Aimutin, Dili. Orang muda Katolik (OMK) atau Foinsae Katolik (Foska) Paroki São José Aimutin mengadakan kegiatan ziarah orang muda dengan mengandeng kegiataan rohani lainnya seperti jalan salib orang muda dan rekoleksi Prapaskah (Quaresma). Kegiatan dilakasanakan di Foho Golgota atau bukit Golgota pada Sabtu (29/3/2025).
Dalam kegiatan ini ada begitu banyak orang muda yang turut ambil bagian dalam momen berahmat ini. Kegiatan ini diprakasai oleh anak-anak Muda Claretian atau Claret Way Paroki São José Aimutin dengan melibatkan semua kelompok-kelompok kategorial paroki seperti THS-THM, Akolitus, Escuteros dan JBK. Ziarah orang muda ini mengusung tema “Mengenal, Mencintai, Melayani dan Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran”. Tema tersebut lahir dari permenungan yang mendalam orang-orang muda yang terinsipirasi dari sosok St. Antonius Maria Claret.
Kegiatan ini turut diikuti juga oleh P. Helio Castro Alves, CMF selaku pastor Administrator Paroki São José Aimutin. Dalam pesan perutusan dan berkat penutup, beliau menegaskan bahwa 14 stasi jalan salib yang kita renungankan menjadi implementasi terdalam dari tema rekoleksi dan ziarah orang muda kita. Orang-orang muda perlu membawa pesan-pesan cinta Allah ini kepada semua orang yang dijumpai.
Dalam momen yang sama, P. Helio Castro Alves, CMF menambahkan, pengalaman berada di puncak Foho Golgota, pada perhentian ke 14 layaknya pengalaman yang dialami oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus dalam kisah Transfigurasi. Namun, orang-orang muda perlu “turun” kembali ke Yerusalem-kenyataan dan tidak tinggal dalam kenyaman dan keindahan puncak Foho Golgota.
“Kehidupan nyata sedang menanti kita. Pergilah dan sebarkan kasih Tuhan dengan mengenal, mencintai, melayani dan menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran”, tandasnya. (Kontributor Dkn. Albinus Boleng Lonek, CMF, Anggota Komunitas Claretian (CMF) Aimutin)
Tabak Kanilan, Barito Selatan. Dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Paskah 2025, OMK Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan menggelar kegiatan rekoleksi dan Ekaristi Kaum Muda (EKM) yang berlangsung pada hari Jumat (28/3/2025). Kegiatan ini berlangsung di Gereja Katolik Stasi St. Yohanes Kayumban. Jumlah peserta yang hadir dalam rekoleski dan EKM ini sebanyak 52 orang. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan spiritualitas kaum muda terutama spiritualitas pertobatan.
Di bawah tema “Bertolaklah ke Tempat yang Lebih Dalam” (Luk 5:4) Fr. Sebastianus Julian Harjoni, CMF selaku pemateri mengingatkan kepada segenap kaum muda yang hadir akan sikap kepedulian Yesus terhadap para murid yang kecewa karena semalaman tidak menangkap ikan. “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam” adalah sebuah seruan transformatif untuk melihat kedalaman iman dan merenungkan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Di masa Prapaskah ini Tuhan mengajak kita untuk Bertolak ke tempat yang lebih dalam agar kita mampu menemukan Kasih Allah yang begitu besar dalam hidup kita.
Point-point materi permenungan tersebut sangat memotifasi seluruh OMK yang hadir dalam memaknai masa muda mereka. Masa muda adalah masa yang membahagiakan dan penuh daya. Dalam Seruan Apostolik Chistus Vivit, Paus Fransiskus mengatakan bahwa orang-orang muda memiliki energi, kreatifitas dan impian-impian.
Dengan kata-kata ini kaum muda diminta untuk memperjuangkan kehidupan yang maksimal-bukan hidup yang minimalis. Yesus meminta murid-murid “bertolak ke tempat yang dalam” tidak hanya dilihat sebagai suatu perintah untuk berpindah posisi dari pinggiran ke tengah danau. Tetapi di balik kata-kata tersebut, Yesus ingin para murid semakin masuk dalam misteri-Nya dan mengenal Dia secara mendalam. Kata-kata ini juga ditujukan kepada orang-orang muda.
Dalam Christus Vivit Paus Fransiskus mengajak kaum muda untuk berani meninggalkan diri-keluar dari diri dan “bertolak ke tempat yang lebih dalam”-menjumpai realitas kehidupan yang mahaluas dan dalam. Orang muda harus “berani meninggalkan tepian danau yang dangkal dan supaya keruh bisa menangkap banyak ikan.” Sebagai orang muda yang energik, kita harus meninggalkan hidup yang minimalis dan mempejuangkan hidup yang maksimal.
Kegiatan rekoleksi ini digabungkan juga dengan Jalan Salib bersama dengan umat pukul 11.00 dan diakhiri dengan Ekaristi bersama. Seluruh peserta yang hadir mengikutinya dengan baik. Uniknya, pernyataan tobat dalam Perayaan Ekaristi dilakukan dengan simbolisasi pembakaran dosa di mana para peserta menulis dosa-dosanya dalam secarik kertas dan dibakar pada kuali yang telah disiapkan oleh panitia. Moment ini diselingi dengan instrument liturgis yang membuat suasana hati para peserta menjadi hikmat dan penuh haru.
Dalam Perayaan Ekaristi, P. Robertus Darvino Karno, CMF merefleksikan bahwa “bertolak ke tempat yang lebih dalam” berarti “suatu perjalanan spiritual untuk berlangkah menuju ke pusat kehidupan yakni Allah sendiri” yang merupakan sumber dan puncak kehidupan manusia. Sebagai sumber, Allah merupakan asal mula kehidupan dan Pemberi rahmat. Sedangkan sebagai puncak Allah adalah tujuan akhir perjalanan hidup manusia.
Selain perjalanan spiritual P. Vino, demikian sapaannya, juga merefleksikan bahwa “bertolak ke tempat yang lebih dalam” berarti “sebuah keberanian untuk keluar dari diri sendiri demi memperjuangkan taraf hidup yang lebih berkualitas.” Itulah tempat yang dalam. Orang muda mesti menggunakan segala kekuatan untuk bertolak tempat yang dalam tersebut. Untuk berjalan mendekati Allah ada saatnya mereka perlu menepi dan mengambil jeda sejenak. Sebab hanya dalam keheningan seseorang dapat merenungkan kasih Allah yang selalu mengalir tiada hentinya.
Karena itu, rekoleksi ini adalah sebuah kesempatan untuk sejenak merenung bersama Yesus dan menyiapkan hati untuk berlangkah dengan penuh keyakinan ke tempat yang lebih dalam. Moment ini juga adalah kesempatan berahmat untuk mengubah dan menata diri agar menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Dalam Laudato Si, Paus Fransiskus mengingatkan kaum muda untuk berani melakukan perubahan gaya hidup karena mereka merupakan agen perubahan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Keberanian untuk melakukan pertobatan adalah suatu sikap kedewasaan iman yang membuat seseorang semakin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mampu menerima diri dan memahami segala realitas kehidupannya dengan hati dan pikiran yang bijak.
Saudari Atik (OMK stasi Ruhing Raya) meluapkan isi hatinya dengan mengatakan bahwa rekoleksi dan EKM ini adalah sebuah kesempatan untuk membaharui diri dan memperdalam iman. Tema rekoleksi yang direnungkan membuat saya sadar bahwa ternyata Allah menjadikan saya sebagai sarana untuk mewartakan Sabda-Nya dan menjadi tanda kasih Allah kepada sesama.
Saudari Erma (OMK pusat paroki) mengungkapkan bahwa materi rekoleksi ini sangat mendalam karena memiliki makna perutusan. OMK ajak untuk berani meninggalkan zona nyaman untuk ikut serta dalam memajukan Gereja di zaman modern ini. Sedangkan ibu Levi (ketua umat stasi Kayumban) mengucapkan terima kasih kepada OMK yang telah memilih stasti Kayumban sebagai tempat rekoleksi dan EKM. Kehadiran OMK memberi warna tersendiri bagi stasi Kayumban. Ibu Levi berpesan agar OMK menjalani tugas tugas mulia Gereja dengan setia-walaupun berat, teruslah berjuanglah hingga berbuah.
Kegiatan rekoleksi dan EKM ini juga dibuat untuk mempererat tali persaudaraan di antara sesama OMK paroki Tabak Kanilan. Dua minggu sebelum kegiatan ini dilaksanakan pengurus inti OMK membentuk panitia kecil. Dari hasil pemilihan, saudari Claudia (OMK stasi Kayumban) dipilih menjadi ketua pelaksana dan dibantu oleh saudari Atik, selaku sekretaris OMK, untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan terutama berkaitan dengan surat menyurat dan izinan pengurus Gereja setempat.
Untuk menyukseskan kegiatan ini, setiap peserta dibebankan kontibusi dengan nominal Rp. 10.000 dan beras satu muk. Umat stasi Kayumban sangat mendukung kegiatan ini. Ibu Levi selaku ketua umat menyampaikan sejak awal bahwa umat Kayumban siap menerima kedatangan OMK ke stasi Kayumban. Bentuk dukungan mereka diwujudkan dengan menyiapkan snack dan makanan ala kadarnya.
Antusiasme ini menunjukkan bahwa OMK paroki Tabak Kanilan memiliki semangat spiritual yang baik dan jiwa kekompakan dalam memanejemen kegiatan-kegiatan kaum muda. Melihat antusiasme tersebut, P. Vino memotivasi mereka dengan menyampaikan bahwa paroki Tabak Kanilan yang baru berumur satu tahun membutuhkan semangat dan pengurbanan kaum muda. Orang muda adalah kekuatan dan harapan paroki ke depan. Karena itu milikilah dan cintailah paroki ini sebagai rumah kalian bersama. (Kontributor P. Robertus Darvino Karno, CMF, Pastor Rekan Paroki St. Antonius Maria Claret Tabak Kanilan)
Pu’urere, Ende. Orang Muda Katolik (OMK) AMC Sanmare mengadakan Rekoleksi Prapaskah dengan tema “Bumi Rumah Kita Bersama: Dipanggil untuk Menjaga, Bukan Merusak”. Rekoleksi yang dilaksanakan pada Jumat (28/3/2025) itu diikuti oleh 70-an peserta dan dilaksanakan di Pantai Batu Cincin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak kaum muda menyadari tanggung jawab mereka dalam menjaga lingkungan sebagai bagian dari pertobatan ekologis.
Rekoleksi dimulai dengan Jalan Salib, yang dilakukan dari jalan utama menuju pantai. Sepanjang perjalanan, para peserta merenungkan penderitaan Yesus yang dikaitkan dengan penderitaan bumi akibat eksploitasi dan pencemaran lingkungan. Jalan Salib ini menjadi momen refleksi mendalam bagi para peserta untuk menyadari peran mereka dalam menjaga alam.
Setibanya di pantai, rekoleksi dilanjutkan dengan renungan tentang pentingnya pertobatan ekologis. Peserta diajak untuk memahami bahwa pertobatan tidak hanya berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan ciptaan-Nya. Renungan ini diakhiri dengan sakramen pengakuan dosa, yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertobat, termasuk atas kelalaian mereka dalam menjaga lingkungan.
Sebagai bentuk aksi nyata, para peserta kemudian mengikuti dinamika membersihkan pantai dalam bentuk game mengumpulkan sampah plastik terbanyak. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kesadaran akan kebersihan lingkungan, tetapi juga membangun semangat kebersamaan. Peserta yang berhasil mengumpulkan sampah plastik terbanyak mendapatkan hadiah sebagai bentuk apresiasi.
Seluruh rangkaian rekoleksi ditutup dengan Perayaan Ekaristi ekologis. Meskipun hujan mengguyur, peserta tetap khusyuk mengikuti misa hingga selesai. Hujan yang turun justru menjadi simbol berkat dan penyucian, mengingatkan semua yang hadir bahwa alam adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga.
Rekoleksi ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Mereka tidak hanya mendapat pembinaan spiritual, tetapi juga semakin sadar akan panggilan mereka sebagai penjaga lingkungan. Ini bukan sekadar rekoleksi biasa, tetapi panggilan untuk berubah.
Dengan kegiatan ini, OMK-AMC Sanmare berharap dapat terus menginspirasi kaum muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menjadikan pertobatan ekologis sebagai bagian dari hidup mereka sehari-hari. (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Vikar Komunitas Claretian Pu’urere)
Kupang, Indonesia. Pada hari yang penuh sukacita ini, tepat pada perayaan Hari Raya Kabar Sukacita, Kongregasi Misionaris Claretian di Indonesia-Timor Leste memulai sebuah sejarah penting. Setelah sekian lama berstatus sebagai Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste, terhitung sejak tanggal 25 April 2005, kini Claretian Indonesia-Timor Leste resmi menjadi sebuah provinsi baru. Provinsi ini diberi nama PROVINSI AVE MARIA. Dua kata pertama dalam sapaan Malaikat Gabriel kepada Santa Perawan Maria untuk menyampaikan Kabar Sukacita kelahiran Yesus Kristus sebagai KABAR GEMBIRA itu sendiri, diambil untuk menjadi nama provinsi.
Deklarasi pendirian Provinsi Ave Maria ini menandai babak baru bagi perjalanan Kongregasi Claretian di Indonesia dan Timor Leste. Keputusan ini secara resmi diumumkan oleh pimpinan tinggi Kongregasi Misionaris Claretian dalam Dekrit yang ditandatangani oleh P. Mathew Vattamattam, CMF, selaku Pemimpin Tertinggi Kongregasi saat ini.
Perubahan status ini juga dimaknai sebagai langkah besar untuk mempertegas semangat misioner para Claretian dalam menjalankan misi yang dipercayakan kepada mereka. Kelahiran Provinsi Ave Maria ini diharapkan dapat memberi semangat baru bagi seluruh anggota Kongregasi Misionari Claretian, dan membawa kabar sukacita bagi seluruh umat yang dilayani.
Deklarasi yang dilaksanakan dalam ruang virtual ini dimoderasi oleh P. Viktor Doddy Sau Sasi, CMF. Dalam pertemuan tersebut, dibacakan Dekrit Deklarasi Pendirian Provinsi Ave Maria dan Surat Keputusan untuk Provinsial dan Dewan Provinsial beserta penunjukkan Sekretaris Provinsial. Keputusan ini berlaku hingga diadakannya Kapitel Provinsi yang pertama.
P. Valens Agino, CMF selaku Provinsial yang baru mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang sudah bekerja keras dalam mewujudkan impian pendirian provinsi baru. Beliau juga berharap agar semua misionaris yang sedang bermisi di Indonesia dan Timor Leste mau bersinergi untuk menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Kongregasi.
Adapun beberapa misionaris yang juga menyampaikan uneg-uneg sukacita mereka. Di antaranya P. Anselmus Baru, CMF; Br. Paulinus Besin Manek, CMF; P. Urbanus Sedu, CMF; dan P. Yoseph Ferdinandus Melo, CMF juga mengutarakan rasa sukacita mereka atas pendirian provinsi baru ini. Tak lupa pula, mereka mengucapkan rasa terima kasih kepada Dewan Delegasi yang lama yang telah bekerja keras untuk menganimasi segala sesuatu menyambut kelahiran provinsi baru.
Deklarasi ini dihadiri oleh hampir seluruh Claretian di berbagai tempat misi di Indonesia dan Timor Leste. Tidak ketinggalan pula para Claretian yang saat ini sedang bermisi di Filipina, Australia, Afrika, Madagaskar, Eropa, dan Amerika Latin turut larut dalam sukacita deklarasi provinsi baru. Semuanya bersukacita atas kabar sukacita ini.
Semoga semangat Kabar Sukacita ini mengiringi perjalanan panjang Provinsi Ave Maria dalam menyebarkan Kabar Sukacita surgawi di tengah dunia, sebagaimana peran Malaikat Gabriel yang menyampaikan Kabar Sukacita; sekaligus berperan seperti Perawan Maria yang menyimpan dan membawa Sabda itu.
Profisat untuk Provinsi Ave Maria! Salam “Ave Maria”!
Pu’urere, Ende. Forum Kerjasama Komunitas Religious Distrik Ende Lio menggelar sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan serta Peredaran Gelap Narkoba dengan tema “Orang Muda Berkarya Sehat Tanpa Narkoba”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Tarsisius Paroki St. Marinus Pu’urere, Keuskupan Agung Ende pada Minggu (23/3/2025), pukul 10.00 WITA.
Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu dr. Merry Christin Kotten, yang membahas dampak kesehatan akibat penyalahgunaan narkoba, serta Iptu Valerianus V. Pale, Kasat Narkoba Polres Ende, yang memberikan wawasan mengenai dampak penggunaan narkoba bagi kesehatan dan mental serta upaya penegakan hukum dan pencegahan peredaran narkoba di wilayah Ende.
Acara ini dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) utusan dari lingkungan-lingkungan Paroki St. Marinus Pu’urere, Keuskupan Agung Ende, utusan dari OMK Paroki St. Yosep Onekore serta mahasiswa/i Akademi Keperawatan (Akper) Kemenkes Ende. Para peserta tampak antusias mengikuti sesi diskusi dan tanya jawab, yang memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai bahaya narkoba serta peran generasi muda dalam melawan peredarannya.
Dalam sambutannya, perwakilan Forum Kerjasama Komunitas Religious Distrik Ende Lio menekankan pentingnya peran komunitas religius dan kaum muda dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas narkoba. “Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Dengan menjauhi narkoba, kita bisa berkarya dan membangun kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
Sosialisasi ini diakhiri dengan komitmen bersama dari para peserta untuk menolak narkoba dan menyebarkan edukasi kepada lingkungan sekitar. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam membangun kesadaran akan bahaya narkoba, khususnya di kalangan generasi muda di Ende.
#Salam orang muda #Tolak Narkoba (Kontributor P. Kristoforus Landur, CMF, Vikar Komunitas Claretian Pu’urere)
Kupang, Indonesia. Sebagai bentuk partisipasi dalam upaya global untuk mencintai bumi, komunitas-komunitas Claretian Indonesia-Timor Leste kembali menyelenggarakan kegiatan Earth Hour 2025. Kegiatan ini, yang berlangsung pada hari Sabtu malam (22/3/2025), mengajak semua pihak untuk mematikan lampu selama satu jam, dari pukul 20:30 hingga 21:30 waktu setempat.
Earth Hour adalah sebuah program yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dan didukung oleh PBB serta Claretian NGO at UN, dengan tujuan utama untuk menghemat penggunaan listrik dan mengurangi jejak karbon global. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi lingkungan dan bumi sebagai rumah bersama yang harus dijaga.
Para anggota komunitas Claretian Indonesia-Timor Leste turut ambil bagian dalam kegiatan ini dengan penuh semangat. Selama satu jam, mereka mematikan lampu rumah di komunitas masing-masing dan berpartisipasi dalam momen refleksi untuk merenungkan kontribusi yang dapat mereka berikan terhadap pelestarian alam.
Kegiatan Earth Hour ini tidak hanya tentang mematikan lampu, tetapi juga tentang menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga bumi dan mengurangi konsumsi energi yang berlebihan. Meskipun hanya berlangsung selama enam puluh menit, tetapi gerakan ini bisa menjadi titik awal bagi semua insan untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Sebagai bagian dari gerakan ini, komunitas-komunitas Claretian yang tersebar di Indonesia dan Timor Leste melaksanakan kegiatan ini dengan mengajak semua anggota komunitas untuk bersama-sama merasakan dampak positif dari kebiasaan kecil yang dapat dilakukan sehari-hari guna menjaga kelestarian bumi.
Dengan partisipasi aktif dari komunitas-komunitas di Indonesia dan Timor Leste, kegiatan Earth Hour 2025 diharapkan dapat terus memperkuat komitmen global untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung upaya-upaya mitigasi perubahan iklim.