Matani, Kupang. Liburan tidak selalu berarti momen untuk berhenti belajar. Itulah yang dialami Komunitas Pra-Novisiat Claret (PNC) Kupang. Untuk mengisi waktu liburan pembelajaran akhir semester ganjil tahun ajaran 2023/2024, Komunitas PNC mengadakan kegiatan English Camp 2024 selama 12 hari pada 8-20 Januari 2024.
Para peserta terdiri dari 10 Postulan CMF, 17 Aspiran CMF, dan 2 Postulan dari Kongregasi Misionaris Claretian (MC). Mereka dipandu oleh 5 tutor yang juga sekaligus penyelenggara English Camp 2024, yakni Miss Regi, Miss Annie, Miss Wiwin dan P. Metodius Manek, CMF.
“English Camp adalah suatu kesempatan untuk mengembangkan Bahasa Inggris dengan gaya yang menarik. Bahasa Inggris itu lebih merupakan satu skill, bukan pengetahuan teoretis belaka. Dampaknya lebih kepada skill berbahasa”, demikian ujar P. Metodius Manek, CMF selaku koordinator penyelenggara English Camp 2024, yang akrab disapa Pater Todi. Ia menyampaikan, salah satu hal yang sangat penting bagi peserta adalah pengembangan skill untuk belajar mandiri.
Tema-tema yang Berbeda Setiap Hari
Para tutor bekerjasama untuk merancang tema-tema yang menarik bagi para peserta diskusikan dan kemudian dipresentasikan hasilnya. Tema-tema yang diangkat sangat beragam, seperti Family, Superhero, Garden, Cooking Cook, Travelling, Debate-Government, Amazing Race, Job, Weather, Church dan ditutup dengan Cultural Night.
Setiap tema dirancang dengan dinamika yang berbeda-beda dalam setiap kelompok. Tema tersebut dibuat untuk membangun konsep-konsep berpikir dalam diri setiap peserta. Contohnya, tema Family, para tutor meminta para peserta untuk menulis siapa tokoh yang menjadi panutan (role model) mereka di dalam keluarga. Kemudian mereka mempresentasikan tulisan tersebut pada malam hari.
Menariknya, dengan tema ini para tutor menjamin bahwa setiap peserta menulisnya dengan hati. Selain itu, tujuan utama dari setiap tema ini adalah untuk memperkaya perbendaharaan kosakata dari setiap peserta. Untuk itu, para peserta diharuskan untuk selalu membawa kamus sepanjang kegiatan berlangsung.
Animasi Kegiatan yang Menarik
Kegiatan yang padat biasanya membosankan. Namun, tidak terjadi dengan kegiatan English Camp di tahun ini. Agar para peserta tidak hanya berkutat dengan materi terkait tema saja dan kemudian merasa bosan, maka setiap kegiatan selalu diselingi dengan game vocabulary, bernyanyi, bahkan dance bersama. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan situasi belajar yang nyaman dan kondusif bagi para peserta.
“Dengan keadaan belajar yang nyaman dan kondusif, maka ide-ide akan muncul dengan sendirinya,” ujar Pater Todi. Hal ini sungguh tampak dari berbagai kreativitas yang dimunculkan oleh para peserta English Camp 2024.
Kondisi nyaman itu juga membuat para peserta berani tampil berbicara di depan umum. “Saya banyak belajar bukan hanya dari usaha saya sendiri, melainkan juga dari teman-teman lain. Kepercayaan diri khususnya public speaking saya meningkat, sehingga saya semakin berani berbicara di depan banyak orang”, demikian disampaikan oleh Jefrianus Banusu, salah seorang peserta dari tingkat Postulan CMF.
Hal senada juga disampaikan oleh Antonius Veto Nago, salah seorang peserta dari tingkat Aspiran CMF, “Saya berlatih untuk berbicara dengan baik di depan umum dan dapat mempertahankan argumen ketika berdebat. Saya tidak hanya belajar Bahasa Inggris, tetapi juga diajak untuk berpikir kreatif,” ujarnya.
Menanamkan Nilai Persaudaraan
Disamping menambah pengetahuan bagi peserta, kegiatan ini juga berhasil menumbuhkan rasa persaudaraan diantara mereka. Penyelenggara English Camp 2024 tidak mengelompokkan para peserta berdasarkan tingkat kemampuan mereka, tetapi meleburnya menjadi lima kelompok kecil dengan kemampuan Bahasa Inggris yang beragam. Dengan demikian, dalam dinamika kelompok, para peserta menjadi lebih aktif dan saling membantu.
“Secara umum kegiatan ini sukses dan sesuai ekspektasi. Harapan selanjutnya, setiap peserta English Camp tahun mendatang terdorong untuk mempunyai kemauan untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, metode dan dinamika English Camp perlu mendapat perhatian khusus agar memungkinkan semua ekspektasi tersebut terwujud,” tutup Pater Todi. (Laporan Junedi Tamba, Siprianus Manafe, Geri Gizindo Lake dan Fransiskus Xaverius Charlos Lado Hadjon(para aspiran CMF))
Lasiana, Kupang. Dalam rangka menunjang kemampuan soft skill dalam bidang menulis, komunitas Seminari Hati Maria Kupang mengadakan kursus menulis jurnal ilmiah. Kursus ini dilaksanakan dengan bimbingan P. Peter Tan, SVD. Tema yang diusung dalam kursus ini adalah “Writing Practice: Menulis Jurnal Penelitian Dosen dan Mahasiswa”. Kegiatan ini terlaksana selama tiga hari, yakni pada 8-10 Januari 2024, bertempat di Aula Seminari Hati Maria, Kupang.
Dalam kursus yang tersebut, P. Peter Tan, SVD memaparkan materi tentang cara menulis artikel yang benar dan sistematis, defenisi jurnal, manfaat menulis jurnal ilmiah, dan unsur-unsur penting dalam karya jurnal ilmiah.
Tidak hanya memberikan teori semata, P. Peter Tan, SVD juga mengajarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penulisan jurnal. Para fratres diminta untuk menentukan topik, membuat judul, dan menemukan jurnal ilmiah yang sesuai dengan topik dari para peserta yang mau menulis sebuah artikel ilmiah. Setelah menentukan topik dan membuat judul, para peserta diminta untuk menulis pendahuluan dan metode penelitian yang digunakan dalam artikel ilmiah.
Tulisan yang sudah setengah jadi, kemudian dikoreksi oleh P. Peter Tan, SVD selaku mentor menulis jurnal. Setelah dikoreksi, P. Peter Tan, SVD meminta para fratres untuk melanjutkan penulisannya sampai selesai.
Para fratres komunitas SHM mengaku senang dengan proses yang terjadi dalam kursus tersebut. Fr. Kristo Suri, CMF yang menjadi salah satu peserta penulisan jurnal tersebut mengatakan bahwa kursus tersebut sangat membantunya untuk memahami dunia tulis menulis, khususnya dalam hal menulis jurnal.
Semoga kursus ini membantu para frater untuk semakin berkembang dalam dunia tulis-menulis, dan terlebih misi pelayanan Injil ke seluruh dunia.
Lasiana, Kupang. Salah satu ciri hidup seorang misionaris Claretian adalah hidup dari satu tempat ke tempat lain. Cara hidup ini senada dengan yang dikatakan Tuhan sendiri: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Mat 8:20). Sabda yang mengingatkan seorang misionaris yang terus bergerak mengadakan perjalanan perutusan.
Momen tersebut terjadi di Komunitas Claretian House-Kuria. Pada pagi hari, Senin (8/1/2024), mewakili superior komunitas CH-Kuria, P. Nikolaus Ilan, CMF mengadakan acara serah terima jabatan superior kepada P. Kristian Paskalis Cangkung, CMF menjadi superior komunitas CH. Serah terima jabatan superior tersebut dilambangkan dengan pemberian dokumen-dokumen komunitas seperti laporan pertemuan komunitas, kronik komunitas, dan beberapa dokumen penting lainnya.
Sementara itu di malam hari, komunitas mengadakan acara perutusan untuk P. Nikolaus Ilan, CMF dan P. Guntherdius Jefri Nitbani, CMF. P. Niko Ilan, CMF menjalankan perutusan misionernya di Paroki Tanjungbalai, Sumatra utara. Sedangkan P. Gunther Nitbani, CMF diutus ke Paroki Tobadak, Sulawesi Barat.
Momen bahagia perutusan tersebut juga menjadi acara syukur bagi komunitas CH-Kuria yang baru saja memiliki seorang superior baru dan acara syukur ulang tahun P. Gunther Nitbani, CMF.
Acara syukur nan sederhana tersebut dihadiri oleh para saudara dari Komunitas SHM, Komunitas PNC, Komunitas TZYM, para suster MC, dan beberapa tamu undangan.
Selamat bermisi bagi ketiga pater di tempat misi yang baru!
Kupang, NTT. Untuk meningkatkan ketajaman misioner selama menjalani masa TOM (Tahun Orientasi Misi), Prefek Formasi mengadakan pertemuan dan evaluasi bersama para frater TOM. Pertemuan dan evaluasi tersebut diadakan secara online via zoom pada 8-9 Januari 2024. P. Viktor Doddy Sau Sasi, CMF selaku prefek formasi bertindak sebagai moderator selama pertemuan berlangsung.
Tujuan dari pertemuan dan evaluasi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana proses konsolidasi dari setiap frater TOM di tempat misi mereka masing-masing. Dengan demikian, para frater TOM terbantu untuk semakin terlibat dalam melaksanakan misi bersama komunitas di tempat misi masing-masing.
Dinamika pertemuan dengan para frater TOM dibuka dengan lectio divina singkat bersama, kemudian dilanjutkan dengan sedikit kata pengantar dari P. Valens Agino, CMF. Selain itu, ada juga sesi sharing pengalaman dari para frater TOM terkait kehidupan mereka selama menjalani masa TOM tersebut. Pengalaman-pengalaman para frater TOM menjadi pemantik inspirasi untuk berdiskusi dalam pertemuan dan evaluasi. Adapun juga para formator memberikan masukan yang baik bagi para frater TOM dalam menjalani masa TOM kedepannya.
Mereka yang terlibat dalam pertemuan dan evaluasi ini adalah P. Valens Agino, CMF; P. Doddy Sasi, CMF, para formator di rumah-rumah formasi para frater, yakni P. Ferdy Melo, CMF, P. Yohanes Paulus I, CMF, P. Yohanes Dari Salib Jeramu, CMF, P. Yohanes Don Bosko Asmarudin, CMF, P. Damasus Sumardi, CMF; dan para frater TOM yang tersebar di komunitas-komunitas Claretian dan di lembaga-lembaga pendidikan, yakni Fr. Wilfridus Mau, CMF (Tomer Seminari Kisol), Fr. Sirilus Towa, CMF (Tomer Seminari Gabungan Labuan Bajo), Fr. Bernadus Boli (Tomer Mandala), Fr. Dowen Helan, CMF (Tomer Wayun-Palurejo), Fr. Stanislaus Erson, CMF (Tomer Jakarta), Fr. Yanuarius Asan Berek, CMF (Tomer Jakarta), Fr. Armandino A. da Costa (Tomer Fohorem), Fr. Adolfo M. de Deus, CMF (Tomer Lolotoe), Fr. Densi D. Panggo, CMF (Tomer Salele), dan Fr. Emilius Aran, CMF (Tomer Nurobo).
Linamnutu, TTS. Bertepatan dengan Hari Raya Penampakan Tuhan, P. Kristian Paskalis Cangkung, CMF memberkati rumah pastoran di Linamnutu, pada Minggu sore (7/1/2024). Rumah tersebut diberi nama Pondok Claret.
Rumah yang berlokasi di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan tersebut memiliki 1 ruang tamu, 1 kapela, 1 ruang tengah besar sekaligus ruang makan, 3 kamar, dan 1 ruang kerja. Rumah tersebut dibangun setelah rumah sebelumnya yang terbuat dari kayu bebak dilahap si jago merah beberapa waktu lalu.
Rumah ini nantinya akan ditempati oleh P. Adrianus Manek Rusan, CMF dan P. Antonius Moruk, CMF. Dengan bertempat tinggal di rumah tersebut, kedua saudara kita ini akan mengontrol dan mengawasi semua pekerjaan terkait pertanian di Linamnutu dan Bena.
Yang hadir dalam pemberkatan itu adalah Dewan Delegasi Indonesia-Timor Leste, para pater dari komunitas paroki Panite, dan para penggarap yang berdomilisi di Linamnutu.
Semoga dengan pemberkatan rumah baru ini, berkat Tuhan senantiasa tercurah kepada semua yang tinggal di rumah tersebut.
Lasiana, Kupang. Menjalankan perutusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup seorang misionaris Claretian. Untuk itu, dengan dikeluarkannya Inter Nos edisi XXI Desember 2023, maka setiap misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste mesti menjalankan perutusan itu yang ditandai dengan perpindahan dari satu komunitas ke komunitas lain.
Dalam momen inilah, maka komunitas Seminari Hati Maria mengadakan acara perutusan untuk P. Yosep Ferdinandus Melo, CMF dan P. Yohanes Paulus I, CMF. Acara perutusan tersebut diadakan di Halaman Tengah komunitas pada Selasa (2/1/2024).
P. Yanpol I, CMF bergabung dengan komunitas SHM sejak Juni 2023, sedangkan P. Ferdy Melo, CMF sudah menjadi bagian dari komunitas SHM sejak ditahbiskan menjadi imam pada tahun 2008. P. Ferdy Melo, CMF diutus ke Wisma Skolastikat Claretian, Yogyakarta dan P. Yanpol I, CMF diutus ke Biara St. Antonius Maria Claret, Sinaksak.
Dalam rangkaian perutusan ini, juga dilaksanakan acara serah terima jabatan dari superior lama ke superior baru dan dari ekonom lama ke ekonom baru Seminari Hati Maria. Serah terima jabatan ini menunjukkan kontinuitas dan stabilitas dalam kepemimpinan komunitas serta kesinambungan dalam pengelolaan keuangan.
Malam perutusan kedua misionaris ini dihadiri oleh para misionaris dari komunitas PNC, komunitas CH-Kuria, komunitas TZYM, para suster MC, dan beberapa kerabat terdekat.
Perutusan ini merupakan bukti nyata dari semangat dan komitmen delegasi untuk membantu para frater untuk menjadi misionaris yang sejati. Semoga kedua saudara kita ini diberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas baru mereka sebagai formator dan memberikan pengaruh positif bagi para formandi.