perubahan iklim.

Galeri Foto

Pengikraran Kaul Perdana Fr. Rudyanto Meo, CMF

Benlutu, Timor Tengah Selatan. Hawa sukacita kembali menyelimuti Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste. Pasalnya, novis Rudyanto Meo, baru saja mengikrarkan Kaul-kaul Kebiaraan untuk pertama kalinya pada Sabtu (1/3/2025). Upacara Pengikraran Kaul Perdana ini dipimpin langsung oleh P. Valens Agino, CMF, Superior CMF Indonesia-Timor Leste di Kapela Novisiat Claretian Benlutu.

Pada awal permenungannya, P. Valens Agino, CMF sempat bertanya kepada Rudyanto Meo perihal memgapa dia memilih teks Yes 7:1-9 dan Mat 25:14-30 dalam rangka meriahrayakan upacara kaul-nya. Rudyanto Meo pun menjawab bahwa dari bacaan pertama, dia belajar tentang percaya pada Tuhan. Sedangkan dari bacaan Injil, dia belajar tentang menjadi orang yang bertanggungjawab seperti orang yang dikaruniai lima dan dua talenta.

Mengomentari bacaan Injil, menurut P. Valens Agino, CMF, mengajak sekalian umat Allah untuk menghargai setiap pemberian yang datang dari Allah. Perihal rahmat atau anugerah Allah bukan soal banyak-sedikit atau besar-kecilnya pemberian itu, tetapi tentang bagaimana seseorang memberikan penghargaan terhadap rahmat atau anugerah yang dipercayakan kepada setiap orang.

Terhadap rahmat Allah ini, P. Valens Agino, CMF mengapresiasi keteguhan hati dari saudara Rudyanto Meo. Sebagaimana diketahui bahwa saudara Rudyanto Meo memiliki kisah panggilan yang berbeda sehingga dia diminta untuk tinggal lagi di novisiat. Dengan keteguhan hati untuk tetap tinggal di novisiat, saudara Rudyanto Meo menghargai rahmat panggilan yang Tuhan berikan kepadanya. P. Valens Agino, CMF berharap agar saudara Rudyanto Meo bisa melipatgandakan panggilan Tuhan dengan jawaban atas panggilan itu.

“Ini dukungan doa kami untuk Rudy. Untuk pengikraran kaul adalah rahmat yang besar. Hargailah yang Tuhan berikan, biar kecil tapi kita punya kewajiban untuk melipatgandakan rahmat Tuhan”, katanya

Setelah merenungkan Sabda Tuhan, saudara Rudyanto Meo kemudian tampil ke hadapan altar untuk mengikrarkan kaul perdananya. Janji setia untuk hidup murni, miskin, taat seperti Kristus diterimakan oleh P. Valens Agino, CMF disaksikan oleh semua umat Allah yang hadir.

Selepas mengucapkan janji setia, saudara Rudyanto Meo pun diberikan jubah kebiaraan. Momen haru pun pecah tatkala saudara Rudyanto Meo memasuki kapela dengan mengenakan jubahnya. Mama dan segenap keluarga yang hadir tidak mampu membendung air mata sukacita melihat anak mereka berlangkah dengan gagah mengenakan jubah. Setelah itu, saudara Rudyanto Meo menerima Konstitusi sembari berjanji untuk hidup sebagai seorang Claretian berdasarkan aturan dan norma yang berlaku di dalam Kongregasi.

Dengan mengenakan jubah dan menerima konstitusi, Fr. Rudyanto Meo, CMF secara resmi diterima sebagai anggota Kongregasi Misionaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria, dan berhak menambahkan inisial “CMF” di belakang namanya.

Pengikraran kaul perdana ini merupakan langkah awal dari serangkaian hidup yang diambil oleh Fr. Rudyanto Meo, CMF setelah melewati masa formasi dan persiapan spiritual yang mendalam di Novisiat. Dalam kaul perdana ini, Fr. Rudyanto Meo, CMF berjanji untuk hidup dalam kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan, serta berkomitmen untuk melayani Tuhan dan Gereja melalui Kongregasi Misionaris Claretian. Perayaan Ekaristi Pengikraran Kaul Perdana ini dihadiri oleh beberapa misionaris Claretian yang berkarya di Kupang; RD. Herman Hilers Penga, Pr selaku Pastor Paroki Benlutu; P. Petrus Dami Tasaeb, CMF dari Paroki Panite; keluarga besar Fr. Rudyanto Meo, CMF; dan segenap umat Allah yang ada di sekitaran Novisiat Claretian Benlutu.

Dalam suasana penuh doa dan harapan, semuanya mendoakan agar Fr. Rudyanto Meo, CMF dapat menjalankan panggilannya dengan setia, bebas, dan bahagia sehingga menjadi cahaya bagi dunia melalui pelayanan kasih yang dilaksanakannya. Profisiat untuk Fr. Rudyanto Meo, CMF.

Galeri Foto

Deklarasi Paroki Santo Antonius Maria Claret, Tabak Kanilan

Pada Senin (8/4/2024), di Hari Raya Kabar Sukacita, Claretian Indonesia-Timor Leste tengah bersukacita. Bagaimana tidak, Keuskupan Palangka Raya mempercayakan Kongregasi Para Misionaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria untuk menangani paroki baru. Paroki ini pun diberi nama Paroki St. Antonius Maria Claret.

Misa deklarasi paroki St. Antonius Maria Claret ini dipimpin langsung oleh Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF, Uskup Keuskupan Palangka Raya. Bapa Uskup mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur atas pertumbuhan dan perkembangan Gereja di Keuskupan Palangka Raya. Dia mengharapkan agar pertumbuhan dan perkembangan itu juga terjadi di Paroki St. Antonius Maria Claret. Beliau juga mengingatkan agar paroki baru yang ditangani oleh para Claretian ini mau rendah hati dan belajar dari sesama Claretian yang telah menangani paroki lain (Paroki Melata dan Paroki Palurejo), yang juga berkembang baik.

Dalam sambutannya, P. Valens Agino, CMF, yang hadir selaku pimpinan Claretian Indonesia-Timor Leste, mengatakan bahwa perayaan di Hari Raya Kabar Sukacita ini memberi sukacita berlimpah kepada Kongregasi Para Misionaris Claretian. Sebab, deklarasi paroki baru dengan menggunakan nama St. Antonius Maria Claret sebagai pelindung paroki, bertepatan dengan tahun yubelium pendirian Kongregasi Para Misionaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria yang ke-175. Untuk itu, beliau mengucapkan terima kasih kepada Bapa Uskup Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF yang telah menerima usulan penggunaan nama St. Antonius Maria Claret sebagai pelindung paroki.

Secara simbolis, Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF menyerahkan beberapa berkas paroki kepada P. Kristian Dodok, CMF, selaku Pastor Paroki St. Antonius Maria Claret, sebagai bentuk kepercayaan keuskupan kepada Claretian dalam mengelola paroki tersebut. Dalam menangani paroki ini, P. Kristian Dodok, CMF akan ditemani P. Patris Urbat, CMF sebagai pastor rekan, dan Fr. Inovasius S.P.D. Helan, CMF sebagai frater TOM-er.

Misa deklarasi Paroki St. Antonius Maria Claret ini dihadiri oleh para Claretian yang berkarya di Pulau Kalimantan, para imam diosesan keuskupan Palangka Raya, dan segenap umat Paroki St. Antonius Maria Claret yang tersebar di pusat paroki dan di 13 stasi, serta camat Gunung Bintang Awai dan beberapa kepala desa setempat.

Paroki St. Antonius Maria Claret terletak di Jl. Th. Ahim, RT 006, Desa Tabak Kanilan, Kec. Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Perlu diketahui bahwa memiliki misi di Tanah Borneo adalah mimpi dari Ko-Pendiri, P. José Xifré. Dan kini, dari mimpi itu, Kongregasi Para Misinaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria telah memiliki tiga komunitas Claretian; Komunitas Claretian Paroki Melata, Komunitas Claretian Paroki Palurejo, dan Komunitas Claretian Paroki Tabak Kanilan. (Laporan P. Patris Urbat, CMF, Pastor Rekan Paroki St. Antonius Maria Claret, Tabak Kanilan)

Galeri Foto

Studio Claretian Music Production Diberkati, Bukti Keterlibatan Claretian dalam Pewartaan Digital

Lasiana, Kupang. Sabtu, 17 Februari 2024 menjadi hari bersejarah bagi Claretian Indonesia-Timor Leste. Pasalnya, P. Valens Agino, CMF baru saja memberkati studio Claretian Music Production. Studio tersebut berada di Komunitas Seminari hati Maria, Kupang.

Keberadaan studio Claretian Music Production ini merupakan bukti nyata komitmen Claretian dalam berkarya dan mewartakan Kerajaan Allah di era digital. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, Claretian ingin memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak orang dengan karya-karya yang inspiratif dan edukatif.

Pengerjaan studio ini memakan waktu hampir sebulan. Studio tersebut didesain sendiri oleh P. Fredy Yohanes Mema Lana, CMF. Selain itu, ada juga beberapa frater dari Komunitas Seminari Hati Maria yang turut membantu mengerjakan studio tersebut.

Dalam acara pemberkatan studio tersebut, hadir pula P. Fredy Yohanes Mema Lana, CMF selaku penanggungjawab studio, P. Viktor Doddy Sau Sasi, CMF dan beberapa frater komunitas Seminari Hati Maria.

Semoga keberadaan studio Claretian Music Production ini membuat Allah semakin dikenal, dicintai, dilayani, dan dipuji oleh semua makhluk, agar semakin banyak jiwa diselamatkan.

Sosialisasi Ruang Sabda Allah

Kupang, NTT. Sabda Tuhan adalah pijakan dan penuntun langkah seorang pengikut Kristus. Sabda Tuhan adalah kekuatan bagi kehidupan iman seorang Kristiani. Seorang beriman Kristiani tidak bisa dilepaspisahkan begitu saja dari Sabda Tuhan.

Untuk itu, sebagai Kongregasi yang memiliki karisma sebagai pendengar dan pelayan Sabda Tuhan, Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste mensosialisasikan suatu program yang berusaha mendekatkan umat dengan Sabda Tuhan pada Sabtu (20/1/2024). Program yang dimaksud adalah Ruang Sabda Allah (RSA). Sosialisasi program ini dipimpin oleh P. Valens Agino, CMF.

Menurut P. Valens Agino, CMF, Ruang Sabda Allah merupakan program Kerasulan Kitab Suci Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste yang mengundang umat untuk mendapat tempat istimewa dan kesempatan untuk mendekati Sabda Allah agar Sabda Allah menjadi sumber inspirasi, gaya hidup dan muatan hidup harian seseorang.

Keberadaan RSA ini tidak dirancang untuk menjadi seperti kursus atau sekolah Kitab Suci. Motivasi yang terbangun adalah agar umat semakin mengenal, mencintai dan melayani Sabda Allah, hingga akhirnya memberanikan diri untuk menyembah Allah.

RSA sendiri merupakan program pendekatan sederhana terhadap Sabda Allah yang diselenggarakan sekali seminggu. Di dalam program ini, para peserta akan diajak masuk dalam doa, kemudian melihat kehidupannya sendiri melalui Sabda Allah yang direnungkan.

Sosialisasi program ini mendapat respon positif dari para peserta. Mereka mengakui bahwa program ini sangat baik untuk semakin membuat umat mendekatkan diri pada Sabda Allah. Dan lebih dari itu, umat semakin mencintai Allah.

Para peserta yang hadir dalam sosialisasi program ini adalah para misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste.

Galeri Foto

Pertemuan Dewan Ekonomi dan Pembahasan Laporan Keuangan dan Anggaran Komunitas Lokal

Lasiana, Kupang. Pada tanggal 18-20 Januari 2024, Prefek Ekonomi Delegasi bersama Dewan Ekonomi mengadakan pertemuan di ruang ekonom. Pertemuan tersebut membahas perihal laporan pertemuan keuangan dan anggaran komunitas lokal.

P. Eugenius Paul Madoni, CMF selaku prefek ekonom memimpin pertemuan tersebut. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Dewan Ekonomi, yakni P. Agustinus Djeramu, CMF, P. Helio Castro Alves, CMF, dan ibu Meliana M. Paring Fahik.

Pertemuan tersebut membahas laporan keuangan dari setiap komunitas lokal dan anggaran-aggaran untuk komunitas lokal di tahun 2024. Di balik pertemuan tersebut, prefek ekonom dan dewannya berusaha dan berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap komunitas Claretian dalam Delegasi memiliki keuangan yang sehat dan realistis.

Pertemuan pembahasan laporan keuangan dan anggaran untuk setiap komunitas memberikan gambaran tentang pentingnya penggunaan sumber daya yang ada untuk bermisi. Harta benda dalam Kongregasi, termasuk uang, merupakan sarana bagi kerasulan para misionaris Claretian dalam melayani Allah dan sesama.