Lasiana, Kupang. Para frater postulan CMF, para suster MI, dan para suster CB menggelar sebuah pentas seni yang spektakuler, pada Rabu (13/12/2023). Pentas seni ini sedianya menjadi kegiatan penutupan untuk matakuliah Pengantar Sosial Budaya. Namun, lebih dari itu, pentas seni ini bertujuan memperkenalkan dan mempromosikan budaya-budaya yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tema yang diusung dalam kegiatan malam kreasi seni ini adalah Unity in Diversity. Melalui semangat dari tema tersebut, peneyelenggara pentas seni kali ini menampilkan berbagai jenis mata acara yang berkaitan dengan budaya NTT yang dikemas dalam tarian, nyanyian, dan drama. Para peserta acara dengan penuh semangat membawakan pertunjukan yang memukau, menghidupkan kembali tradisi nenek moyang, dan cerita-cerita kuni yang telah mejadi warisan budaya NTT.
Pentas bertabur budaya ini memberikan kesempatan kepada penonton yang hadir untuk menikmati dan belajar tentang kekayaan budaya NTT. Dengan demikian, acara ini memberi edukasi yang baik, menyenangkan, dan menginspirasi bagi perkembangan dan promosi kekayaan budaya NTT di mata dunia. Di balik itu, ada harapan agar semakin banyak orang yang tertarik untuk menjelajahi dan mempelajari budaya-budaya di NTT.
Melalui acara ini, para frater postulan CMF, para suster MI, dan para suster CB berharap agar kaum biarawan/biarawati semakin mencintai dan menghargai budaya masing-masing. Mereka juga diharapakan siap untuk menerima dan menghormati budaya baru di mana pun mereka diutus.
Menurut pemantauan, hampir sekitar 50 orang memadati aula Claret yang menjadi venue pentas seni tersebut. Penonton yang hadir antara lain dari komunitas CH Kuria, Komunitas Seminari Hati Maria, Komunitas Pra Novisiat Claret, para suster RVM, para suster CB, para dosen, dan kelompok orang muda AMC.
Lasiana, Kupang. Komunitas SEPEKita kembali menggelar pelatihan bersama pengolahan pangan lokal menjadi produk bernilai ekonomis, pada Sabtu (9/12/2023). Pada kesempatan pelatihan kali ini, produk yang digunakan untuk pelatihan adalah sorgum, rumput laut, pisang dan gula lontar.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta diajarkan secara langsung cara mengolah sorgum, rumput laut, pisang, dan gula lontar menjadi produk cemilan sehat, seperti biskuit, keripik, dan produk makanan lainnya.
Bahan-bahan pangan yang menjadi produk pelatihan ini sengaja dipilih dengan mengingat bahwa bahan-bahan tersebut memiliki potensi yang luar biasa bagi pasar UMKM. Dengan demikian, para peserta diajak untuk melatih keterampilan dengan mengolah produk-produk pangan lokal tersebut menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Para peserta yang turut hadir dalam pelatihan tersebut terlihat sangat antusias dengan kegiatan ini. Pelatihan ini memberi para peserta pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengolah bahan pangan lokal yang rupanya ada di sekitar mereka.
Ibu Yustin Sadja selaku pemberi pelatihan ini berharap, kegiatan pengolahan bahan pangan lokal seperti ini dapat mendorong masyarakat untuk mengembangan usaha cemilan sehat berbasis bahan pangan lokal.
Pelatihan pengolahan bahan pangan lokal yang diprakarsai oleh Komunitas SEPEKita ini dilaksanakan di Aula Claret. Para peserta yang terlibat dalam pelatihan tersebut adalah anggota Komunitas SEPEKita, para frater misionaris Claretian, dan beberapa anak muda yang tergabung dalam kelompok AMC.
Matani, Kupang. Para misionaris Claretian wilayah Timor Barat I menggelar rekoleksi, pada Sabtu, 9/12/2023, bertempat di Komunitas Pra-Novisiat Claret, Kupang. Rekoleksi ini dipimpin oleh Br. Hieronimus Ngampu, CMF.
Tema rekoleksi yang menjadi bahan permenungan kali ini adalah “Impian Keempat: Kerasulan, Kaum Muda, dan Panggilan”. Isi dari impian keempat itu adalah “Kita impikan suatu organisme yang berani dan itineran bergerak ke periferi geografis dan eksistensialis sesuai dengan tuntutan Roh dan Gereja: kaum pinggiran, kaum terabaikan, kaum miskin, kaum muda, kaum awam dan keluarga”.
Inspirasi materi rekoleksi yang dimanfaatkan oleh Br. Hiron berasal dari Dokumen Konsili Vatikan II (Apostolicam Actuositatem), Konstitusi dan Direktori Claretian, dan Dokumen Kapitel Umum. Selain dari dokumen-dokumen ini, Br. Hiron juga berbagi kisah pengalaman hidup selama bertugas untuk menangani kaum muda dan menjadi bagian dalam aksi panggilan.
Dalam materinya, Br. Hiron mengajak para misionaris claretian untuk merenungkan kembali panggilan mereka sebagai misionaris. Ia mengingatkan bahwa panggilan mereka adalah untuk melayani kaum muda dan membawa mereka kepada Yesus Kristus.
Ia juga mengajak para misionaris claretian untuk terus berkarya dengan semangat apostolik. Ia mengatakan bahwa dunia membutuhkan kehadiran misionaris claretian yang bersemangat untuk mewartakan Injil, yang bersemangat untuk melayani kaum muda, dan membantu orang muda menemukan panggilan hidupnya.
Dinamika rekoleksi ini terdiri dari materi yang dibawakan oleh Br. Hiron, CMF, refleksi dan pengakuan, sharing, adorasi, dan makan siang bersama komunitas PNC.
Rekoleksi di akhir tahun 2023 kali ini dihadiri oleh semua misionaris Claretian yang berdomisili di wilayah Timor Barat I, yakni Komunitas Pra Novisiat Claret, Komunitas Seminari Hati Maria, Komunitas Curia CH, dan Komunitas Taman Ziarah Yesus-Maria Oebelo.
Oenopu, Timor Tengah Utara. Paroki St. Antonius Maria Claret, Oenopu menjadi saksi dari sebuah perayaan yang tak terlupakan, dalam rangka puncak Pesta Claret 2023. Pesta yang ditunggu-tunggu oleh para Claretian di seantero dunia ini menggabungkan momen perayaan St. Antonius Maria Claret yang dirayakan setiap tanggal 24 Oktober, dengan momen penting lainnya, yakni pesta perak 25 tahun hidup membiara dari lima pater Claretian dan syukur atas tahbisan suci dari lima imam baru Claretian.
Pembagian Sembako dan Pelatihan Pengolahan Bahan Lokal
Momen puncak Pesta Claret 2023 di Oenopu dibuka dengan pembagian sembako. Pembagian sembako ini diperuntukan bagi keluarga kurang mampu yang berdomisili di paroki pusat maupun di stasi-stasi yang tersebar di wilayah paroki. Kegiatan bertajuk “Aksi Bulan Claret: Menebar Kasih, Menabur Harapan, Menuai Kehidupan demi Keutuhan Ciptaan” ini terselenggara berkat kerja sama Paroki St. Antonius Maria Claret dan tim Solidaritas dan Misi (SOMI) melalui Komunitas SEPEKita. Selain itu, Komunitas SEPEKita juga mengadakan pelatihan pengolahan produk lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Kegiatan bagi-bagi sembako dan pelatihan pengolahan produk lokal ini merupakan bagian penting dalam semangat kebersamaan dan kepedulian sosial bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Sembako yang dibagikan berupa beras, minyak goreng, gula, dan kebutuhan pokok lainnya. Para sukarelawan dari pihak paroki maupun dari pihak komunitas bekerja keras untuk memastikan bahwa bantuan tersebut sampai kepada mereka yang membutuhkannya. Sedangkan bahan-bahan yang dipakai untuk pengolahan berupa ubi, labu, asam, dan lainnya.
Misa Puncak Pesta Claret 2023
Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste secara sengaja memilih Paroki St. Antonius Maria Claret, Oenopu sebagai venue puncak Pesta Claret 2023 karena nama pelindung paroki adalah St. Antonius Maria Claret. Misa puncak Pesta Claret 2023 dirayakan pada 24 Oktober 2023 pukul 15.30 yang dipimpin oleh P. Yos Markus Arkian, CMF sebagai selebran utama. Misa dirayakan secara semarak bersama seluruh umat paroki.
Selain itu, dalam pesta yang sama, dirayakan pula 25 tahun hidup membiara dari lima pater Claretian, yakni P. Dami Tasaeb, CMF; P. Gab Bahan, CMF; P. Justino Galvao, CMF; P. Fenz Poca, CMF; dan P. Yos Markus, CMF. Adapula perayaan syukur atas rahmat tahbisan imamat dari lima imam baru yang ditahbiskan pada 18 Oktober 2023 lalu.
Setelah Misa, semua yang hadir dalam pesta tersebut disuguhkan dengan acara-acara, seperti tarian bersama, dance dari anak-anak sekami, nyanyian, dan lain sebagainya.
Palurejo, Kalimantan Tengah. Pada bulan Oktober tahun ini, Pesta Claret di Paroki St. Maria Immaculata Wayun Palurejo berlangsung sangat meriah dan harmonis. Kegiatan yang berlangsung dari 8-23 Oktober 2023 itu merupakan perayaan yang sangat dinantikan oleh para Claretian dan umat paroki setempat, serta menarik partisipasi dari umat non-Katolik dalam berbagai perlombaan.
Selama pesta Claret berlangsung, berbagai perlombaan yang menarik diadakan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh umat paroki untuk berpartisipasi. Beberapa perlombaan yang diselenggarakan antara lain Cerdas Cermat Alkitab, voli, futsal, dan berbagai kegiatan seru lainnya. Perlombaan cerdas cermat alkitab memberi daya tarik tersendiri karena menguji pengetahuan iman dan agama dari para peserta yang merupakan anak-anak sekami dari 12 lingkungan yang ada di pusat paroki.
Selain itu, dalam perlombaan voli dan futsal, tim-tim yang terdiri dari berbagai kalangan umat paroki bersaing dengan semangat tinggi untuk menjadi yang terbaik. Euforia umat paroki menciptakan atmosfer yang meriah di lapangan, yang juga membangkitkan dukungan dan sorak-sorai dari para penonton yang antusias.
Salah satu fenomena yang menonjol dari Pesta Claret 2023 di Paroki St. Maria Immaculata Wayun Palurejo ini adalah keterlibatan umat non-Katolik dalam perlombaan. Gambaran ini menunjukkan semangat inklusifitas dan kerukunan antara umat beragama di lingkungan paroki tersebut. Para peserta non-Katolik yang turut serta dalam perlombaan turut antusias dalam Pesta Claret meunjukkan semangat persaudaraan dan memperkuat hubungan antarumat beragama.
Pesta Claret di Paroki St. Maria Immaculata Wayun Palurejo adalah bukti nyata tentang kebersamaan, keragaman, dan persatuan dalam hidup bersama. Pesta Claret tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi telah bergerak lebih maju perihal memberikan gambaran tentang kehangatan dan keramahan dalam hidup bersama sebagai saudara.
Kota Baru, Kupang Bertepatan dengan Pesta St. Lukas, Rabu (18/10/2023), Mgr. Petrus Turang, Pr menahbiskan 10 diakon menjadi imam di Gereja Paroki St. Maria Assumpta, Kota Baru, Kupang. Para imam baru yang ditahbiskan tersebut merupakan gabungan dari lima diakon Keuskupan Agung Kupang dan lima diakon Kongregasi Para Misionaris Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria (Para Misionaris Claretian).
Dalam homilinya, Uskup asal Manado ini mengingatkan kepada para imam baru dengan spiritualitas hati. Bagi Bapa Uskup, hati para imam baru harus benar-benar didedikasikan untuk umat. Hati para imam baru adalah hati Gereja.
“Kamu punya hati adalah hati Gereja, bukan hati kamu sendiri”, ungkapnya.
Diharapkannya bahwa dengan hati, para imam baru bisa menggerakan umat ke arah hidup rohani yang semakin baik. Sebab, menjadi seorang imam berarti menjadi seorang pemimpin spiritual.
“Yang harus berkembang menjadi hati yang baik adalah seluruh umat yang Anda gerakan sebagai pemimpin spiritual, supaya umat sungguh-sungguh menikmati kehadiran imam”, kata Bapa Uskup.
Para diakon dari Misionaris Claretian yang ditahbiskan menjadi imam adalah Dominikus Evenroy Gultom, CMF; Emilianus Dungnga Koten, CMF; Engelbertus Seran, CMF; João Martinho Enfein, CMF; dan Ponsianus Ladung, CMF.
Profisiat untuk para imam baru dari Kongregasi Para Misionaris Claretian. Semoga menjadi berkat bagi semua orang yang dilayani. Salam In Corde Matris!