Pu’urere, Ende. Forum Kerjasama Komunitas Religious Distrik Ende Lio menggelar sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan serta Peredaran Gelap Narkoba dengan tema “Orang Muda Berkarya Sehat Tanpa Narkoba”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Tarsisius Paroki St. Marinus Pu’urere, Keuskupan Agung Ende pada Minggu (23/3/2025), pukul 10.00 WITA.
Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu dr. Merry Christin Kotten, yang membahas dampak kesehatan akibat penyalahgunaan narkoba, serta Iptu Valerianus V. Pale, Kasat Narkoba Polres Ende, yang memberikan wawasan mengenai dampak penggunaan narkoba bagi kesehatan dan mental serta upaya penegakan hukum dan pencegahan peredaran narkoba di wilayah Ende.
Acara ini dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) utusan dari lingkungan-lingkungan Paroki St. Marinus Pu’urere, Keuskupan Agung Ende, utusan dari OMK Paroki St. Yosep Onekore serta mahasiswa/i Akademi Keperawatan (Akper) Kemenkes Ende. Para peserta tampak antusias mengikuti sesi diskusi dan tanya jawab, yang memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai bahaya narkoba serta peran generasi muda dalam melawan peredarannya.
Dalam sambutannya, perwakilan Forum Kerjasama Komunitas Religious Distrik Ende Lio menekankan pentingnya peran komunitas religius dan kaum muda dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas narkoba. “Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Dengan menjauhi narkoba, kita bisa berkarya dan membangun kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
Sosialisasi ini diakhiri dengan komitmen bersama dari para peserta untuk menolak narkoba dan menyebarkan edukasi kepada lingkungan sekitar. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam membangun kesadaran akan bahaya narkoba, khususnya di kalangan generasi muda di Ende.
#Salam orang muda #Tolak Narkoba (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Vikar Komunitas Claretian Pu’urere)
Kupang, Indonesia. Sebagai bentuk partisipasi dalam upaya global untuk mencintai bumi, komunitas-komunitas Claretian Indonesia-Timor Leste kembali menyelenggarakan kegiatan Earth Hour 2025. Kegiatan ini, yang berlangsung pada hari Sabtu malam (22/3/2025), mengajak semua pihak untuk mematikan lampu selama satu jam, dari pukul 20:30 hingga 21:30 waktu setempat.
Earth Hour adalah sebuah program yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dan didukung oleh PBB serta Claretian NGO at UN, dengan tujuan utama untuk menghemat penggunaan listrik dan mengurangi jejak karbon global. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi lingkungan dan bumi sebagai rumah bersama yang harus dijaga.
Para anggota komunitas Claretian Indonesia-Timor Leste turut ambil bagian dalam kegiatan ini dengan penuh semangat. Selama satu jam, mereka mematikan lampu rumah di komunitas masing-masing dan berpartisipasi dalam momen refleksi untuk merenungkan kontribusi yang dapat mereka berikan terhadap pelestarian alam.
Kegiatan Earth Hour ini tidak hanya tentang mematikan lampu, tetapi juga tentang menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga bumi dan mengurangi konsumsi energi yang berlebihan. Meskipun hanya berlangsung selama enam puluh menit, tetapi gerakan ini bisa menjadi titik awal bagi semua insan untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Sebagai bagian dari gerakan ini, komunitas-komunitas Claretian yang tersebar di Indonesia dan Timor Leste melaksanakan kegiatan ini dengan mengajak semua anggota komunitas untuk bersama-sama merasakan dampak positif dari kebiasaan kecil yang dapat dilakukan sehari-hari guna menjaga kelestarian bumi.
Dengan partisipasi aktif dari komunitas-komunitas di Indonesia dan Timor Leste, kegiatan Earth Hour 2025 diharapkan dapat terus memperkuat komitmen global untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung upaya-upaya mitigasi perubahan iklim.
Melata, Kalimantan Tengah. Hidup adalah serangkaian pilihan. Setiap hari, kita dihadapkan pada berbagai kemungkinan antara yang baik, yang lebih baik, dan yang terbaik. Namun, dalam dunia yang semakin sibuk ini, sering kali kita terjebak dalam rutinitas tanpa menyadari bahwa kita mungkin telah memilih hal-hal yang mengalihkan kita dari yang paling utama. Masa Prapaskah mengundang kita untuk kembali melihat hati kita, merenungkan pilihan-pilihan kita, dan bertanya dengan jujur: Apakah aku telah memilih yang terbaik, yaitu Tuhan sendiri?
Situasi inilah yang melatari berkumpulnya Orang Muda Katokik (OMK) se-Paroki Mater Dei Melata untuk mengadakan rekoleksi Prapaskah pada 15-16 Maret 2025. Tema yang direnungkan adalah “Memilih yang Terbaik”, yang terinspirasi dari teks Injil Lukas 10:38-42.
Rekoleksi tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua DPP Paroki Mater Dei Melata, yang dalam sambutannya menekankan bahwa rekoleksi ini bukan hanya sekadar momen pertemuan, tetapi sebuah kesempatan untuk menanamkan nilai iman yang lebih dalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Rekoleksi Prapaskah: Memilih yang Terbaik
Rekoleksi tersebut dibawakan oleh Fr. Firminus Deo, CMF. Melalui teks Injil yang direnungkan, TOM-er Melata ini mengajak para peserta untuk belajar dari kisah Maria dan Marta, dua saudari yang menerima Yesus di rumah mereka. Sementara Marta sibuk melayani, Maria memilih untuk duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan-Nya. Ketika Marta mengeluh, Yesus menjawab dengan penuh kasih, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya.”
Fr. Firminus Deo, CMF juga menjelaskan bahwa kisah Maria dan Marta bukan sekadar tentang aktivitas dan keheningan, tetapi tentang prioritas dalam hidup. Marta tidak salah dalam melayani, tetapi dia kehilangan hati yang tenang dan terarah kepada Yesus. Di sisi lain, Maria menunjukkan bahwa berada dekat dengan Tuhan adalah hal yang paling utama.
Menurutnya, kisah Maria dan Marta sangat relevan bagi kaum muda saat ini. Dalam kesibukan dunia modern, banyak orang muda yang terjebak dalam kesibukan yang tidak selalu bermakna, baik itu dalam studi, pekerjaan, media sosial, maupun hiburan. Tanpa disadari, mereka menjadi seperti Marta sibuk, tetapi lupa menyisihkan waktu untuk Tuhan. Atas dasar inilah Fr. Firminus Deo, CMF mengajak peserta rekoleksi untuk memberi waktu untuk duduk di kaki Tuhan seperti Maria dan mengajak mereka untuk memilih kegiatan-kegiatan yang terbaik. Para peserta pun diajak untuk memilih waktu berdoa lebih banyak, mengurangi gangguan yang membuat mereka sendiri jauh dari Tuhan, lebih peduli kepada sesama melalui tindakan kasih, dan membuka hati untuk mendegarkan suara Tuhan dalam keheningan.
Setelah sesi refleksi, para peserta diajak untuk memasuki momen hening, di mana mereka diberi kesempatan untuk merenungkan kembali pilihan-pilihan hidup mereka selama ini. Dalam suasana yang tenang, mereka menuliskan komitmen kecil yang akan mereka lakukan selama Prapaskah ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Banyak peserta yang tersentuh oleh sesi ini. Ada yang menyadari bahwa mereka terlalu sibuk dengan dunia luar hingga lupa berdoa, ada yang merasa perlu memperbaiki hubungan dengan keluarga, dan ada yang bertekad dan berkomitmen untuk lebih aktif dalam pelayanan Gereja.
Selain berefleksi bersama, rekoleksi Prapaskah OMK Paroki Melata juga disegarkan dengan icebreaking yang dipandu oleh ketua OMK. Icebreaking ini bertujuan untuk mempererat kebersamaan dan membangun semangat persaudaraan antar peserta. Gelak tawa dan sukacita memenuhi ruangan, mencerminkan kebahagiaan dalam kebersamaan sebagai komunitas yang beriman.
Misa Penutup
Sebagai puncak rekoleksi, pada Minggu, 16 Maret 2025, seluruh peserta mengikuti Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Paroki, P. Jefryyanus Ulu, CMF. Dalam homilinya, Pastor mengajak setiap orang muda untuk benar-benar menerapkan pesan rekoleksi ini dalam kehidupan sehari-hari—bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai gaya hidup dalam mengutamakan Tuhan di atas segalanya.
Rekoleksi ini menjadi kesempatan berharga bagi OMK untuk semakin mengenali diri, memperdalam relasi dengan Tuhan, dan meneguhkan komitmen dalam memilih yang terbaik. Semoga setiap langkah yang diambil setelah ini menjadi langkah yang semakin dekat kepada Kristus, Sang Kebaikan Sejati. Semoga masa Prapaskah ini menjadi awal perjalanan baru bagi setiap OMK, di mana mereka semakin berani berkata dalam hidup mereka: “Aku memilih yang terbaik, aku memilih Tuhan.” (Kontributor P. Jefryyanus Ulu, CMF, Pastor Paroki Mater Dei Melata dan Fr. Firminus Deo, CMF, TOM-er Paroki Mater Dei Melata)
Kupang, Indonesia. Pada Rabu (12/3/2025), Claretian Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste kembali mengadakan kursus online bagi para religius yuniorat. Tema yang diangkat dalam kursus kali ini adalah “Persahabatan dalam Hidup Membiara”. Kursus ini dipandu oleh Sr. Marlisa, CB, seorang formator di rumah formasi CB Binilaka, Kupang.
Memulai tema ini, Sr. Marlisa, CB menekankan bahwa asas dan dasar dari hidup panggilan serta persahabatan religius adalah kasih Allah. Persahabatan dalam hidup membiara bukanlah persahabatan biasa, tetapi sebuah relasi yang unik dan khas, yang hanya bisa dialami oleh pribadi yang telah mengikrarkan kaul kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan.
Dengan begitu, beliau mengharapkan agar persahabatan selibat yang dijalani oleh para religius perlu diarahkan dengan baik agar sejalan dengan panggilan hidup mereka. Persahabatan ini bukan hanya untuk saling mendukung dalam perjalanan spiritual, tetapi juga sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Baginya, sahabat sesama religius dalam hidup membiara adalah anugerah Allah yang memperkaya perjalanan panggilan seorang religius.
Salah satu kunci penting bagi para religius adalah hidup doa. Sr. Marlisa, CB menekankan aspek doa ini agar pertama-tama seorang religius perlu membangun hubungan pribadi dengan Tuhan sebagai bagian paling penting dalam hidup panggilan. Menurutnya, seorang religius seharusnya akan relasi dengan Kristus dan memancarkan relasi tersebut kepada semua orang. Dengan demikian, seorang religius akan dengan penuh sukacita membagikan cinta kasih Kristus kepada sahabat-sahabatnya. Persahabatan dengan semua orang, termasuk persahabatan selibat pun akan memperoleh potensi yang amat kaya bagi hdiup pribadi religius, pelayan dan kesatuan dalam komunitas.
Kursus ini diikuti dengan antusias oleh para religius yunior dari berbagai Kongregasi dan tarekat, yakni CMF, CB, BHK, MN, SDP, INSC, SPM, RVM, RCM, BSMC, dan CSV. Para peserta ini memiliki niat untuk lebih mendalami dan menghayati makna persahabatan dalam konteks hidup membiara.
Melalui kursus ini, para peserta diharapkan dapat semakin memperkaya relasi persahabatan mereka dalam hidup selibat, serta semakin menyadari pentingnya kasih Allah dalam setiap langkah perjalanan panggilan mereka. Kursus ini menjadi salah satu langkah penting dalam pembinaan religius yunior, memperdalam penghayatan spiritual, dan membentuk relasi yang sehat serta saling mendukung di dalam komunitas dan di luar komunitas.
Tabak Kanilan, Barito Selatan. Dalam rangka menyongsong ulang tahun pertama pendeklarasian sebagai paroki pada 8 April 2025 mendatang, Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan menggelar kegiatan pembagian bibit tanaman pohon berbuah. Kegiatan ini berlangsung di Stasi Kayumban pada Senin (10/3/2025) dan dipimpin langsung oleh P. Kristian Dodok, CMF, selaku pastor paroki Tabak Kanilan, bersama bapak Kecewaciano selaku ketua PSE Paroki Tabak Kanilan.
Selain bertujuan menyongsong ulang tahun paroki, kegiatan pembagian bibit tanaman juga menyasar pada usaha membangun kesadaran dan kepedulian umat terhadap lingkungan alam. Untuk itu, PSE Paroki menjalin kerjasama dengan komisi PSE Keuskupan Palangkaraya untuk pengadaan bibit dan produksi tanaman-tanaman berbuah jangka panjang.
Bibit tanaman yang dibagikan kepada umat antara lain bibit pohon durian, mangga, kelengkeng, dan jeruk. Sebanyak 70 bibit tanaman tersebut dibagikan kepada umat dan sebanyak 90 bibit ditanam di lahan kebun milik umat yang telah disetujui oleh PSE Paroki. Jenis-jenis tanaman ini dipilih dengan cermat, mengingat manfaat jangka panjang dalam mendukung ketahanan pangan dan ketahanan lingkungan.
Program ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yaitu pengadaan dan produksi ternak babi yang sudah dikembangkan oleh umat. Kini porgram produksi ternak babi semakin dirasakan hasilnya oleh umat.
Semoga dengan gebrakan-gebrakan pastoral ini, umat paroki Tabak Kanilan semakin sejahtera, mandiri dan memahami arah pastoral Gereja dalam upaya mewujudkan kesejahteraan umat.
Sebagai informasi, Paroki St. Antonius Maria Claret dideklarasi menjadi paroki pada 8 April 2024 yang lalu oleh Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF. Setelah hampir setahun berstatus sebagai paroki, ada begitu banyak perkembangan yang telah dirasakan umat. Di antaranya pelayanan pastoral yang berkembang dalam bidang spiritual, liturgi, kerasulan kategorial, penataan kepengurusan paroki, manajemen organisasi kategorial, manajemen keuangan, manajemen adminsitrasi, dan lain sebagainya. Perkembangan dalam bidang-bidang ini menjadi wadas kokoh dalam mewujudkan kemandirain paroki di masa depan. (Kontributor P. Robertus Darvino Karno, CMF, Pastor Rekan Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan)
Aimutin, Dili. Paroki São José Aimutin mengadakan kegiatan perlombaan dalam rangka menyongsong Pesta Pelindung Paroki yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2025 mendatang. Dalam rangka kegiatan tersebut, pada Minggu (9/3/2025), umat se-paroki berkumpul untuk memulai serangkaian kegiatan yang dimeriahkan dalam berbagai macam lomba. Beberapa lomba yang dilaksanakan, yakni lomba baca Kitab Suci, lomba Mazmur, lomba Paduan Suara, dan lomba Tarian Budaya.
Dalam perayaan ini, Paroki São José Aimutin mengusung tema Servi ho Domin no Fiar (Melayani dengan cinta dan iman). Pembukaan perlombaan ini diikuti oleh segenap umat yang tersebar di 17 wilayah dalam Paroki São José Aimutin. Umat mengikuti kegiatan ini dengan antusiasme tinggi. Perlombaan ini bertujuan mempererat tali persaudaraan di antara umat.
Pada seremoni pembukaan perlombaan, P. Helio Castro Alves, CMF selaku Pastor Paroki Administrator São José Aimutin, memberikan pesan penting kepada seluruh peserta yang hadir. Beliau mengingatkan bahwa tujuan utama perlombaan dalam paroki bukanlah untuk mencari pemenang atau sekadar mencari penampil terbaik, melainkan untuk membangun pesaudaraan dan cinta kasih di antara umat, sebagaimana teladan St. Yoseph yang menunjukkan cinta kasih yang besar dengan menjaga dan melindungi Bunda Maria dan Tuhan Yesus.
Selain itu, P. Benediktus Nuwa, CMF, selaku ketua panitia, mengajak untuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan paroki ini dengan penuh sukacita, penuh cinta, dan penuh tanggungjawab. Beliau sangat mengharapkan agar perlombaan ini memberikan makna tersendiri yang mampu mengembangkan iman umat paroki.
Kegiatan perlombaan ini mendapat sambutan hangat dari umat Paroki São José Aimutin. Umat sangat antusias, baik untuk berpartisipasi dalam lomba maupun untuk merayakan makna perlombaan itu sendiri.
Perlombaan ini diharapkan dapat mempererat ikatan persaudaraan antar umat se-paroki, serta menjadi langkah awal yang penuh semangat dalam menyongsong Pesta Pelindung Paroki São José Aimutin pada 1 Mei 2025 mendatang. (Kontributor Dkn. Albinus Boleng Lonek, CMF, Asisten Ekonom Komunitas Claretian (CMF) Aimutin)